season2(13)

143 36 18
                                    

rain bergerak mundur, nafas nya memburu saking takut nya.

"Ekhm ~~~ " rain tidak bisa bergerak saat kedua bahu nya di cengkram oleh sosok mahluk berbulu dengan mata merah.

"A - akh"

Rain membuka mulut nya dan di saat itulah energi nya di serap oleh mahluk astral tersebut.

Wush

Angin kencang membuat mahluk itu terpental dan awan langsung lemas sambil memegangi dada nya. Deruan nafas rain terdengar jelas, sekuat tenaga rain berusaha berdiri.

Uhuk ~ uhuk

Rain batuk sambil memegangi dada nya.

"Bocah wangi~~"

Rain menoleh ke sumber suara dan tersenyum saat melihat sosok ratu ada di belakang nya.

"Ra-ratu~"

Rain rebah tak sadarkan diri di pelukan ratu, membuat ratu tersenyum dan menghilang setelahnya bersama rain.
.
.
.
.

Temmy dan reni melihat dokter yang duduk di depan nya dengan serius, mereka menunggu penjelasan dari hasil pemeriksaan Rain. Helaan nafas terdengar jelas sebelum menjelaskan hasil pemeriksaan rain.

"Hasil pemeriksaan tetap sama dengan sebelumnya, tidak masalah dalam diri rain. Bahkan Ct scan kepala pun semua normal" kata dokter, membuat reni dan temmy bingung mendengarnya.

"Kalau semua normal kenapa anak saya sampai nggak sadar begitu dokter?" - reni

"Itulah yang saya bingung, karena walaupun dia tidak sadar, tapi rain hanya seperti tidur biasa. Tidak ada masalah medis di temukan dalam diri rain" jawab dokter, membuat reni semakin bingung bahkan menangis.

"Jadi anak saya hanya tidur, begitu? Tapi kenapa tidak bangun saat di bangunkan? Kenapa wajah nya pucat, tubuh nya dingin sampai berkeringat?" tanya temmy.

"Untuk saat ini saya tidak bisa menjelaskan karena memang dari hasil pemeriksaan semuanya normal. Kalau bapak dan ibu berkenan, saya sarankan agar di lakukan pemeriksaan__"

"Udah nggak usah, dokter!" Temmy memotong ucapan dokter.

Temmy yang merasa tidak puas dan tidak menemukan jawaban dari sakit rain langsung pergi di ikuti reni di belakangnya.
.
.
.
.

"Kita pindah rumah sakit aja bun, kayaknya di sini kurang bagus" kata temmy dan reni mengangguk setuju.

Setelahnya temmy dan reni mengurus surat pulang atas permintaan sendiri. Mereka akan membawa rain ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih lengkap fasilitas nya. Kalau perlu, mereka akan membawa rain ke rumah sakit terbaik yang ada di jakarta.
.
.
.
.

Awan, denis, andre dan anton pergi menuju rumah sakit setelah temmy memberitahu kalau rain sakit. Mereka menuju rumah sakit kedua dimana rain di periksa di sana. Sampainya di rumah sakit, mereka langsung menuju kamar rawat rain.

"Ayah, bunda, gimana keadaan rain?" tanya awan yang baru datang bersama teman teman nya.

"Rain masih belum sadar, dokter bilang semua hasil pemeriksaan normal semua. Rain nggak ada sakit apapun, hasil pemeriksaan sama kayak rumah sakit sebelumnya" jawab temmy dengan lesu.

"Normal semua? Tapi kenapa rain belum sadar juga kalau emang nggak ada apa apa?" tanya awan dan temmy hanya menggeleng.

Denis melihat rain yang terbaring  tidak sadar di atas ranjang, tangan nya di infus dan terpasang alat untuk memantau tanda vital yang terhubung ke monitor.

Dengan serius denis memperhatikan wajah rain yang pucat, kemudian memegang tangan nya yang terasa dingin.

"Kenapa den?" tanya anton.

"Ada yang aneh?" tanya andre

Mendengar pertanyaan andre dan anton, temmy  dan reni mendekati nya.

"Den, kamu tahu sesuatu?" tanya reni.

Denis melihat temmy dan reni bergantian.

"Kenapa rain bisa kayak gini?" tanya denis.

Reni menceritakan kejadian tadi pagi sampai akhirnya rain tidak sadar di mobil dengan detail, membuat denis mengerti dan melihat awan.

"Kenapa tadi lo bilang adek lo nggak papa wan? Gue nanya sampe dua kali loh" denis sedikit kesal melihat awan.

"Gue fikir hal itu wajar den, namanya abis kerasukan ya~ pasti lemes kan?" jawab awan.

"Wajar dari mana wan? Adek lo pucet, dingin, tapi biasa aja. Itu berati ada yang aneh wan, nggak peka banget sih lo jadi kakak" omel denis.

"Kok lo nyolot sih den?" kesal awan, tapi denis tidak menanggapi nya.

Denis melihat temi dan reni bergantian.

"Om, tante, kalian percaya mistis nggak? Kalian percaya nggak kalau sakit rain nggak ada hubungan nya sama medis dan lebih berhubungan dengan mistis?" tanya denis.

"Lo ngomong apa sih den? Nggak usah ngomong yang aneh aneh lah, gue yakin kok adek gue sakit medis" kata awan yang tidak suka dengan pemikiran denis.

"Gue nggak nanya lo" ketus denis.

"Memangnya apa yang terjadi sama rain?" tanya reni

"Aku nggak bisa jelasin sebelum tahu jawaban kalian. Apa kalian percaya sama mistis?"

Denis melihat reni dan temmy menunggu jawaban.

"Kami sebenernya nggak percaya, tapi kalau memang melihat rain dan hasil pemeriksaan dokter, kami sedikit berfikir ke arah mistis" jawab reni.

"Rain, apa dia pernah cerita tentang sesuatu yang nggak masuk akal? Misalnya di datengin perempuan cantik di kamar atau sering mimpi ketemu perempuan cantik?" tanya denis dan mereka menggeleng sebagai jawaban.

"Rain punya pegangan nggak buat jaga diri? Maksudnya kan rain itu bisa melihat mahluk halus, apa dia pernah di kasih pegangan buat jagain dia dari gangguan mahluk halus?" - denis

"Waktu kecil, kakeknya pernah kasih air putih yang udah di bacain doa. Katanya buat pagar diri" jawab reni.

Denis mengangguk, kemudian melihat rain.

"Berati pagar diri nya udah hilang karena energi nya terus ke ambil sampe dia selemah ini" tebak denis dalam hati.

"Apa menurut kamu rain di ganggu mahluk halus?" tanya temmy.

"Om, tante, mending rain di bawa pulang aja! Percuma di rawat di rumah sakit" saran denis.

"Tapi gimana kalau nanti adek gue malah tambah parah? Udah bener dia di rawat di rumah sakit aja"

Kata awan yang tidak setuju dengan saran denis.

"Terserah sih, gue cuma kasih saran. Kalau nggak mau ngikutin ya udah, itu hak lo dan keluarga lo"

Jawab denis kemudian melihat temmy dan reni.

"Om, tante, saya pulang dulu ya" pamit denis dan pergi begitu saja, tak lama anton juga pamit dan buru buru mengejar denis.

Anton yakin denis tahu sesuatu, tapi dia tidak bisa menjelaskan secara gamblang karena mereka masih belum sepenuhnya percaya dengan nya.

Anton yakin denis tahu sesuatu, tapi dia tidak bisa menjelaskan secara gamblang karena mereka masih belum sepenuhnya percaya dengan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang