19

2.1K 439 73
                                    

Makasih lagi bestot udah spam komen 😁❤  yang belum spam and vote ayooo di tunggu dukungannya untukku ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih lagi bestot udah spam komen 😁❤  yang belum spam and vote ayooo di tunggu dukungannya untukku ❤️


-o0o-

Dua gadis mungil terbaring di lantai dengan botol soju yang sudah kosong berserakan dimana-mana.

Yang satu mengemut jempolnya ketika tidur, sedang yang satu memeluk guling.

Yang mengemut jempol adalah Baekhyun. Mungkin masih mabuk karena ia semalam menghabiskan tujuh botol soju sendirian.

Luhan, anak itu lebih banyak dengan sepuluh botol soju sendirian.

Bisa dibayangkan bagaimana pusing dan bau nya mulut kedua anak itu karena alkohol.

Untung saja mereka bekerja malam, jadi pagi ini tidak repot harus bangun pagi dan pergi bekerja.

Semalam Luhan dan Baekhyun berpesta soju. Karena mereka sudah bisa minum soju, jadi Baekhyun mencoba untuk minum minuman itu.

Hasilnya kedua gadis itu masih tertidur di saat jam sudah menunjukan pukul sepuluh.

Baekhyun yang pertama terbangun dari tidurnya, gadis dengan rambut berantakan itu mencari-cari ponselnya karena mendengar suara telfon.

"Halo!" Ucapnya ketika sudah menemukan ponselnya, namun tak kunjung ada suara dari si penelfon.

Yang ada malah nada dering suara ponselnya yang semakin keras terdengar.

Ah, ternyata dia belum menekan tombol terima panggilan telfonnya.

"Ha...."

"Yakk Baekhyun, kau dimana!" Suara cempreng Irene menjadi alarm paginya.

Baekhyun menjauhkan ponselnya dan mengorek kupingnya karena barusaja di teriaki.

"Huh, siapa ini?" Katanya dengan masih keadaan setengah sadar.

Maklum, baru bangun tidur setelah mabuk-mabukkan.

"Astaga anak nakal, kau dimana? Kau mabuk?" Irene menebak, karena terakhir kali ia dapat kabar dari Baekhyun, anak itu mengirim foto botol soju yang baru saja dibeli.

"Aku di apartemen Luhan..." Baekhyun kini mengenali suara si penelfon, ia bangun dari tidurnya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Tunggu disana, biar ku jemput!" Irene memutus panggilan telfon tersebut.

Anak itu menatap kosong Luhan yang masih tidur di bawah, alisnya mengeryit melihat kekacauan yang mereka berdua perbuat.

El TíoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang