season2(20)

129 22 5
                                    

Anton berjalan menuju rumah seseorang di temani oleh Temi.

"Ton, ini rumah siapa?" tanya temi setelah sampai di depan pintu.

"Rumah denis om" jawab anton, kemudian mengetuk pintu nya.

"Assalamualaikum, om"

Salam anton pada wira yang baru saja membuka pintu.

"Walaikumsalam" jawab wira dan mempersilahkan mereka masuk.

Setelah masuk dan duduk, wira menanyakan denis pada anton.

"Ton, kamu tau dimana denis? Om telfon nggak di angkat, umi khawatir karena pesan nya juga nggak di bales sama denis" tanya wira.

Anton menarik nafas panjang dengan wajah takut mendengar pertanyaan wira.

"Maaf pak sebelumnya perkenalkan, saya Temi ayah nya rain" kata temi dan wira mengangguk mendengarnya.

"Tadi anda bertanya tentang denis kan?" tanya temi dan wira mengangguk sebagai jawaban.

"Denis ada di rumah saya pak, dia sedang membantu anak saya yang sedang sakit" lanjut temi.

"Maksudnya? Membantu bagaimana maksud anda?" tanya wira dengan serius, dia sudah merasa ada yang tidak beres dengan denis.

Temi dan anton bergantian menceritakan semua nya pada wira dengan detail apa yang telah terjadi.

"Astagfirullah, anak itu benar benar nekat" kata wira setelah mendengar semua cerita temi dan anton.

"Kalian pulang saja, cari sesuatu yang mencurigai dan setelah menemukan nya bakar benda tersebut" titah wira.

"Anda menyuruh hal yang sama dengan denis, tapi saya tidak menemukan benda aneh apapun di kamar anak saya" jawab temi.

"Bukan nya tidak ada, tapi benda itu belum terlihat" jawab wira, membuat temi semakin bingung.

"Maksud anda?" tanya temu

"Pulang lah! Nanti juga anda tahu, biar saya membantu mereka dari rumah" titah wira tanpa menjawab pertanyaan temi.

Mereka mengangguk dan berpamitan untuk pergi. Setelah mereka pulang wira pergi untuk mengambil wudhu, kemudian duduk shila di tempat khusus sholat dan membaca doa dengan mata memejam.
.
.
.
.

"Rain" panggil awan setelah denis membasuh wajah rain.

Rain menoleh dan melihat awan dengan mata sayup.

"Bang awan" gumam rain dan langsung rebah tidak sadarkan diri.

Dengan cepat awan menahan tubuh rain agar tidak jatuh ke tanah.

"Rain udah kita ambil, sekarang kita harus balik ke ~ "

Denis menghentikan ucapan nya karena tiba tiba terdengar suara yang memotong ucapan nya.

"Bocah wangi...."

Suara lirih dan seperti berbisik, tapi terdengar sangat menyeramkan membuat denis takut dengan perasaan yang sudah tidak bisa lagi dia jelaskan.

"Ya allah, mahluk ini bukan tandingan ku. Aku tidak akan  sanggup menghadapi nya"

Denis berusaha tenang walaupun nyatanya dia takut karena tahu dia tidak akan menang melawan nya, bahkan untuk kembali ke raga nya pun denis tidak yakin bisa melakukan nya.

"Den" panggil andre dengan suara gemetar saat melihat sosok ratu yang berdiri di depan mereka.

"Balekno bocah wangi iku! Wes wayahe bocah kui dadi penganten ku"

Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang