"Paman lihat ponselku tidak?" Baekhyun mencari-cari ponsel miliknya.
Ia sudah mencari diseluruh tempat, sofa, kamar, dapur, sampai dibawah sofa dan tempat tidur sudah Baekhyun periksa.
Tapi ponselnya tidak ada.
Satu-satunya yang belum ia periksa adalah lemari di kamar Chanyeol. Anak itu tidak berani membuka lemari Chanyeol. Tidak sopan.
"Aku menyimpannya!" Chanyeol menyuapi Baekhyun roti, anak itu duduk di kursi meja makan.
Chanyeol tengah memanggang roti, dan mereka sarapan disana dengan roti bakar buatan Chanyeol.
"Mau disini dulu atau kembali ke villa?" Chanyeol menyimpan segelas susu di depan Baekhyun lalu ia sendiri meminum kopi miliknya.
Baekhyun terlihat tampak berpikir, ia menguap sesekali karena rasa kantuknya.
"Tidak tidur lagi semalaman?" Chanyeol bertanya karena sepertinya Baekhyun kembali tidak tidur semalaman. "Jujur padaku, apa yang kau takutkan ketika kita tidur bersama?"
Si mungil tampak tertawa canggung, melirik-lirik ke arah lain mencoba tak bertatapan dengan Chanyeol.
Namun karena si tinggi kekasihnya itu terus menatap serta menunggu jawaban darinya, Baekhyun akhirnya menghela nafas panjang seraya kembali memakan roti miliknya dan mulai berbicara jujur tentang keresahannya.
"Paman harus mengerti kalau aku belum pernah berpacaran, apalagi sampai tidur berdua dengan pacarku. Aku takut Paman memperkosa ku!"
Chanyeol tersedak air liurnya sendiri, lalu tertawa cukup keras sampai membuat si mungil menatapnya jengkel.
"Paman kenapa tertawa seakan tengah meledekku?" Baekhyun mencubit perut Chanyeol sampai pria itu kesakitan dan berhenti tertawa.
Chanyeol meminum kopinya untuk menetralkan rasa terkejutnya mendengar penuturan Baekhyun barusan.
Pantas saja anak itu bilang tak pernah bisa tidur jika tidur seranjang dengannya. Rupanya anak itu takut jika ia berbuat sesuatu padanya.
Wajar juga sih, Baekhyun pasti tahukan kalau pria berumur sepertinya jika berpacaran bukan hanya berciuman atau memegang tangan saja.
Untuk apa berpacaran kalau ia tidak bisa meniduri kekasihnya sendiri.
Ya, ya begitulah beberapa prinsip lelaki. Tapi tidak semuanya seperti itu tentu saja. Meski kebanyakan memang begitu. Itu fakta bukan lagi hoax.
Tapi Chanyeol pastikan itu tak akan ia lakukan pada Baekhyun. Kekasihnya terlalu berharga untuk ia nodai sebelum ia menikahinya.
Baekhyun juga baru berusia 18 tahun, anak itu masih sangatlah muda. Tak bisa ia bayangkan jika Baekhyun yang masih perawan harus ia perawani di umur 18 tahun.
Chanyeol kadang merasa minder karena ia sudah tua, sedangkan Baekhyun masih muda. Baekhyun menerimanya saja Chanyeol sudah sangat lega sekali, tidak mungkin juga sampai harus ia nodai.
Elusan di wajah si mungil, dan senyuman tampan Chanyeol membuat si mungil terdiam seraya menunggu pria-nya itu berbicara.
"Aku tidak akan melakukan apapun padamu."
Si mungil masih cemberut, karena kesal juga dengan reaksi Chanyeol sebelumnya.
"Hei, kau seperti tidak percaya?" Baekhyun mengangguk, dan Chanyeol kembali tergelak. "Ya, aku memang bukan Tuhan. Wajar jika kau ragu dan tidak percaya padaku!"
"Betul! Apalagi mantan pacar Paman sexy semua, tidak mungkin Paman tidak melakukan hal itu kan?" Baekhyun mengangkat bahu nya acuh kala Chanyeol kembali tertawa dan meremas kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Tío
Fanfiction[CHANBAEK] [GS] [BAHASA BAKU] "Paman berapa umurnya? 50 tahun ya? Udah ber-ub....." "RAMBUT SAYA DI CAT WARNA GREY, INI BUKAN UBAN." "BIASA AJA DONG GAK USAH TERIAK GITU!" Keduanya saling meneriaki. Yang satu kesal dikatain tua, yang satu kesal ka...