season2(14)

139 29 7
                                    

Anton dan denis pergi ke rumah makan karena lapar, di sana anton bertanya tentang rain karena penasaran.

"Den" panggil anton pada denis yang sedang minum es jeruk.

"Apa?" jawab denis setelah minum.

"Lo serius pas ngomong sama orang tua awan buat bawa pulang rain?" tanya anton.

"Mm"- denis.

"Emang sakit nya rain itu beneran bukan medis?" - anton.

"Kalau di lihat rain itu cuma pucet sama badan nya dingin semua, pas gue lihat monitor juga tanda vital normal.

"Biasanya yang kayak gitu karena ada gangguan dari mahluk halus" jawab denis dan anton mengangguk.

"Tapi kalau misal rain masih di rawat di rumah sakit gimana? Terus keluarga awan nggak percaya sama hal hal mistis kayak gitu?" - anton.

"Ya ~ tunggu aja kabar duka nya, kalau nggak seminggu ya sepuluh hari lagi" jawab denis dan makan setelah pesanan nya datang.

"Heh, kok lo ngomongnya gitu sih?  Ucapan itu doa tau" omel anton.

"Sorry"- denis.

"Emang apa yang terjadi? Lo kira kira tahu nggak?"

Anton yang masih penasaran terus bertanya sampai mendapat jawaban yang membuat nya puas.

"Bayarin ya?" denis melihat anton.

"Bayar sendiri lah!" tolak anton.

"Ya udah nggak gue kasih tahu" jawab denis dan kembali makan.

"Ngeselin banget sih lo" kesal anton dan minum setelahnya.

"Nggak ada informasi yang gratis, kecuali lo nanya toilet. Baru tuh gratis"

Denis tertawa setelah mengatakan nya.

Uhuk-uhuk

"Kampret, keselek lagi"

Denis buru buru minum untuk menghentikan batuk nya dan anton tertawa kecil.

"Kwalat lo" ledek anton di sela tawa nya.

"Bodo" kata denis dan kembali makan.

"Ya udah iya, gue bayarin deh makanan lo. Sekarang jelasin yang lo tau tentang kondisi rain" kata anton dan denis mengangguk.

Denis mencuci tangan karena sudah selesai makan, kemudian minum untuk menghilangkan rasa serat di tenggorokan. Setelahnya denis melihat anton dengan serius.

"Jadi gini~ " denis melihat anton yang begitu serius mendengarkan nya bicara.

"Nungguin ya~?" denis meledek anton, membuat anton langsung merubah ekspresi nya menjadi datar dan berdecak.

"Sabar ton, orang sabar di sayang denis" kata denis dengan bercanda.

"😒"- anton

"Oke, gue ceritain yang bener" denis mengambil posisi duduk yang nyaman untuk cerita.

"Setahu gue kalau kayak gitu biasanya roh nya udah nggak di raga nya, alias di alam lain. Makanya hasil pemeriksaan medis dia nggak ada masalah" kata denis, membuat anton semakin penasaran.

"Kalau kayak gitu gimana dong?" tanya anton.

"Ya harus di ambil biar roh nya pulang ke raga nya, biasanya ada waktu seminggu sampai sepuluh hari untuk ngambil roh nya" jawab denis dan semakin membuat anton penasaran.

"Kalau misalnya nggak di ambil gimana?" tanya anton.

"kalau misal nggak di ambil ya ~ kemungkinan dia nggak akan balik ke raga nya lagi dan meninggal dunia" jawab denis.

"Bahaya dong kalau gitu den" kata anton dan denis mengangguk sebagai jawaban.

"Lo harus bantuin rain den. Kasian tuh bocah kalau sampe nggak di bantuin" saran anton.

"Tadinya gue mau bantuin, tapi sekarang udah males gue. Lagian resiko nya juga gede, bisa bisa gue yang celaka" jawab denis.

"Kok males? Terus kenapa bisa lo yang celaka?" tanya anton.

"Gue dah males aja denger omongan nya awan. Masalah celaka ya bisalah, kayak gitu resiko gede ton" jawab denis.

"Tapi den~ " anton

"Udahlah, gue balik duluan ya" Denis beranjak dari duduk nya.

"Jangan lupa, bayar makanan gue!" kata denis dengan gaya nya yang tengil dan pergi setelahnya.
.
.
.
.
.

Tiga hari sudah rain di rawat di rumah sakit, berbagai tindakan di lakukan untuk mengetahui penyakit rain, tapi lagi lagi semua hasil pemeriksaan tidak menunjukan adanya masalah pada tubuh rain.

Reni yang melihat anak nya terbaring tidak sadar dengan penyakit yang tidak jelas selalu merasa sedih, dia merindukan anak bungsu nya yang ceria, cerewet dan kadang menyebalkan.

"Rain, bangun dong dek"

Reni menggenggam tangan rain dan melihat nya dengan sedih.

"Kamu kenapa sih dek, kenapa tiba tiba sakit nggak jelas kayak gini?" reni menangis setelah mengatakan nya.

Temmy melihat awan yang duduk di samping nya.

"Wan, coba deh tanya denis tentang rain!" pinta temmy.

Awan berdecak dan menghela nafas kasar mendengar permintaan temmy.

"Buat apa sih yah? Denis itu cuma bisa lihat hantu, dia bukan dokter yang bisa nyembuhin orang sakit.

"Lagian ayah percaya banget sih sama hal mistis, yakin aja rain nggak papa. Sholat yah, berdoa, minta petunjuk sama Allah tentang sakit rain.

"Jangan percaya sama hal hal mistis kayak gitu! Nggak bagus yah" kata awan dan melihat kedua orang tua nya bergantian.

"Sabar aja yah, bun, pasti nanti juga ketahuan kok sakit nya rain" kata awan dan mereka hanya mengangguk.

"Kamu bener bener nggak berfikir ada yang aneh sama adek kamu wan?" tanya reni.

"Nggak ada, rain sakit medis dan Awan yakin itu. Allah nggak akan kasih penyakit yang nggak ada obat nya. Jadi ayah sama bunda harus yakin kalau rain pasti sembuh"

Jawab awan dan beranjak dari duduk nya.

"Awan beli kopi dulu ya yah,bun, ngantuk"

Kata awan dan pergi tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tua nya.

Kata awan dan pergi tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tua nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang