season 2 (2)

221 44 15
                                    

"Bocah wangi...."

Suara itu kembali terdengar di telinga rain, membuat rain yang sedang bersiap sholat sedikit takut.

"Nggak ada bocah wangi di sini, pergi sana! Jangan ganggu gue karena kita beda alam"

Rain menutup mata nya dan mulai untuk sholat, dia mengabaikan semua gangguan yang dia dengar sampai selesai sholat.

"Huft, merinding banget gue"

Kata rain sambil mengusap tangan nya. Setelahnya dia melipas sejadah dan meletakkan nya di tempat biasa.

"Laper" keluh rain, kemudian pergi dari kamar nya.

"Bunda, ayah, bang awan mana?" tanya rain pada orang tua nya yang sedang nonton Tv.

"Di depan" jawab reni dan rain mengangguk, kemudian pergi setelahnya.

Rain yang melihat awan melamun langsung memiliki ide untuk menjahili nya, tapi sosok kuntilanak yang duduk bergelantung di pagar membuat rain mengurungkan niat nya.

"Bang, temenin gue beli sate yok?" ajak rain yang berdiri di ambang pintu.

Awan menoleh ke arah rain dan kembali melihat ke depan.

"Males lah, pergi sendiri aja sana!" tolak awan

Rain berdecak kemudian berjalan mendekati kuntilanak yang duduk dengan wajah menunduk, membuat awan bingung melihat nya.

"Lo ngapain sih di sini? Pergi sana! Ngrusak mood gue aja lo" usir rain, tapi kuntilanak itu tidak menghiraukan nya dan mengayunkan kakinya yang menggantung di udara.

"Mulai nih anak" kata awan dan langsung beranjak dari duduk Nya.

"Ngapain sih?" - awan

"Ngajak ngobrol temen, kenapa emang bang?" jawab rain dan awan menghela nafas mendengar nya.

"Tau nggak, bang? dia lagi__"- rain

"Nggak usah di lanjutin, nggak pengen tau, gue." larang awan, tapi rain malah semakin iseng.

"Dia itu rambut nya panjang sampe bawah__"- rain

"Rain, gue tonjok,lo,ya!" kesal Awan, tapi rain tetap melanjutkan ucapannya.

"Matanya hitam, kaki nya nggak kelihatan. terus__ "- rain

"Jancok! bisa diem, nggak?!"

Plak

"Sakit, bang"

Keluh rain sambil memegang lengan yang di pukul awan.

"Makanya di jaga,mulutnya! udah di bilang nggak usah di terusin, masih aja di terusin, bikin kesel aja,lo" omel awan

"Gue cuma bercanda,bang. kenapa harus mukul, sih?" sahut rain dan melihat awan dengan kesal.

"BERCANDA LO NGGAK LUCU" bentak awan.

"Tai,lah, baperan banget lo jadi orang. Bikin males aja"

Rain langsung ngambil kunci motor di atas meja dan pergi setelahnya.
.
.
.
.

Rain menghentikan motornya dan hanya diam tanpa turun dari motor.

Kreak

Suara pohon yang bergesekan membuat rain melihat ke arahnya.

"Capek gue, ada aja yang harus gue lihat" keluh rain saat melihat sosok monyet yang bergelantungan di atas pohon tersebut.

Rain melihat tempat penjual sate yang sedang ramai pembeli. dia yang tadinya ingin beli jadi malas, saat lagi-lagi harus melihat hantu yang duduk di antara orang orang yang sedang makan.

"Pulang ajalah. nggak nafsu, gue"

Rain kembali menyalakan motor dan pergi dari sana.
.
.
.
.

Rain yang sudah pulang tersenyum saat sudah tidak melihat kuntilanak di atas pagar rumah. Bukan hanya kuntilanak, tapi awan juga sudah tidak ada di depan. Dengan santai, rain turun dari motor dan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum" salam rain saat memasuki rumah.

"Walaikumsalam" jawab temmy dan reni bersamaan.

"Dari mana rain?" tanya temmy

"Keluar sebentar yah. Niatnya mau beli sate, tapi nggak jadi" jawab rain sambil berjalan ke arah mereka, kemudian duduk di depan orang tua nya.

"Bun" panggil rain.

"Apa? Pasti ada maunya nih" tebak reni yang sudah hafal dengan kebiasaan rain.

"Laper" jawab rain sambil megangin perut.

"Di dapur ada nasi goreng" jawab reni.

"Oke"

Rain langsung beranjak dari duduk nya dan pergi ke dapur.

Di dapur, rain melihat awan yang sedang makan.

"Masih ada nggak nasgor nya?" tanya rain

"Lihat aja sendiri! Punya mata kan?" jawab awan yang masih kesal.

"Masih marah aja lo, kayak bocah aja deh" celetuk rain, membuat awan langsung melihat ke arah nya.

"Mikir!" jawab awan dan kembali lanjut makan.

"Ya ellah..., bikin males aja lo"

Rain tidak jadi makan dan langsung pergi begitu saja, tapi awan tidak perduli.
.
.
.
.

"Argh...., gini banget sih hidup gue" keluh rain yang baru masuk kamar.

Klotak

Rain langsung melihat mainan nya yang baru saja jatuh.

"Yah..., ratu nya jatoh"

Rain buru buru mengambil mainan patung dari pahatan kayu yang menyerupai ratu. Setelahnya rain meletakan kembali mainan itu ke tempat nya.

"Ratu, kapan dateng?" tanya rain sambil mengusap pahatan kayu yang berukuran kurang lebih 20 senti.

"Bocah wangi.."

Rain menghela nafas saat lagi lagi harus mendengar suara dan panggilan yang sama.

"Jangan gangg ~ " rain menghentikan ucapan nya saat melihat sosok wanita cantik berbalut pakaian ratu seperti patung pahatan yang dia miliki.

"Ratu" ucap rain dan wanita itu mengangguk seraya tersenyum.

"Ratu" ucap rain dan wanita itu mengangguk seraya tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang