"Tarra...bangun nak...! Abi tau anak abi tersesat, tapi abi mohon pulang nak...! Ingat allah biar di permudah jalan mu nak..."
"Abi" gumam tara, perlahan dia membuka mata nya." Rain" ucap tarra saat melihat rain yang masih belum sadar.
Perlahan tarra merubah posisi nya menjadi duduk. Setelah nya tarra memegang tangan rain untuk melihat tanda hitam nya.
"Udah gue duga, tanda ini pasti kelemahan nya. Tapi kalau sampe tanda nya hilang, rain pasti dalam bahaya, bisa bisa dia nggak selamat" kata tarra, saat melihat tanda hitam di tangan rain sedikit memudar.
"Eungh.." suara lenguhan rain membuat tarra melepaskan tangan nya. " bang tarra" ucap rain setelah membuka mata nya.
Setelah nya, rain berusaha merubah posisi nya menjadi duduk di bantu tarra.
"Huek...uhuk ugh....huek" rain terus muntah darah sampai membuat nya lemas.
"Aduh....sakit perut gue, mual bang" keluh rain sambil memegangi perut nya.
Tarra yang melihat hanya membantu rain memijat tengkuk nya tanpa mengatakan apapun.
"Masih mau muntah?" tanya tarra dan rain menggeleng sebagai jawaban.
"Lemes banget gue bang, badan gue sakit semua" keluh rain dengan lemas.
"Minum dulu!" titah tarra sambil memberikan air minum pada rain.
"Makasih bang" kata rain setelah mengambil botol air minum nya.
"Kenapa bang?" tanya rain saat melihat tarra hanya diam sambil melihat nya dengan lekat.
"Rain, seandai nya gue lukai lo gimana?" kata tarra membuat rain bingung mendengar nya.
"Maksud nya bang?" - rain.
"Nggak papa, bercanda aja gue" bohong tarra, karena sebenar nya tarra ingin menghilangkan tanda hitam nya, tapi dia takut ambil resiko. Apa lagi sampai nyawa taruhan nya.
"Heh! Jangan bengong" kata tarra sambil menepuk bahu rain untuk menyadarkan nya.
"Sorry bang, kepala gue pusing" sahut rain sambil memegangi kepala nya.
"Iya tapi jangan sampe bengong, bahaya rain" kata tarra dan rain mengangguk sebagai jawaban.
"Yang lain kemana ya bang?" tanya rain.
"Kayak nya di luar" sahut tarra sambil beranjak dari duduk nya.
"Ayo keluar! Lo nggak boleh sendirian" ajak tarra sambil mengulurkan tangan nya dan rain mengangguk seraya meraih tangan tarra.
.
.
.Tarra dan rain tersenyum saat melihat awan, andre dan kevin sedang memasak air dengan api yang mereka buat dari kayu.
"Pagi" sapa tarra, membuat mereka bertiga langsung menoleh ke arah nya
"Tarra, Rain" seru awan dan langsung menghampiri nya. " kalian nggak papa kan?" tanya awan dan mereka mengangguk sebagai jawaban.
"Kita baik baik aja kok bang, oh ya vatar mana bang?" tanya rain karena tidak melihat vatar di antara mereka.
"Vatar nggak selamat, semalam dia meninggal" sahut awan dengan sendu.
"Meninggal?" tanya rain tidak percaya.
"Kenapa kaget rain? Kan lo yang bunuh" ketus kevin.
"Maksud lo apa vin?" rain melihat kevin dengan bingung.
Kevin hanya diam, karena andre melihat nya dengan nyalang. Kevin tau andre marah pada nya.
"Maksud nya apa gue yang bunuh vatar?" rain melihat awan dan andre karena merasa tidak mendapat jawaban.
"Bang kasih tau gue! Apa maksud nya gue bunuh vatar?" tanya rain, dia melihat awan dan andre bergantian.
"Ceritain wan, ndre! Jangan ada yang di sembunyiin" titah tarra.
Andre melihat rain dengan mata berkaca kaca.
"Semalam lo kerasukan rain, lo kuat banget sampe kuku lo berubah panjang dan tajam
"Waktu lo nyerang tarra dan kita mau bantuin tarra, lo ngelukain kita semua. Termasuk vatar yang kena kuku tajam lo
"Perut vatar luka parah rain, kevin sama tarra juga luka. Tapi luka vatar paling parah, semalam vatar nggak kuat buat nahan sakit nya dan meninggal" jelas andre.
Rain diam, mata nya melihat tangan nya dengan air mata tertahan, dia menggeleng seraya menangis.
"Gue bunuh orang, gue nyakitin kalian, gue ~ "- vatar.
"Rain, jangan nyalahin diri lo kayak gitu! Lo ngelakuin karena lo kerasukan rain, tubuh lo di kendaliin mahluk astral. Makanya lo sampe bisa ngelakuin semua itu
"Semua udah terjadi rain, jadi ~ "- tarra.
"ENGGAK BANG, SEMUA SALAH GUE. Gara gara gue kalian terluka, GARA GARA GUE VATAR MENINGGAL BANG
"ARGH...SETAN....BRENGSEK...., KENAPA PAKE TUBUH GUE BUAT BUNUH ORANG ANJING....." teriak rain dengan segala emosi nya.
"RAIN JAGA UCAPAN LO!"sentak awan, dia langsung memeluk rain dengan erat.
"Lo nggak boleh ngomong kasar rain, mereka nggak suka. Mahluk mahluk itu nggak suka kalau kita ngomong kasar
"Setan setan itu selalu pengen bawa lo rain, jadi abang mohon jaga ucapan lo dek....abang mohon" kata awan sambil menangis.
"GUE NGGAK PERDULI BANG, MEREKA UDAH JAHAT SAMA GUE. MEREKA UDAH BUAT GUE BUNUH VATAR BANG " rain melepaskan pelukan nya dengan kasar.
"BIARIN AJA GUE MATI BANG, DARI PADA KALIAN SEMU ~ "- rain.
"RAIN...."- Awan
Bugh
"Lo BISA NGGAK DENGERIN GUE? HAH!" sentak awan. Dia melihat rain yang jatuh karena pukulan nya.
"Uhuk ~ huek.." rain kembali muntah saat merasakan sakit di perut dan kepala nya.
"Rain" panik awan dan langsung membantu rain, tapi rain langsung menepis tangan awan.
"Jangan deket deket gue bang! Nanti lo celaka" kata rain sambil berusaha berdiri.
"Maksud lo apa bang? Maksud lo apa bilang kalau setan setan itu nggak suka kita ngomong kasar?
"Maksud lo apa bilang kalau mereka mau bawa rain bang?" tanya kevin, dia melihat awan dengan tajam.
Begitupun dengan andre dan tarra yang melihat nya, mereka menunggu jawaban awan.
"JAWAB BANG! jangan bilang, selama ini LO TAU ARTI UCAPAN UCAPAN ANEH ITU BANG AWAN" sentak kevin, dia melihat awan dengan emosi.
"Jawab wan! Jangan diem aja!" sambung andre, dia melihat awan dengan tajam.
Awan menelan saliva nya, dia benar benar takut kalau dia jujur, mereka akan marah pada nya, terutama rain. Awan takut mereka akan menyalahkan rain atas semua yang terjadi.
"Jawab Wan! Apa selama ini lo tau yang di katakan mahluk mahluk astral itu?" kata tarra dan awan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang✅
HorrorTujuh anak muda yang tersesat saat mendaki gunung, mereka harus berputar berlari dan berpisah saat mencari jalan untuk pulang. Bisakah mereka menemukan jalan keluar dan pulang dengan selamat. Cast : Bts.