Ayo kita lihat yang uwu-uwu dulu, aku jengah dengan part-part serius ini:D
·
·
·
•
────•·•────
Ketika silih waktu belum berganti, jumlah dari 'kami' itu terdiri dari empat sekawan.
Waktu bergerak maju.Meninggalkan perubahan yang sekiranya tidak begitu berarti bagi orang-orang.
Empat sekawan itu berubah menjadi tiga sekawan.
Kurasa sudah sejatinya diriku menyisakan sepi.
───
..
.
.
Sedikit dari banyaknya yang gadis itu tahu, bahwa dunia itu kejam.
Ah-- maaf.
Kurasa kalimat itu perlu diralat sedikit.
Dunia itu kompleks dengan segala permasalahannya, entah itu dari konflik kecil maupun besar sekalipun.
Ada kala dimana gadis kecil itu bertanya pada Sang Semesta,
'Jika saja semua orang bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain, akankah semuanya bahagia selamanya?'
Tapi tidak.
Tidak lama setelah itu, barulah ia mendapatkan jawabannya.
--sekaligus kematiannya.
Ia dengan cepat paham.
Paham bahwa cara kerja dunia tidaklah sesederhana itu. Agak salah ia menyalahkan dunia yang kejam padanya.
Karena nyatanya para manusia dengan sifat yang merugi itulah yang menyebabkan segala keabnormalan dunia.
Sesaat sebelum air yang tenang mengambil napas terakhirnya, gadis itu mengutuk makhluk mengerikan yang dinamakan manusia dari lubuk hatinya yang terdalam.
Sungguh, betapa lancangnya gadis itu karena mencela ciptaan sang Semesta.
───
"(Nama) uhuhuhu maafkan akuuu..! Jangan sakiit huaaaa!!"
"Phil, ini tidak seperti aku sudah mati, tidak perlu memeluk kakiku seperti koala!"
"H-habisnya.. hik-"
Don terheran melihat pemandangan asing didekatnya.
"Itu.. apa?" Tunjuknya mengarah pada (Nama) yang berusaha mlepaskan Phil yang terus memeluk kakinya. Nat menghampiri Don dengan tangan yang terlipat dibelakang kepala dengan santai.
"Oh, itu? Entahlah, sejak bangun tadi Phil tidak mau lepas dari (Nama). Mungkin saja itu karena kecelakaan kemarin." sahutnya, ikut berdiri di samping Don, mengamati (Nama) dan Phil.
Keduanya mengamati dalam diam hingga Nat berceletuk pelan, "Tapi.. melihat (Nama) tanpa jaketnya itu rasanya asing sekali.."
"Aku sependapat." ujar Don. "Ditambah lagi, jarang sekali melihat (Nama) yang seperti ini, membuatku terpikir bahwa sesuatu mengerikan akan terjadi." tambahnya lagi dengan nada serius.
![](https://img.wattpad.com/cover/241318121-288-k606923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝
Fanfictionrandom-up. x Reader. Rembulan, Dialah Sang keindahan di tengah misteri kelam nan sepi. Arutala © dwiyshren Promised Neverland © Kaiu Shirai/ Posuka Demizu · Just in case, manatahu ada yang bertanya soal credit dari beberapa art yang keliatan 'UWNSJH...