•
────•·•────"(Nama)! Bantu kami!"
"Apa maumu? Jangan lagi."
•·•
(Nama) menghela napas gusar. Ini sudah yang ketujuh kalinya Emma mengajaknya setelah sarapan usai.
Ya, sekarang waktu membersihkan. Dan waktu membersihkan (Nama) habis sia-sia saja karena ia terus diekori Emma. Rasanya sedikit kesal. Tugasnya tidak akan selesai kalau Emma terus menerornya.
"(Nama)!"
Oke, ini yang kedelapan.
Emma menarik tangan (Nama), membuat gadis bermanik (warnamata) itu tersentak kecil.
Dengan tatapan penuh keras kepala, Emma berucap keukeuh, "Pokoknya bantu!"
Melepas tangan Emma pelan, (Nama) menghela napas frustasi. "Jangan meminta bantuan denganku. Otakku tidak mampu!" ujarnya sedikit menaikkan suaranya, ia kesal!
"Kalau begitu ayo ikut andil, kau tidak perlu berpikir." Emma mengoreksi ucapannya.
(Nama) terdiam sejenak, "… Bukannya itu sama saja?"
"Itu beda! (Nama) harus ikut!" Emma menghentakkan kakinya sebal.
"Tidak, Emma. Kecualikan diriku."
"Aku menolak!" Emma dengan keras kepalanya.
(Nama) memalingkan wajah, tidak berkata apapun. Betapa meresahkannya makhluk satu ini, ia membatin.
"(Namaaa)! Ayo ikuut!" wajah Emma cemberut.
"Tidak Emma. Biarkan hidupku damai tanpamu."
"(Namaaa)!!"
"Tidak. Telingaku tertutup, aku tidak bisa mendengarmu."
"Tapi yang kau tutup itu matamu!"
Yang tadinya (Nama) berjalan menghindar seraya menutup mata dengan tangan, segera berganti menutup telinganya.
Dari belakang gadis itu Emma masih mengikuti, masih dengan kata yang sama, "Ikuut!!"
Kalau saya bilang tidak, tidak ya neng Emma. (Nama) ingin mengucapkan itu dengan sepenuh hatinya, tapi tidak mungkin Emma akan paham.
Sifat keras kepala ini adalah buktinya.
Rasanya tadi (Nama) tadi sudah bilang kalau ia sudah ketahuan oleh Isabella. Bukannya ia hanya akan jadi beban saja nantinya? (Nama) juga tidak memiliki intensi untuk bebas.
"(Namaaaa) ayo bilang iya!"
"Selamat, kamu gagal. Jangan dicoba lagi, saya menolak." dengan nada monoton, (Nama) lagi-lagi menolak.
Terhitung sebelas kali Emma mengajak (Nama), dan sebelas kali pula (Nama) menolak ajakannya.
"(Namaaa)!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝
Fanfictionrandom-up. x Reader. Rembulan, Dialah Sang keindahan di tengah misteri kelam nan sepi. Arutala © dwiyshren Promised Neverland © Kaiu Shirai/ Posuka Demizu · Just in case, manatahu ada yang bertanya soal credit dari beberapa art yang keliatan 'UWNSJH...