5

1K 119 1
                                    


  Hari hari berlalu seperti biasa, bagi orang yang yang tidak memedulikan dan memperhatikan. Dunia memiliki manusia yang sentiasa mengetahui perbedaan hari hari sebelumnya, hari apa yang sangat cerah, lalu hari apa yang begitu berharga, hari apa yang begitu menyebalkan serta lain lain.

Mereka pasti merasakannya.

Rasa kesepian yang kian hari terus menghantui tiada henti... Sebenarnya kapan ini berakhir?

Lima hari sudah terlewat sejak kepergian Ran dan Rindou, rumahnya terasa sepi namun juga tidak terlalu sepi.

Biasanya, ketika Izana ataupun kakucho sedang sibuk akan ada haitani bersaudara yang menemaninya bermain. Begitu pula kebalikannya.

Saat ini pun dirinya hanya plonga plongo menatapi pohon sakura yang sudah setinggi dirinya.

"(Name) Kenapa melamun?"

Gadis kecil itu tersentak, kemudian cengegesan menatapi ibunya.

"Rindu Ran sama Rindou..." Ia mempoutkan bibirnya membuat ibunya menukik gemas

Jamari yang kian hari makin kecil mengulas surai lembut sehalus kain sutra. "Kalau (Name) bosan, bagimana kalau temani ibu kerumah sakit?"

Mata senada langit malam bersinar, kepalanya ia anggukkan menyetujui permintaan sang ibu.

.

"Oh?! Mai-san dia putri mu?" Celetuk dokter, ketika baru saja mereka masuk kesebuah ruangan.

Mai mengangguk, "Benar dia putri ku. Namanya (Name)"

Sang dokter mengulas senyum sendu. "Baiklah (Name) Bisakah kau bermain bersama kakak perawat? Ibumu mau diperiksa dulu ya"

(Name) Mengangguk, sang perawat menggendongnya dengan senyuman tercetak.

.

"Kakak perawat.. apa ibu akan sembuh?"

Pertanyaan itu sukses membuat sang perawat tersenyum kaku.

"Tentu saja! Mai-san orang yang kuat. Tidak lama lagi dia akan sehat"
Ucap perawat itu, ia memberikan kalimat penenang bagi anak dipangkuannya yang kini cemberut.

Hari berikutnya.

"Ibu! ibu! mau kerumah sakit lagi?"

"Iya sayang. nanti malam ibu akan pulang"

Mata mai menangkap sesuatu yang gadis kecil itu pegang, "Apa yang (Name) bawa?"

Wajahnya kembali berbinar, tangan mungilnya ia arahkan kearah ibunya.

Wajahnya kembali berbinar, tangan mungilnya ia arahkan kearah ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐖𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐫𝐨?-𝑻𝒐𝒌𝒚𝒐 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang