9

917 114 2
                                    

BRAK!

Gadis itu melempar game konsolnya, raut kesal menghiasi wajahnya.

"Menyebalkan! Kalah terus!" Dirinya mendengus, kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.

Ia menghadap langit langit ruang tamu apartemennya, begitu gelap karena lampu tidak di nyalakan. Dirinya duduk kembali dengan tangan kanan yang memegang perutnya.

Kruyuk..

"Lapar" Gumamnya, dirinya langsung beranjak dari sofa yang didudukinya dan mengambil hoodie hitam yang digantung disebelah pintu.

🧚🧚

Gadis itu berjalan di tengah gelapnya malam, ditemani oleh suara kendaraan yang sesekali lewat.

Kini jam sebelas malam, memangnya siapa yang keluar keluyuran jam segini? Lagipula (Name) pun enggan keluar kalau saja perutnya tidak meraung raung.

Aaaa! Jangan! Hentikan!

HAHAHA LIHAT DIA!

(Name) Berhenti berjalan takkala mendengar suara itu, ia membalikkan tubuhnya kearah sumber suara.

Di seberang jalan tempatnya berdiri sekarang ada sebuah taman, dan taman itu dipenuhi oleh kerumunan lelaki berbaju putih.

Ia mengedikkan bahunya seolah tidak peduli dan kembali melanjutkan jalannya.

Aaaaa! Sakit! Hentikan! Huhuhu..

Gadis itu terdiam sejenak kemudian menghela nafas. "Bukan aku ya.. tapi tubuhku bergerak sendiri" dirinya berjalan mendekat di seberang jalan, ia melangkahkan kakinya membuat derapan hingga beberapa pasang mata menuju arahnya.

"Apa yang kalian lakukan?"

Mereka semua berbalik, tampang tampang meremehkan menghiasi wajah kotor mereka.

Salah satu diantaranya terkekeh, (Name) meyakini dialah ketuanya. "Kenapa? Mau bergabung? Tapi kau jadi seperti dia ya?"

Ucapan itu keluar dari mulut kotornya, Lelaki itu dan beberapa orang yang menutupi pandangan memperlihatkan seorang lelaki yang babak belur.

—Dan seorang wanita yang hampir tidak memakai helaian kain ditubuhnya.

". . . . . . ."

Nafasnya tercekat, kemudian ia menyeringai.

"Modelan modelan seperti kalian itu.. Aku sudah biasa melihatnya"

Lelaki—sebut saja osanai, ia mengerutkan keningnya lantaran bingung dengan ucapan sang gadis.

Osanai mendekat dengan senyum cabul yang tercetak, jemarinya hendak memegang dagu sang gadis.

Sesaat sebelum menyentuh kulitnya, (Name) menahan pergelangan tangan lelaki dihadapannya. Lalu mencengkramnya.

"AKH! LEPAS! APA YANG KAU LAKUKAN"

(Name) Menarik tangan osanai, tubuh gempal itu siap menindihnya jika tidak menghindar. Tapi tujuannya memang begitu, kakinya ia arahkan ke rahang osanai.

𝐖𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐫𝐨?-𝑻𝒐𝒌𝒚𝒐 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang