XXIII

169 47 1
                                    

Joy berkali-kali menghela napasnya sambil terus merhatiin pintu depan yang sengaja dia buka lebar. Terus menerus berharap orang yang ditunggu bakal cepet datang dengan sebungkus nasi padang.

Malam ini bunda lagi males masak soalnya lagi ada keperluan sama temen-temen arisannya. Sebelum pergi ngumpul bareng temen-temennya bunda sempet nitip pesan kalau makan malam bakal dibeliin sama bang chanyeol yang kebetulan belum ada nyentuh rumah sejak tadi pagi.

Cih, emang nggak salah kalau Joy berpikir bucin itu ras terkuat yang menguasai bumi. Buktinya Chanyeol sampai nggak ada waktu buat sekedar nanya Joy pulang sama siapa dan jadilah cewek itu bareng Taehyung.

Mata Joy bergerak melirik jam yang tertempel di dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Namun sialnya orang yang ditunggu belum datang-datang.

Kali ini Joy menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar. Setelahnya dia cepet-cepet berdiri terus berjalan keluar rumah. Sehabis menutup pintu, Joy mengobrak abrik kantong celana jeans pendek yang dia pakai.

Alhamdulillah. Tangannya berhasil nemuin uang lima puluh ribu disana. Jadi, berbekalkan uang tadi Joy berinisiatif untuk membeli sate mang totok yang biasanya mangkal didepan komplek dengan berjalan kaki.

Eh, baru sekitar sepuluh langkah meninggalkan rumah Joy langsung dihadang oleh sebuah mobil pajero item yang berhenti tepat didepannya.

Sambil menggenggam uang lima puluh ribu tadi, Joy siapin kuda-kuda buat ngehajar orang yang ada didalem mobil barangkali kalau orang itu penculik cewek cantik.

Bukannya sang penculik yang keluar, Joy malah mendapati Doyoung bersamaan dengan Ten keluar dari sisi kiri dan kanan mobil. Kedua cowok itu diam memperhatikan penampilan Joy dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Mau kemana lo malem-malem pake baju begitu?." Ten ngelepasin jaket yang dia pake terus melemparnya dan mendarat tepat di muka Joy.

"Yang lembut dikit kek lo sama cewek cantik." Cibir Joy sambil memakai jaket tadi.

Mata Ten mengerling. "Dih, cantik lo ngomong begitu?."

"Apaan dah kok malah ribut." Lerai Doyoung ditengah langkahnya mendekati Joy. "Mau kemana?."

Joy memamerkan uang lima puluh ribu yang udah lecek. "Mau beli sate."

"Mang totok?."

Kepala Joy lantas mengangguk mengiyakan pertanyaan Doyoung.

"Mang totok nggak jualan."

"Mang totok nggak mau satenya dibeli sama lo."

"Diem deh Ten. Lo itu nggak diajak." Gerutu Joy kesal.

"Lo belum makan?."

Joy natap Doyoung sekilas. "Udah kemarin."

"Sinting."

Mata Joy menyipit mengikuti Doyoung yang kini sudah berada didalam mobil. Kalau aja Ten nggak narik tangan cewek itu, mungkin Joy bakal liatin Doyoung semalaman.

"Cepetan. Keburu lo meninggal disini."

"Gue Cuma bawa uang lima puluh ribu."

"Ada Doyoung."

***

Sehabis dadah dadah kemobil Doyoung yang kian menjauh, Joy beranjak masuk kedalam rumah. Disela langkahnya ia berdecak saat menyadari kalau abangnya belum juga balik sampai sekarang.

Memang sih nggak seharusnya Joy kaya gini. Lagian Chanyeol itu cowok tulen yang pastinya bisa membela diri kalau ada apa-apa. kali ini Chanyeol itu beda.. Biasanya kalau emang mau pulang agak malem, Chanyeol bakal ngabarin. Entah itu sekedar chat singkat atau lewat sebuah panggilan.

SISCON [CHANJOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang