Prolog

3.8K 207 6
                                    

Pintu baru saja terbuka. Mai  baru saja ingin menyambut suaminya, nyatanya bukankah sebagai istri yang baik harus begitu?


Wanita itu bergegas melepas celemeknya dan mencuci tangan.

.

"Sayang sudah pulang...."
Netranya membulat sempurna melihat pemandangan brengsek didepan matanya.

Suasana terasa mencekam.

Keringat sudah bercucuran kemana mana. Mai sudah mencoba Positive thinking tentang suguhan yang ada didepannya.

"Mari bercerai.."Ucap seorang lelaki tidak tua tidak muda Sano Koushi

Mai belum bisa mencerna situasi ia langsung disuguhi perkataan yang bisa membuat pikirannya melayang layang, "hah? T-tunggu Apa Maksudmu"

Walaupun suaminya sudah berkata ayo bercerai ia tidak ingin pikirannya kemana mana dulu. Ia mempercayai suaminya tidak mungkin koushi main dibelakangnya.

Mungkin saja teman kerjanya kan?

"Kau tuli? Aku bilang Ayo bercerai!" ucapnya kembali mengintimidasi

"Pftt" Karen tertawa kecil melihat tingkah mai yang terlihat bodoh

"Suamiku kau tidak mungkin main dibelakangku kan?"

Koushi mengedikkan bahunya lalu merangkul Karen.

"Yah begitulah. Karen lebih cantik darimu, dan dalam waktu dekat ini aku akan menikah dengannya jadi tanda tangani ini" Koushi menyodorkan surat perceraiyannya dengan mai

Mai memegang mulutnya sembari menatap surat yang diberikan oleh koushi.

"JADI SELAMA INI KAU MENGANGAPKU APA BRENGSEK. BISA BISANYA KAU MAIN DIBELAKANGKU PADAHAL KITA SUDAH PUNYA DUA ANAK DASAR LELAKI GILA!"

Koushi dan karen bertatap satu sama lain lalu terkikik geli.

"Memangnya apa? Tentu saja sebagai pemuas nafsu" ucap koushi dengan entengnya

Karen menyibak rambut blondenya, "Sudahlah tanda tangani saja kita ini tidak mau cari ribut, iya kan sayang?"tutur karen

"Berisik kau jalang" umpat mai lalu menandatangani surat perceraianya.

Sungguh dirinya tidak habis pikir, apa lagi yang suaminya cari. Secara dia juga masih terlihat awet muda dan cantik lalu yang paling penting! Pernikahan yang sudah terjalin tujuh belas tahun lamanya.

Tidakkah pria itu berpikir?

Mai melempar surat perceraianya, "keluar dari rumah ku!"

"Kau kira semudah itu? Dimana Manjiro dan Shinichiro!"

Mai sudah menahan nahan emosinya agar tidak memuncak. Tapi apa ini? mereka berdua benar benar menguji kesabarannya.

"Tidak akan kuberikan jangan pernah kau menyentuh anak anakku!" Ucapnya menunjukkan jari tengahnya

PRANGGG*

Vas bunga berwarna putih lekaki itu lempar tepat disamping mereka.

"Katakan dimana?"

"HUWAAA HUWAAAA" Seluruh atensi mereka teralihkan mendengar suara sang anak kedua menangis keras.

"Ada Apa ini?" Shinichiro bersweatdrop

Baru saja memasuki rumah sudah disambut meriah. Shinichiro melihat ayah dan ibunya bertengkar, lalu seorang wanita? Berusaha menggendong manjiro dari gendongan ibunya.

𝐖𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐫𝐨?-𝑻𝒐𝒌𝒚𝒐 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang