"Ini menarik,"
"Tapi... kamu ini siapa sebenarnya?"
[ ♜ ]
Dikehidupan lain,
(Nama) pernah menjadi orang lain sebelumnya, seseorang yang tidak dipanggil (Nama). Seseorang── bukan, seorang anak yang meregang nyawa karena Ibu kandungnya sendiri.
Anak itu mati ditenggelamkan oleh Ibunya sendiri.
Gadis kecil itu kehilangan arah, disebabkan figur sang Ibu── yang merupakan orang dewasa, pembimbingnya, panutannya── hilang ditelan rasa benci. Sebab kehilangan arah pula, gadis itu memilih untuk mengutuk dengan segenap hatinya seiring napas terakhirnya mengudara.
"Jangan berpikir kamu sanggup menahan semuanya, manusia tidak sekuat itu. Jika kamu tidak menyukai sesuatu, maka suarakanlah dengan lantang."
"──Memendam sesuatu hanya akan membuat manusia rapuh, Amane."
Sebelum bernamakan (Nama), gadis itu pernah dipanggil dengan nama Amane.
·
·
"Pfft─haha... Ama..ne?" (Nama) mengeluarkan kekehan kecil dari bibirnya. Melirih diakhir kalimat, matanya yang sesaat menyorot tajam kembali tertelan saat ia mengedipkan mata, mengembalikan tatapan mata yang terlihat kosong.
"Apa ada sesuatu yang lucu?"
(Nama) setengah menoleh pada Isabella seraya melirik wanita yang masih dipanggilnya 'Mama' dari ekor matanya, "Tidak, tidak ada."
"Hanya teringat masa lalu."
Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka.
(Nama) sedikit menaikkan kepalanya, menatap langit.
Rembulan tidak menampakkan diri.
Namun hamparan bintangnya amat banyak, terbentang luas dari ujung menuju ke ujung yang lain.
Ia merasa sedikit bernostalgia. Dahulu sebelum ditenggelamkan wanita itu, ia sempat menatap hamparan bebatuan langit di malam hari.
Satu-satunya sumber cahaya yang terlihat hanyalah berasal dari petromak yang digenggam Isabella. Disamping wanita itu terdapat (Nama) yang turut mengekor dengan santai. mereka selagi suara derap dari sepasang kaki dua orang itu yang menemani.
Lantas menuju kemana kedua orang itu?
Menuju gerbang.
Gerbang yang sama, gerbang yang dituju Conny pada saat duabelas Oktober.
(Nama) mendengus dalam hati. Terserahlah,
'Ayo mati sekali lagi.'
Diam-diam, (Nama) berharap akan keajaiban.
Tapi...
Jika memang ada satu kesempatan saja...
(Nama) mau lari,
Berlari menuju tempat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝
Fanfictionrandom-up. x Reader. Rembulan, Dialah Sang keindahan di tengah misteri kelam nan sepi. Arutala © dwiyshren Promised Neverland © Kaiu Shirai/ Posuka Demizu · Just in case, manatahu ada yang bertanya soal credit dari beberapa art yang keliatan 'UWNSJH...