season2(22)

161 23 8
                                    

"Uhuk"

"Rain"

Panggil reni saat melihat rain membuka mata nya.

"Bunda" ucap rain pelan dan langsung mengembungkan pipi nya.

Anton yang melihat langsung memberikan wadah untuk rain muntah.

Huek - huek - huek

Rain muntah darah hitam dan terus memegangi perut nya yang terasa sakit.

"Rain, kamu udah kembali nak - kamu udah kembali" tangis reni dan memeluk rain dengan erat.

"Bocah wangi"

Temi, anton, reni dan rain reflek melihat ke atas saat tiba tiba lampu mati setelah mendengar suara ratu yang terdengar seperti berbisik, tapi terdengar jelas.

"Ratu" gumam rain

"Rain, kamu manggil siapa?" tanya temi yang sudah duduk di depan rain.

"Suara itu suara ratu yah, temen nya rain" jawab rain.

"Astagfirullah rain, kenapa kamu bisa berteman sama mahluk kayak gitu?" kesal temi dan rain hanya menunduk.

"Ayah, jangan di marahin anak nya! Kasihan" tegur reni dan temu mengangguk.

"Sekarang jawab ayah rain!" titah temi dan rain melihat temi dengan sedikit takut.

"Rain, apa kamu menyimpan sesuatu yang aneh?" tanya temi.

"Sesuatu yang aneh? Perasaan aku nggak nyimpen yang aneh aneh" jawab rain.

"Rain, coba inget inget! Lo pernah nggak nyimpen sesuatu yang berhubungan sama mahluk astral?" tanya anton.

"Tadi kamu sebut nama ratu, apa kamu nyimpen barang yang berhubungan sama ratu?" tanya reni dan rain mengangguk.

"Dimana? Dimana lo simpan barang nya rain? Barang itu yang udah buat lo sakit, kata denis dan ayah nya barang itu harus di bakar" lanjut anton.

"Ada di lemari" jawab rain dengan nada yang masih lemas.

"Lemari? Dimananya? Gue sama bokap lo udah nyari dimana mana, tapi nggak ada" tanya anton.

Rain beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah lemari di bantu temi, sementara anton menyalakan senter ponsel nya untu penerang.

Rain membuka salah satu laci dan mengambil patung ratu yang selama ini dia simpan.

"Ini patung nya"

Rain menunjukan nya pada orang tua nya dan juga anton dan mereka menggeleng tidak percaya.

"Laci itu udah gue buka berkali kali, tapi gue nggak nemu patung itu" anton menggeleng tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Wush

Angin tiba tiba saja berhembus kencang, saat orang lain bisa melihat patung ratu.

"Rain, kita harus bakar patung itu!" kata anton dan di angguki temi juga reni tanda setuju.

"Di bakar? Tapi kenapa?" rain menyembunyikan patung nya di belakang punggung Nya.

"Karena patung itu lo jadi sakit, karena mau nolongin lo, sekarang awan, andre sama denis masih kejebak di Dunia lain rain.

"Jadi tolong kerja samanya, bakar patung itu!" jawab anton dan berusaha mengambil patung itu dari tangan rain, tapi rain menghindar dan tidak memberikan nya.

"Rain, dengerin bunda! Bakar patung itu kalau mau abang selamat" titah reni dengan tegas.

Rain melihat patung nya untuk beberapa saat, kemudian mengangguk sebagai jawaban.

Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang