season2(12)

136 33 3
                                    

Selama perjalanan menuju pulang ke rumah, rain hanya diam dan hanya bicara kalau di tanya. Temmy dan reni melihat rain dengan sendu, mereka berfikir rain seperti itu karena memang sedang sakit karena biasanya rain itu banyak bicara.

"Dek, laper nggak?" tanya reni sambil mengusap kepala rain yang berada di atas paha nya.

"Enggak bun, rain ngantuk" jawab rain.

"Padahal belum minum obat, tapi udah ngantuk aja" kata reni sambil melihat rain yang menguap.

"Masih lama nggak yah? Rain mau tidur aja kalau masih lama" tanya rain.

"Lumayan dek, kalau macet bisa sejam kita sampe rumah" jawab temmy.

"Ya udah, rain tidur ya yah. bunda nanti bangunin ya kalau udah sampe rumah" pinta rain dan reni mengangguk sebagai jawaban.

Rain memejam dan dengan mudah tidur, membuat reni yang melihat merasa aneh.

"Tumben banget tidur nya cepet banget, biasanya susah banget kalau tidur" kata reni sambil mengusap kepala rain.

"Yah, rain kenapa ya? Kok hasil pemeriksaan nya normal semua, tapi dia kelihatannya sakit" tanya reni.

"Ayah juga bingung bun" sahut temmy dan reni menghela nafas mendengarnya.

"Bunda jadi inget kata bapak" celetuk reni.

"Kata yang mana bunda?" tanya temmy.

"Waktu adek lahir, bapak pernah bilang kan kalau rain itu wangi buat mahluk halus. Jadi dia harus di jaga" jawab reni.

"Sayang ya bun, bapak udah nggak ada. Jadi nggak bisa nanya sama bapak" kata temmy dan reni mengangguk.

"Kita berdoa aja bun, semoga rain nggak papa" lanjut temmy dan menghela nafas setelahnya.
.
.
.
.
.

"Kok gue di sini lagi?"

Rain bingung karena berada di tengah hutan, gelap dan lagi lagi sendiri. Tempat dimana dia mimpi sebelumnya.

"Bocah wangi~~~"

Rain langsung menoleh dan terdiam dengan mata terbuka lebar saat melihat mahluk halus di depan nya.

"Cah bagus~~~ ayo melo aku~~~, ratu wes ngenteni"

Sosok wanita dengan berpakaian putih dan terlihat menyeramkan berjalan mendekati rain.

"Jangan mendekat! Pergi! PERGI~~~~"

AAAAAAAAAAA

Rain berteriak sekuat tenaga saking takut nya saat sosok wanita tersebut tiba tiba berada tepat di depan nya.

"Ora usah wedi~~~ ayo melo aku!"

Suara lirih tapi terdengar jelas, membuat rain diam dengan mata memerah karena takut.

"Pergi!" usir rain saat jari dengan kuku panjang itu menyentuh wajah rain.

"PERGI!"

Rain mendorong sosok hantu tersebut dan langsung lari dengan rasa takut yang menyelimuti dirinya. Rain lari tanpa arah, dia lari dan terus lari untuk menghindari hantu yang mengganggu nya.

Dugh

Bruk

"Akh"

Erang rain saat kepalanya membentur batu. Rain langsung berbalik sambil memegang kepala nya yang terasa sakit, dia bergerak mundur saat melihat hantu lain mendekat ke arah nya.

"Pergi! Jangan ganggu gue! AYAH~~~, BUNDA~~~~, BANG AWAN~~~~"

rain bergerak mundur, nafas nya memburu saking takut nya.

"Ekhm ~~~ " rain tidak bisa bergerak saat kedua bahu nya di cengkram oleh sosok mahluk berbulu dengan mata merah.

"A - akh"

Rain membuka mulut nya dan di saat itulah energi nya di serap oleh mahluk astral tersebut.
.
.
.
.
.

Degh

Reni yang ketiduran terbangun karena perasaan nya tidak tenang. Dada nya berdetak kencang, membuat nya langsung minum.

"Kenapa perasaan ku nggak enak gini sih?" reni memegangi dada nya.

"Kenapa bunda?" tanya temmy.

"Perasaan ku nggak enak yah" jawab reni.

"Sama bun, dari tadi perasaan ku nggak enak" kata temmy dan menghentikan mobil nya karena sudah sampai rumah.

"Rain masih tidur bunda?" tanya temmy.

"Masih yah" jawab reni, kemudian melihat rain yang masih tidur.

"Rain" gumam reni saat melihat wajah rain pucat dan berkeringat.

"Dek, bangun dek!" rain mengusap keringat rain di wajah nya.

"Ya allah kok makin dingin gini sih badan nya"

Reni menangis karena khawatir sekaligus bingung.

"Rain bangun rain!" reni terus membangunkan rain dengan menepuk wajah nya, tapi rain tetap tidak bangun.

"Ayah~ Rain Kenapa Ini?"

Reni menangis memanggil suami nya dengan berteriak saking panik nya, membuat temmy yang baru turun dari mobil bergegas membuka pintu mobil dimana reni duduk.

"Kenapa bunda?" tanya temmy.

"Adek yah~ dia nggak bangun bangun dari tadi, muka nya juga pucet banget yah~~" jawab reni sambil menangkup rain.

Temmy yang bingung mencoba membangunkan rain, tapi rain tetap tidak bangun.

"Ke rumah sakit aja yah, bunda takut rain kenapa- kenapa" kata reni sambil menangis.

Temmy mengangguk dan kembali masuk mobil, setelahnya dia kembali melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.

Sesekali temmy melihat ke belakang untuk melihat rain. Tanpa terasa air mata nya mengalir begitu saja saking panik dan takut dengan kondisi rain.
.
.
.
.

"Wan, kenapa? Kok diem aja sih?" tanya denis saat melihat awan yang hanya diam dan tidak fokus dengan pelajaran yang sedang di jelaskan dosen.

"Nggak tau den, perasaan gue nggak enak banget dari tadi" jawab awan sambil memegangi dada nya, dia bisa merasakan detak jantung nya yang berdetak cepat.

"Nggak tau den, perasaan gue nggak enak banget dari tadi" jawab awan sambil memegangi dada nya, dia bisa merasakan detak jantung nya yang berdetak cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang