16

851 101 4
                                    


"Barang yang tadi itu Narkoba kan?"

Matanya membulat tak percaya, tampang tampang loli seperti ini bagaimana bisa mengetahui barang terlarang. Oknum om om bernama Toji menarik (Name) kedalam gang gang sempit.

"Sembarangan kalau bicara. Itu hanya obat biasa" Elaknya

"Heeee, paman tidak usah bohong aku tau kok itu narko—" Belum menyelesaikan kata katanya Toji malah membekap mulutnya

"Diam jangan bicara"

(Name) mengangguk.

"Jangan bicarakan disini. Nanti malam kita ketemu di stasiun kereta roppongi kau pergilah jam tujuh malam. Nanti aku akan menjemputmu lalu kita bicarakan semuanya"

"Lalu pakailah pakaian serba tertutup agar kau tidak kena masalah"

"Namaku toji fushiguro, beritahu namamu" Toji menyodorkan sebuah kartu nama

"Nama saya Sano (Name) Panggil saja (Name)"

"Baiklah. sampai bertemu nanti malam, dan.. jangan bicarakan ini pertemuan ini ke orang lain" Toji mengeluarkan pisau lipatnya dan mengarahkannya pada leher sang gadis.

"Tenang saja. Aku bisa jaga rahasia kok."

Toji seketika menurunkan pisau lipatnya dan melangkah keluar dari gang gang sempit ini meninggalkannya sendiri.

Sepeninggalan toji gadis itu kemudian menyeringai.

.

Kali ini (Name) benar benar melangkahkan kakinya untuk pulang, dirinya sudah tidak jelilitan melihat stand stand makanan yang tertampak. Ia lebih antusias menunggu waktu malam tiba.


"Ngomong-ngomong Roppongi itu tempat tinggal Ran dan Rindou kan?

"Kira-kira rumah mereka dimana ya?" (Name) Berpikir. Kepalanya ia adahkan ke langit yang begitu cerah

"Silau!"

Skip!

19:00

Pakaian nya serba tertutup. Ia memakai jaket yang panjang bekas shinichiro.

Kerlap kerlip kota tokyo membuat moodnya menjadi membaik apalagi ia sedang ingin melakukan transaksi tersembunyi dengan seseorang membuatnya menjadi semangat.

Setelah membeli tiket ia masuk ke kereta, katanya perjalanannya cuma 30 menit. Tidak terlalu lama.

.

Suara penyampaian pemberhentian dari kereta terdengar, berarti ia sudah sampai ke roppongi. Wajahnya semakin antusias.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari stasiun, melihat sana sini mencari orang tak lain ialah om toji.

"Hei! Disini!"

"Paman!"

(Name) Tersenyum lebar, ia berlari kecil menghampiri toji.

"Kau datang? Kukira hanya membual"

"Maaf merusak ekspetasi mu. Sayangnya aku tidak berbohong" Balas (Name) dengan seringai

𝐖𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐫𝐨?-𝑻𝒐𝒌𝒚𝒐 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang