Mengingat waktu hampir memasuki tengah malam, jalanan pun semakin sunyi. Cuma kedengeran sayup-sayup suara jangkrik dan bunyi tuuuuuut dari gerobak si abang putu. Oiya, jangan lupa sama hp Joy yang daritadi geter-geter nampilin nama Chanyeol di sana.
Kalau Joy sibuk makanin kue putu, beda sama Taehyung yang lagi asik nepukin badannya yang abis digerogotin nyamuk.
"Cepetan deh makannya. Gue capek dicupangin nyamuk terus." Omel Taehyung sambil ngelirik Joy sinis.
Joy balik ngelirik Taehyung tidak kalah sinis. "Lo mau lidah gue kebakar? Gatau aja lo nih gula merah panasnya kaya api neraka."
Abis ngomong gitu, Joy kembali makanin kue putu yang baru aja dianterin si abang. Entah udah berapa porsi yang cewek itu abisin sendiri. Sedangkan Taehyung Cuma ngeliatin Joy yang kayanya menikmati banget ngunyah kue putu dimulutnya sambil sesekali mangap-mangap karena kepanasan.
"Kenapa sih liatin gue? lo mau?."
Joy nyodorin kue putu yang sisa setengah abis dia gigit. Taehyung cepet-cepet gelengin kepalanya.
"Gue nggak suka. Kemanisan."
Sambil mangut-mangut Joy lanjut masukin potongan putu tadi kedalam mulutnya lalu lanjut ngomong. "Berarti lo nggak suka gue dong."
Salah satu alis cowok itu langsung naik. "maksudnya?."
"Kan gue manis." Kata Joy sambil senyum lebar.
Taehyung nggak kembali nanggepin omongan Joy. Cowok itu Cuma diem merhatiin Joy dengan seksama. Sampai akhirnya cewek itu berhenti senyum karena males liat muka Taehyung yang datar pake banget.
"Bang saya mau—"
"Nggak usah dikasihin lagi bang."
Joy langsung mendelik. "Apasih? Gue bayar pake uang gue kok ini."
Taehyung ngehela napas pelan. "Gue nggak bahas itu."
"Terus apa?."
"Lo daritadi nyuekin gue. padahal katanya lo mau ngomong penting."
Mendengar itu membuat Joy langsung diem. Dia nipisin bibirnya terus ngalihin pandangannya kejalanan karena kedua mata Taehyung yang daritadi natep dia.
"Gue minta maaf banget sama lo. Maaf banget karena lo udah babak belur karena si Jimin."
Taehyung naikin sebelah alisnya bingung. "Minta maaf doang pake segininya?." Sedetik kemudian cowok itu senyum lebar. "Paham deh gue. ini lo lagi modus kan?."
"Sinting."
"Jujur aja kali. Udah sering gue diginiin. Jadi santai aja."
"Jidat lo lebar! Gue nggak ada niat samsek buat modus ke lo ya." bantah Joy.
Cowok itu tiba-tiba berdiri sambil nutupin jidat pake salah satu telapak tangannya. "Wah, nggak asik lo bawa-bawa jidat."
"Lo mau gue tendang?."
Otomatis kepala Taehyung langsung geleng-geleng.
"Sini cepet duduk."
Sambil majuin sedikit bibirnya, Taehyung pun nurut dan duduk kembali disamping Joy. Tapi kali ini sambil nunduk mandangin kakinya.
"Gue bakal minta maaf berapa kali pun ke lo, tapi gue nggak bakal bisa lurusin hubungan lo sama bang Jimin."
Taehyung lantas mendongak. Membalas tatapan Joy dengan perasaan bingung. Yang ditatap langsung masang muka melas sambil ngacak rambut.
"entar Jimin berantem sama Chanyeol." Rengek Joy sambil masang ekspresi pengen nangis.
"Heh kok malah nangis anjir?!."
Sadar kalau dia baru aja teriak, Taehyung langsung celingak celinguk buat mastiin nggak ada orang yang salah sangka ke dia. Alhamdulillah-nya cuma ada mamang putu yang sibuk ngamatin kue putu yang kayanya bentar lagi mateng.
Joy yang tadinya nunduk kembali angkat kepalanya terus natap Taehyung sambil nyengir. "Bagus ga akting gue?."
Yang ditanya nggak buka menjawab. dia malah nipisin bibirnya seraya membalas tatapan Joy dengan serius. Cengiran dibibir Joy langsung berubah jadi sebuah kekehan kecil.
"tapi gue beneran gamau Chanyeol sama Jimin berantem."
"Kenapa? Karena gara-gara lo?."
Kepala Joy langsung turun naik mengiyakan. "Gara-gara gue."
Taehyung diam. Tatapannya sibuk menelusuri setiap inchi wajah cewek didepannya.
"Apasi? Gue makan belepotan ya?." kata Joy sambil ngusap muka pakai lengan bajunya.
"Yaudah."
"Hah?."
"Urusan gue sama Jimin lo nggak perlu ikut campur."
Kedua bola mata Joy membulat dan seakan memancarkan cahaya dari sana. "Wih, baik juga—"
"Tapi"
"Tapi?." Ulang Joy.
"Lo tau'kan kalau gue abis diapain sama Jimin?."
Joy ngangguk. "Abis digebukin."
Taehyung ikut ngangguk membenarkan. "Badan gue jadi pegel-pegel. Tangan gue sakit kalau dipake lama-lama buat megang apapun."
"Ini lo nyuruh gue gojekin lo? pakai motor gede lo itu?."
"Salah." Kata Taehyung sambil geleng-geleng. "gue liat lo bisa nyetir mobil. Bener?."
Kepala cewek itu ngangguk ragu.
"Lo gojekin gue pakai mobil, bukan motor."
Joy majuin bibirnya sedikit. "Lo kira abang gue yang tampan sejagad raya itu mau kalau gue bawa mobil?."
"Pakai mobil gue."
Salah satu alis Joy menjungkit naik. "Katanya tadi tangan lo sakit."
"Iya, sakit. Kalau dipakai nyetir sampai kampus bakal sakit. Tapikan kalau Cuma sampai rumah lo doang nggak sakit-sakit banget. Lagian rumah lo searah juga sama gue."
Mata Joy langsung menyipit. "Tau darimana lo rumah gue?."
"Jimin."
"Yaudah. Deal."
Senyum dibibir Taehyung langsung terbit. Cowok itu kemudian berdiri dan menghampiri mamang putu kemudian memberikan selembar uang berwarna biru.
"Ambil aja mang kembaliannya."
Si mamang tadi ikutan senyum. "Waduh, makasih ya den."
Taehyung Cuma ngacungin jempol sebelum akhirnya berbalik.
"Ayo balik. Biar gue anter."
"Makasih atas traktiran dan tawarannya tuan muda, tapi sayangnya abang gue udah nunggu disono." Kata Joy nunjuk seberang jalan.
Dan bener aja. Disana udah ada Chanyeol yang lagi ngelipat kedua tangannya didepan dada sambil nyenderin badan ke pintu mobil dengan mata yang sibuk memperhatikan gerak-gerik mereka.
"Dadah." Pamit Joy singkat sambil melambaikan tangannya ke Taehyung sebelum akhirnya berlari menghampiri Chanyeol.
"Yok bisa yok." Gatau ini siapa yang ngomong. Intinya bukan mamang putu.
***To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
SISCON [CHANJOY]
FanfictionCuma tentang Chanyeol yang suka dikatain siscon sama orang-orang karena sikapnya ke Joy.