Seaseon 2 (1)

328 43 25
                                    

Untuk season dua ini cuma fokus ke keluarga rain sama awan aja, sebelum lanjut cerita kenalan lagi sama tokoh nya ya.

Untuk season dua ini cuma fokus ke keluarga rain sama awan aja, sebelum lanjut cerita kenalan lagi sama tokoh nya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama : Temmy

Ayah rain dan awan.

Ayah rain dan awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama : Reni

Ibu dari rain dan awan.

Ibu dari rain dan awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama : Rain

Adik awan.

Nama : Awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama : Awan

Kakak rain.

Udah cukup perkenalan, langsung aja ke ceritanya ya.
.
.
.
.

Setelah kondisi Rain membaik, rain di bolehkan pulang dan harus minum obat secara teratur. Awan yang melihat adik nya masih tidur memiliki ide untuk mengganggu nya.

"Ya ampun....enak banget ya tidur di sini tuh"

Awan menumpangkan tangan nya ke wajah rain, membuat rain terganggu dan menyingkirkan tangan awan tanpa membuka mata.

"Woi bangun! Mau pulang nggak lo?" awan merubah posisinya menjadi duduk.

"Mmm" jawab rain dan merubah posisi nya menjadi miring.

"Ini anak, bukan nya bangun malah tidur mulu. Di tinggal baru tau rasa" - awan

"Berisik banget lo bang, sumpah" rain merubah posisinya menjadi duduk sambil menggaruk kepalanya.

"Ayo pulang, bunda sama ayah udah nunggu di bawah" kata awan sambil turun dari tempat tidur.

"Iya" jawab rain dan turun dari ranjang setelahnya.

Rain menghela nafas melihat sosok yang berdiri di ambang pintu, wajahnya menyeramkan dan baju nya banyak darah.

"Tck, kenapa sih gue harus bisa lihat sesuatu yang nggak orang lain bisa lihat?"

Gerutu rain dan melihat hantu itu.

"Wlee.." Rain menjulurkan lidah nya dan buru buru kabur dari sana.

"Rain, kok malah lari sih? Kenapa lagi tuh bocah?"

Awan menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar ruang rawat dengan santai.
.
.
.
.

Di rumah.

Rain duduk di kamar sambil melihat layar hape yang menujukan foto nya bersama teman teman nya yang sudah meninggal.

"Gue bener bener nggak nyangka, kalian ninggalin gue sendirian" kata rain dan berbaring dengan posisi terlentang.

Perlahan rain menutup matanya, tapi tak lama dia membuka matanya dan terdiam saat ada wajah yang menyeramkan berada tepat di depan nya.

Glek

Rain menelan salivanya, tangan nya meremat sprei sekuat tenaga. Dia berusaha memanggil ayah, ibu dan kakak nya, tapi mulut nya tidak bisa bergerak.

Semakin lama rain semakin merasakan berat dan sesak, dia hanya bisa membaca doa dalam hati, tapi tubuh seperti tetimpa beban berat sampai membuat nya susah bergerak.

"As - astagfirullah" ucap rain dalam hati.

"Dek"

Rain bisa mendengar suara awan, tapi dia tidak bisa menjawab nya.

"Rain Bangun!"

Rain yang kaget karena wajahnya di tepuk awan langsung membuka mata nya.

"Hah..hah...hah..." rain langsung duduk dengan nafas terengah.

"Kenapa lo?" bingung awan yang melihat rain kelelahan seperti itu.

"Untung lo bangunin gue bang, ketindihan gue" jawab rain dan ngambil air minum di atas meja.

"Makanya kalau udah mau magrib jangan tidur, ketindihan kan lo?" - awan

"Namanya juga ngantuk bang" jawab rain setelah minum.

"Buruan wudhu terus sholat" titah awan dan rain mengangguk sebagai jawaban.

Setelahnya rain pergi ke kamar mandi, tapi langkah nya melambat dan bulu kuduk merinding saat mendengar suara bisikan.

"Bocah Wangi..."

Rain menoleh ke sisi kiri karena terdengar jelas di telinga kirinya.

"Dek" panggil awan dan rain melihat ke arah nya.

"Apa?" - rain

"Wudhu, malah bengong" - awan.

"Iya - iya, cerewet banget lo"

Rain pergi ke kamar mandi dan mengabaikan suara yang baru saja dia dengar.

Rain pergi ke kamar mandi dan mengabaikan suara yang baru saja dia dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang