season2(4)

188 35 18
                                    

"Bocah wangi.."

Rain menghela nafas saat lagi lagi harus mendengar suara dan panggilan yang sama.

"Jangan gangg ~ " rain menghentikan ucapan nya saat melihat sosok wanita cantik berbalut pakaian ratu seperti patung pahatan yang dia miliki.

"Ratu" ucap rain dan wanita itu mengangguk seraya tersenyum.

Rain dengan antusias mendekati ratu yang berdiri di depan pintu.

"Ratu beneran dateng?" tanya rain dan sosok itu mengangguk sebagai jawaban.

"Ratu beneran nepatin janji" rain melihat dan memeperhatikan sosok ratu itu dengan lekat.

"Ratu masih belum berubah? Padahal aku udah besar, tapi ratu masih sama kayak dulu waktu ketemu aku masih kecil" tanya rain dengan polos.

"Kamu yang tidak berubah, tetap wangi dan membuat saya ingin memiliki mu" sahut ratu, membuat rain bingung.

Rain mencium dirinya sendiri saat mendengar ucapan ratu.

"Perasaan bau asem, kenapa di bilang wangi ya?" gumam rain, kemudian melihat ratu.

"Ratu, sini duduk!"

Rain mempersilahkan sosok ratu itu duduk di kursi belajar rain dan ratu mengangguk. Setelah duduk di kursi, rain duduk di tempat tidur.

Rain mengobrol banyak dengan ratu, sikap ratu membuat rain nyaman bercerita tentang masa kecil nya, tapi tiba tiba rain ingat kalau dia belum sholat isya.

"Ratu, aku sholat dulu ya" ucap rain, tapi ratu menggeleng pelan.

"Tidak usah sholat! Sini ngobrol saja dengan saya" larang ratu.

"Sebentar aja ratu, nggak sampe lima menit kok sholat nya" ucap rain dan beranjak dari duduk nya, tapi ratu tetap menggeleng.

"Kalau begitu saya pergi"

Ucapan ratu langsung membuat rain yang sudah berdiri kembali duduk.

"Jangan pergi dong ratu" pinta rain.

"Kalau begitu jangan sholat!" sahut ratu dan rain mengangguk.

"Ya udah deh, nanti aja sholat nya kalau gitu" kata rain dan ratu tersenyum mendengarnya.

"Bocah pintar" puji ratu.

Rain mengangguk, dia melihat tangan ratu yang mendekat ke arah dada nya.

"Ratu, apa yang kau lakukan?" bingung rain, saat tangan ratu menyentuh dada nya.

"Diam!" titah ratu dan rain mengangguk tanpa banyak tanya lagi.

Ratu memejamkan mata nya, dia tersenyum selama tangan nya berada di dada rain, tapi tidak dengan rain yang merasa lemas dan mengantuk.

Bruk

Rain yang lemas rebah tidak sadarkan diri, sementara ratu beranjak dari duduk nya.

"Wangi" ucap ratu setelah mendapt energi dari rain.

Tok!tok!tok

"Rain, udah tidur lo?"

Suara awan dari luar membuat ratu menoleh ke arah pintu, dia langsung menghilang saat pintu terbuka.

Awan menghela nafas melihat rain yang terbaring di atas tempat tidur.

"Udah tidur ternyata"

Awan mendekati rain yang tidur dengan posisi kaki masih menyentuh lantai.

"Rain, kok kaki lo dingin gini sih?" bingung awan saat merasakan sensasi dingin dari kaki rain.

Awan memegang tangan dan wajah rain dan sensasi dingin itu tetap awan rasakan.

"Rain" awan menepuk wajah rain untuk membangunkan nya.

"Dek, bangun!" awan kembali menepuk wajah rain untuk membangunkan nya.

Perlahan rain membuka mata nya.

"Bang awan" ucap rain.

Rain langsung beranjak dari tempat tidur dan lari ke kamar mandi.

Huek - huek

Rain muntah, membuat awan khawatir dan masuk ke kamar mandi.

"Masuk angin lo? Sampe muntah kayak gitu"

Awan memijat tengkuk rain Saat rain kembali muntah.

"Aduh...kepala gue pusing bang, lemes gue" kata rain dan kembali muntah.

"Makanya nggak usah marah mulu lo, udah salah pake marah lagi sampe nggak jadi makan. Masuk angin kan jadinya" omel awan sambil memijat tengkuk rain.

"Makan dulu deh, daripada sakit nanti"

Awan membantu rain untuk berdiri dan kembali ke kamar.

"Tiduran dulu aja, gue ambilin dulu makan nya" kata awan setelah membaringkan rain.

"Bang, gue nggak mau makan" kata rain.

"Harus makan biar nggak tambah parah nanti" tegas awan dan pergi setelahnya.

Rain yang lemah melihat penampakan sosok hantu yang duduk di atas pintu.

"Pergi, jangan ganggu gue!" usir rain, tapi hantu itu malah tersenyum.

Rain berusaha merubah posisi nya menjadi duduk untuk pergi dari kamar, tapi sosok hantu yang tadi ada di atas pintu tiba tiba sudah berdiri di atas dada nya.

"Pergi! Jangan gangu gue!" usir rain. dia sesak karena dada nya di injak oleh sosok hantu bertubuh besar tinggi dan bermata merah.

Rain melihat awan yang masuk sambil membawa piring berisi makanan.

"Bang, to - tolong bang" pinta rain, membuat awan panik.

Awan langsung meletakan makanan nya di atas meja.

"Kenapa? Sesak nafas?" tanya awan

"Iya bang, sesak gue" sahut rain, dia berusaha menyingkirkan kaki hantu itu, tapi yang awan lihat rain hanya mengepalkan tangan nya.

"Asam lambung lo naek nih kayak nya, gue panggil ayah sama bunda dulu deh, biar di panggilin dokter" kata awan dan buru buru pergi dari kamar rain.

HAHAHAHAHAHAHA

suara tawa hantu itu menggelegar saat melihat awan pergi. dengan wajah menyeramkan, hantu tersebut mendekatkan wajah nya yang ke wajah rain.

"Wangi"-ucap nya.

Tangan hantu itu meraba wajah rain dengan kuku nya yang tajam, sementara rain menahan nafas karena takut, dia bahkan sampai menutup mata saat rambut yang menjuntai panjang mengenai wajah nya.

"Pergi!" usir awan dengan suara pelan, tapi hantu itu hanya menyeringai.

Bau busuk bisa rain cium, energinya yang lemah membuat nya tidak bisa melawan energi negatif dari hantu yang menyerangnya.

Rain yang tidak tahan dengan bau busuk dari hantu itu langsung muntah, tapi tak lama rain kembali bersikap biasa. Dia bahkan kembali duduk dan tersenyum kepada ayah, ibu dan kakak nya yang baru datang.

 Dia bahkan kembali duduk dan tersenyum kepada ayah, ibu dan kakak nya yang baru datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang