[CHANBAEK] [GS] [BAHASA BAKU]
"Paman berapa umurnya? 50 tahun ya? Udah ber-ub....."
"RAMBUT SAYA DI CAT WARNA GREY, INI BUKAN UBAN."
"BIASA AJA DONG GAK USAH TERIAK GITU!"
Keduanya saling meneriaki. Yang satu kesal dikatain tua, yang satu kesal ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yu kencengin spam nya ❤️
-o-o-
Jaehyun menyesap rokoknya sembari menatap indahnya malam kota Seoul.
Ia ada di bukit, jauh dari lalu lalang orang-orang yang menurutnya mengganggu ketenangannya.
Rokok yang ia sesap itu rokok terakhirnya dalam seminggu ini. Jaehyun bukan perokok aktif, ia merokok kala pikirannya kacau.
Seperti saat ini.
Pemuda itu menghela nafas sesekali, mengepalkan tangan kala ingat pertemuannya dengan Chanyeol.
"Kenapa juga Baekhyun harus suka dengan pria tua itu?" Katanya sembari melempar bungkus rokoknya yang sudah habis pada tong sampah yang ia bawa sendiri dan disimpan disana.
Bukan ia cemburu, tidak sama sekali. Baekhyun sudah seperti adiknya sendiri. Tak ada perasaan lain seperti cinta pada Baekhyun misalnya. Tidak ada sama sekali.
Jaehyun tak ada waktu memikirkan percintaan. Dia sibuk mencari uang dan berkuliah.
Apalagi Ibunya sedang sakit keras, entah bagaimana jika uang tabungan Ibunya sudah habis nanti. Jaehyun tak bisa berbuat banyak dengan uang hasil balapan liarnya.
Ia tak mau menerima tawaran Chanyeol untuk masuk dalam keluarga Park. Ia memang keturunan Park, tapi ia tak mau jika harus tinggal di rumah keluarga Park dan secara resmi menjadi keluarga Park.
Ia menolak menjadi bagian keluarga Park karena merasa, ia tidak pantas. Dan ia membenci fakta jika ia hanya anak dari simpanan Ayahnya.
Ayahnya yang dulu ia jadikan panutan, ia hormati, dan banggakan karena begitu baik. Nyatanya sama sama seperti pria di luaran sana yang tidak pernah puas terhadap satu wanita.
Baekhyun sekarang dekat dengan Chanyeol. Ia berpikir bisa saja Chanyeol akan seperti Ayah mereka.
Yang tidak puas dengan satu wanita.
Memikirkannya saja membuat Jaehyun kesal.
Fakta darah keluarga Park mengalir di tubuhnya semakin membuat dia muak terhadap takdir hidupnya sendiri.
"Sial!" Jaehyun memilih untuk mengendarai motornya dan menuju ke tempat ia balapan.
Ia ada balapan malam ini, dan uang yang akan ia menangkan malam ini cukup banyak.
Jaehyun seperti biasanya, tak membuka penutup helmnya demi menutupi identitas dirinya. Balapan liar yang sering di adakan di salah satu jalan tak terpakai itu memang tersembunyi.