XVI. Despair

1.8K 399 76
                                    

[Masih di hari yang sama, 1 November, sekitar pukul satu dini hari]

Tadinya kamu ingin kembali melanjutkan langkah, namun pemandangan yang didapat membuatmu memutuskan untuk tetap berdiam dan menepi di dinding. Membiarkan punggung menempel padanya.

"Beritahu kami semua yang kamu tahu."

"Tentu, aku akan memberitahukan dari apa yang kutahu dari peternakan ini." Samar-samar terdengar suara Suster Krone, dan ...Norman? Dari dalam ruangannya yang teredam dari luar ruangan.

Tidak, jujur bukan itu yang membuatmu termangu.

Pemandangan yang disuguhkan di depanmu ruangan itulah penyebabnya. Don dan Gilda yang berdiri didepan ruangan tersebut, diikuti dengan Nat, Anna, Thoma, dan Lannion yang menempelkan telinganya di pintu demi mendengarkan percakapan di dalamnya. Itu membuatmu tidak tahu harus berkata ataupun berbuat apa lagi.

Kamu merupakan saksi bisu dari usaha yang dilakukan oleh adik-adikmu.

Hanya berdiri, melihat dan mendengar dalam diam. Namun membuatmu bertanya-tanya.

Kenapa... kenapa sekeras itu...?
Kenapa sekeras itu berusahanya?

Kakimu akhirnya beranjak dari tempat tersebut, kembali melanjutkan langkah yang sempat tertunda.

Ini membuatmu kesal. Tapi disisi lain kamu juga seolah dihantam oleh sesuatu. Tenggorokanmu terasa panas, membuat lehermu terasa gatal.

Kali ini, kamu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Berpikir bahwa segelas air itu mungkin saja dapat menghilangkan panas pada tenggorokanmu.

Tidak mempan.

Lehermu yang gatal juga tidak kunjung hilang, membuatmu sedikit frustasi.

Akhirnya, kamu memutuskan untuk mencuci muka. Menampar wajahmu dengan air mungkin adalah keputusan yang bagus.

(Not my art

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Not my art.)

"Haha... menggelikan."

Muak. Kamu muak pada dirimu sendiri.

Menatap diri dalam pantulan cermin kamar mandi, dengan tetesan air yang jatuh satu-persatu lalu menyusuri wajahmu. Kamu menyeringai lebar, satu tanganmu berada di lehermu yang tadi terasa gatal. Tadi. Gatalnya sudah hilang setelah kamu garuk, hingga berakhir membuat lehermu luka lagi. Tapi itu tidak penting sekarang.

𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang