5

398 77 17
                                    

Andre, tarra, vatar dan awan menghentikan langkah nya karena sudah merasa aman. Mereka mengatur nafas nya dengan mulut terbuka

"Rain lo nggak pa ~ " awan langsung menoleh saat tidak merasakan tangan rain yang tadi dia gandeng.

"Rain" panggil awan sambil melihat ke segala arah.

"Adek gue mana? Kok tiba tiba nggak ada? Rain dimana?" panik awan saat tidak melihat rain di mana pun

Sementara yang lain hanya saling melihat dengan bingung, karena yang mereka tau tadi rain lari di gandeng awan.

Vatar duduk lemas sambil menangis.

"Bang jovan, apa yang harus gue bilang sama mami - papi bang" tangis vatar.

Kevin yang melihat langsung mencoba menenangkan nya.

"Vat, yang ikhlas ya! Kita semua ngerti perasaan lo tapi sekarang kondisi nya lagi begini

"Kita nggak tau sekarang lagi ada dimana vat, jadi lo tenang ya!" kata kevin sambil mengusap punggung vatar tapi vatar tidak merespon nya.

"Wan lo mau kemana?" tarra menahan tangan awan yang akan beranjak pergi.

"Gue harus balik tarr, gue yakin adek gue masih di sana. Gue ~ "- awan.

"Tenang wan, nggak mungkin adek lo ada di sana"- tarra

"Iya wan, tadi gue juga lihat kok lo lari sambil gandeng rain"- andre

"Tapi mana adek gue? Dia nggak ada di sini, gue takut tarr - ndre, adek gue selalu di bilang bocah wangi

"Gue takut ~ "- awan.

"BISA DIEM NGGAK SIH LO BANG! NGGAK CUMA LO YANG KEHILANGAN BANG. GUE JUGA KEHILANGAN ABANG GUE" sentak vatar dengan emosi.

"Rain mungkin masih hidup bang, tapi bang jovan udah meninggal bang. Semua itu gara gara pocong sialan itu

"Argh..GUE MAU PULANG.....GUE NGGAK MAU DI SINI"  teriak vatar sambil menangis.

"Justru karena adek gue masih hidup, gue harus nyari dia vat. Lo nggak bisa kayak gini!

"Lo kira siapa yang mau di sini?hah!" sahut awan dengan emosi, setelah nya dia melepas tangan tarra dan  pergi untuk mencari rain.

"Awan tunggu wan! Lo nggak boleh pergi sendirian" pekik andre dan mengejar awan, tapi awan tidak perduli dan tetap pergi tanpa menoleh ke arah nya.

Dengan terpaksa, kevin - vatar dan tarra mengikuti nya.
.
.
.
.

Rain yang merasa ada yang tidak beres dengan awan langsung menghentikan langkah nya dan menarik tangan nya.

"Kenapa?" tanya sosok yang menyerupai awan, dia tersenyum seraya berjalan mendekati rain, tapi rain buru buru melangkah mundur.

"Ayo kita lari lagi" ajak sosok itu, tapi rain menggeleng seraya melangkah mundur.

"Pergi! Lo bukan abang gue" rain terus melangkah mundur dengan rasa takut.

Sosok yang menyerupai awan hanya tersenyum, dia melihat rain dengan tatapan yang terlihat menyeramkan.

"Bocah wangi...wes wayae koe melok ratu, ayok melok! ratu wes ngenteni (anak wangi...sudah waktu nya kamu ikut,  ayo ikut! Ratu sudah menunggu)" ucap nya dengan suara menggema.

"PERGI...." usir rain dengan berteriak.

"Rain" ucap awan yang mendengar teriakan rain. Dengan buru buru dia berlari ke arah sumber suara, di ikuti yang lain di belakang nya.

Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang