season2(11)

169 30 5
                                    

Setelah selesai sholat, awan langsung buru buru pergi ke kamar rain.

"Kayaknya kalau cuma di tinggal sebentar nggak masalah sih, lagian rain juga bukan anak kecil"

Kata awan dan membuka pintu kamar rain. Dia melihat rain yang duduk dengan tatapan kosong langsung menghampiri nya.

"Dek, udah sholat?" tanya awan dan rain mengangguk.

Awan mengernyit saat melihat wajah rain pucat, awan ingat wajah rain tadi tidak sepucat itu saat bangun tidur.

"Rain, lo nggak papa?" tanya awan dan rain menggeleng sebagai jawaban.

"Muka lo kok pucet banget sih?" awan memegang wajah dan juga tangan rain." badan lo juga dingin gini" bingung awan, sementara rain hanya diam dengan tubuh nya yang terasa lemas dan tidak bertenaga.

"Lo pusing nggak?" tanya awan.

"Enggak bang, cuma lemes aja" jawab rain.

"Ya udah kalau gitu lo mandi dulu sana! Gue siapin baju lo" titah awan dan rain mengangguk.

Rain berjalan ke kamar mandi untuk mandi, dia tidak banyak bicara seperti biasanya. Setelah mandi, rain ganti baju dengan pakaian yang awan siapkan.

"Sarapan dulu yok!"

Ajak awan dan rain mengangguk sebagai jawaban. Mereka berdua keluar kamar dan pergi menuju meja makan. Melihat ayah nya yang sedang minum kopi di meja makan, awan langsung menggandeng rain agar mempercepat langkah nya.

"Ayah, coba lihat deh! Kok rain muka nya pucet gini ya? Dia bilang juga lemes"

Kata awan sambil berjalan menggandeng rain.

"Pucet?"

Temmy berdiri dan melihat rain yang sudah ada di samping nya bersama awan.

"Dek, pusing nggak?" tanya temmy khawatir.

"Enggak yah, biasa aja" jawab rain.

"Tangan kamu dingin banget gini, kamu beneran nggak pusing?" tanya temmy lagi.

"Enggak yah, cuma lemes aja" jawab rain, membuat temmy bingung.

"Kenapa yah?" tanya reni yang baru datang.

"Ini bunda, rain muka nya pucet banget, terus badan nya juga dingin"

Jawab temmy sambil memegang tangan rain. Reni yang penasaran memegang tangan rain dan wajah nya.

"Ya allah kok dingin gini sih rain" reni khawatir dan semakin khawatir melihat wajah rain yang pucat.

"Minum teh ya? Apa mau susu? biar Bunda bikinin ya?" tawar reni.

"Mau susu cokelat aja bunda" jawab rain dan duduk setelahnya.

Reni mengangguk dan bergegas membuatkan susu untuk rain, sementara awan dan temmy duduk di depan rain.

"Beneran nggak pusing, dek?" tanya temmy dan rain menggeleng sebagai jawaban.

"Wan, menurut kamu bilang sama temen kamu nggak masalah rain?" tanya temmy.

"Nggak usah yah, lagian rain kan nggak kerasukan. Jadi nggak perlu ngomong sama denis" jawab awan dan temmy mengangguk.

"Dek, ini susu nya"

Reni memberikan gelas berisi susu hangat pada rain dan rain mengambilnya.

"Makasih bunda" kata rain dan meminum susu nya.

"Dek, kamu nggak mau sekolah?" tanya awan.

"Nggak mau, gue nggak mau sekolah di sana lagi" jawab rain.

Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang