11

393 65 7
                                    

"Barang yang kamu pilih adalah barang yang akan menentukan jalan untuk kalian. Pilih lah! barang mana yang akan kamu pilih" kata laki laki itu pada awan.

Awan diam untuk berfikir, dia melihat sajadah di tangan kanan dan sarung di tangan kiri laki laki itu bergantian.

"Mana yang harus gue pilih? Apa hubungan nya jalan sama dua barang ini?" batin awan sambil terus melihat sarung dan sajadah yang laki laki itu pegang.

Awan memejam kan mata nya untuk beberapa saat, setelah nya dia melihat kembali barang di tangan laki laki itu.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucap awan dan memilih sajadah sebagai penuntun jalan nya.

Laki laki itu tersenyum melihat pilihan awan.

"Pilihan yang tepat sebagai penuntun jalan pulang" ucap nya membuat awan, andre dan tarra bingung mendengar nya.

"Maksud nya apa ya pak?" tanya andre penasaran.

"Kalian hanya perlu berjalan lurus ke arah barat sampai menemukan sebuah cahaya, di sanalah jalan keluar dari tempat ini.

"Tapi kalau sarung yang di pilih, kalian hanya akan terus berputar dan kembali di tempat ini lagi, seperti bentuk sarung yang membentuk lingkaran. Itu artinya kalian tidak akan bisa keluar dari tempat ini" jelas laki laki itu.

Awan, tarra dan andre tersenyum senang karena akhir nya mereka menemukan jalan keluar dan memilih barang yang tepat.

"Tapi adik saya di bawa perempuan seperti ratu pak, saya tidak tau bagaimana keadaan nya sekarang" kata awan. Dia melihat laki laki itu menunggu jawaban.

"Adik mu akan selamat kalau di ambil. tapi kalau tidak, dia akan tingal di sini dan menjadi pendamping ratu itu

"Kalau kalian mau mengambil nya, jalan lah ke arah timur! nanti kalian akan menemukan nya.

"Kumandangkan adzan kalau terjadi sesuatu, jangan lupa basuh wajah nya dengan air ini" laki laki itu memberikan satu botol air pada awan dan awan mengambil nya tanpa ragu.

"Terimakasih pak, terimakasih atas petunjuk nya" kata awan dan laki laki itu mengangguk sebagai jawaban.

"Keluarlah dari tempat ini sebelum matahari terbenam, kalau tidak kalian tidak akan bisa keluar dari sini untuk selamanya" ucap laki laki itu, membuat awan, andre dan tarra saling melihat untuk beberapa saat

"Apa mak~ " tarra menghentikan ucapan nya, saat sudah tidak lagi melihat laki laki itu di sana.

"Kalian dengar kan? Jalan keluar nya ada di mana? Jadi pergilah dan pulang!" titah awan, dia melihat andre dan tarra bergantian.

"Gue harus jemput adek gue, gue nggak mau pulang sendirian" lanjut awan dengan senyum yang dia paksakan.

"Enggak wan, kita nggak akan ninggalin lo. Ayo, kita jemput adek lo, setelah itu kita pulang ke rumah bareng bareng" sahut tarra dan andre mengangguk setuju.

"Kalian serius? Kalian nggak akan nyesel dengan keputusan kalian?" tanya awan memastikan.

"Ayo. Kita harus pergi sekarang" ajak tarra dan andre mengangguk sebagai jawaban, membuat awan senang mendengar nya.

"Makasih tarr, makasih ndre" ucap awan dengan mata berkaca kaca.

"Nggak perlu makasih. Udah seharus nya kita bantuin lo kan" sahut andre sambil menepuk pundak awan.

Awan mengangguk, setelah nya mereka mengambil tas nya dan pergi dari sana menuju ke arah timur sesuai petunjuk laki laki itu. 
.
.
.
.

Mereka terus berjalan ke arah timur, tapi masih belum menemukan keberadaan rain. Rasa lelah sudah mereka rasakan dan memutuskan untuk istirahat.

Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang