Bagian 8 (revisi)

6.2K 470 16
                                    

Kaki tanpa beralaskan apapun itu terus dipacu tanpa menghiraukan berbagai hal yang dapat menusuk kakinya, deru nafas nya terdengar berat dan menyiratkan rasa lelah. Namun matanya terus meliar dan kentara akan rasa takut. Rumahnya terasa jutaan kilometer jauh nya.

Valda tidak dapat berfikir jernih saat ini, yang ia pikirkan saat ini hanyalah lari dan terus lari, ia ingin segera menuju rumah. perasaannya campur aduk antara rasa takut, cemas, marah, kecewa, bahkan rasa malu amat sangat kentara di hatinya. bagaimana jika yang dikatakan perempuan itu benar?! bagaimana jika Valda telah merenggut keperawanan seorang gadis yang bahkan tidak dia kenal?! Haruskah dia lari? Bukankah itu sama saja ia tidak bertanggung jawab dan tidak tahu malu? Namun semua itu terjadi bukan atas kendali nya kan, ia saja tidak mengingat apapun tentang malam itu. Entahlah, pikirannya terlalu kalut saat ini.

Lari lari dan terus lari, hanya itu yang mampu Valda lakukan saat ini. hingga sekian lama ia berlari akhirnya ia sampai di tempat ter aman baginya,rumah.

Pintu di buka dengan kasar, untung lah pintunya tidak di kunci namun hal mengejutkan lain nya yaitu ternyata seluruh keluarganya kini tengah berkumpul dengan tatapan cemas di ruang tamu.

Betapa terkejut nya nenek Hanum saat melihat kepulangan Valda

Dengan segera ia memeluk Valda dengan eratnya air mata yang sedari tertahan di pelupuk matanya kini mulai meluruh, Jujur saja ia sangat cemas karna Valda tidak kunjung pulang kerumah, bahkan ia tidak tidur semalaman memikirkan Valda

"Astaga nak! kamu darimana saja sayang?! nenek cemas" ucap nenek Hanum berderai air mata.

Semua orang menunggu jawaban Valda namun ia hanya diam dan perlahan melepaskan pelukan nenek Hanum.

"Maaf nek, nanti Valda jelasin semuanya, Valda butuh istirahat dulu ya nek, tolong kasih Valda waktu" Dengan tatapan murung Valda berlalu memasuki kamarnya tak lupa ia mengunci kamarnya.

Valda terus termenung dan berusaha mengingat segala kejadian yang telah terjadi semalam. Tak sedikitpun memori tentang hal buruk yang teringat oleh Valda, hal terakhir yang ia ingat adalah beberapa saat setelah ia meminum teh yang di berikan oleh Lidya kepalanya mulai berdengung, saat akan beranjak pergi tiba tiba saja badannya terasa lemas dan ia mulai kehilangan kesadarannya.

Tapi pikiran buruk juga muncul di benaknya

Bagaimana jika hal buruk itu benar benar terjadi namun otaknya malah melupakan hal tersebut. Bukankah Valda akan di cap sebagai lelaki bejat?! semua orang akan membenci nya, semua orang akan menghina dan mencaci maki nya.

Kedua kakinya di tekuk di dada dan tangan yang memeluk kakinya, air mata mulai menggenangi pelupuk matanya, kenangan masa lalu tentang banyak kebencian yang diterima nya satu persatu muncul di kepalanya.

Rasa takut akan perlakuan buruk orang terhadapnya, rasa takut akan di tinggalkan sendiri, ia belum siap untuk kembali menerima hal tersebut. Ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang, otaknya seakan buntu untuk memikirkan penyelesaiannya.

Menit demi menit terus berlalu, sudah berjam jam sejak Valda mengurung diri di kamar. Nenek Hanum dan yang lainnya terus membujuk Valda untuk keluar namun hal tersebut tidak di gubris nya, ia hanya akan menjawab untuk memeberi nya sedikit waktu

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore namun Valda tak kunjung keluar

.

4 mobil mewah berlalu membelah jalanan kota yang cenderung ramai

Keempat mobil itu terus beriringan hingga berhenti di depan sebuah rumah yang terbilang sangat sederhana

3 dari 4 empat mobil itu terbuka dan keluarlah pria dari masing masing mobil. Dengan setelan rapi, sepatu yang mengkilat, dan terlihat jelas setelan yang mereka pakai merupakan keluaran yang sangat fantastis harganya tak lupa dilengkapi dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung mereka.

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang