Maap aku salah perkiraan😓🙏🏼 ternyata chapter ini bukan chap terakhir di GF, masih satu chap lagi heheheheh😫
•
·
·
•
────•·•────
Sejauh mata memandang, hanya ada hehutanan yang hijaunya terhampar seolah tanpa ujung. Membuatku bertanya-tanya, 'di ujung hehutanan ini adakah asa yang memungkinkan kebebasan manusia?'──
Betapa bagusnya bila yang kupertanyakan itu benar adanya.
Lupakan.
Di puncak tembok itu tidak ada kebebasan, seperti yang diujarkan Mama.
Yang ada hanyalah kegelapan pekat yang menjulang dalam diantara sangkar dan harapan.
Menurutku, harapan itu sedang berlari menjauh.
Sungguh, aku ingin mati.
Tidak... aku ingin hidup.
Aku tidak mau mati.
Namun hidup seperti ini membuatku ingin mati...
Tapi, aku tidak mau ada kematian dari orang-orang didekatku lagi.
Aku tidak mau adikku ada yang mati lagi.
♪
"Selamat makan!"
Entah harus bersyukur atau apa, saat aku kembali─ makan siang baru dimulai.
Sungguh, haruskah aku bersyukur atau tidak? Aku tidak tahu lagi.
Pikiranku mengambang tidak fokus, entah kembali berdelusi atau hanya tidak mampu lagi memikirkan apa-apa.
Aku benci orang dewasa.
Terutama yang memiliki pemikiran kolot dan berkepribadian yang bebal. Apalagi jika hati dan pikirannya dipenuhi oleh keserakahan yang tiada habisnya kecuali saat ia mati membusuk dalam tanah. Sungguh, bumi akan hancur jika diisi oleh manusia-manusia seperti itu.
Tapi bumi juga akan hancur jika diisi oleh orang-orang yang memiliki sifat sepertiku. Bukan bersikap narsis, ini penghinaan. Memangnya dunia tidak akan hancur bila para penghuninya memiliki dendam lalu mengutuk dunia dan Semestanya?
Melewati batas, tapi aku sudah tenggelam dalam batas itu. Dan tidak berniat untuk keluar dari dalamnya. Kehidupan kedua pun tidak bisa menghapus rasa benci dan dendamku. Selain mengutuk aku juga lihai berdusta─ pada diriku sendiri, seperti orang dewasa yang kubenci. Apa itu berarti aku membenci diriku sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝
Fanfictionrandom-up. x Reader. Rembulan, Dialah Sang keindahan di tengah misteri kelam nan sepi. Arutala © dwiyshren Promised Neverland © Kaiu Shirai/ Posuka Demizu · Just in case, manatahu ada yang bertanya soal credit dari beberapa art yang keliatan 'UWNSJH...