XXVI. 002-003 (8)

776 126 86
                                    

"Yorka, (Nama) ambil posisi, aku akan memotret kalian."

Yorka mencebikkan bibir, memegang kerah kemejanya, "Professor, lambda sudah jatuh miskin apa bagaimana? Baju yang kami kenakan terlalu longgar!" Ia menunjukkan seberapa longgarnya pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yorka mencebikkan bibir, memegang kerah kemejanya, "Professor, lambda sudah jatuh miskin apa bagaimana? Baju yang kami kenakan terlalu longgar!" Ia menunjukkan seberapa longgarnya pakaiannya. Anak itu menoleh pada anak perempuan di sampingnya, "kan, (Nama)?" menuntut suara serentak dari sang pemilik nama yang dipanggil.

Professor wanita tersebut melotot, "diam kalau tidak ingin kutelanjangi," ia menekan kalimatnya. Kesal sekali jika ia dihadapkan dengan kedua bocah ini, 'harusnya Smee saja yang mengurus mereka!'

──ingin bilang begitu, tapi Smee sendiri sudah di tempatkan untuk mengurus produk paling jenius, ah yasudahlah.

"──begitu katanya, Yorka," jadi diam saja. (Nama) menyahut sekenanya, berdiri di samping Yorka dengan satu tangannya yang memegang tangan little bunny.

"Tch."

Gloriem menunjuk Yorka, "mendecih tidak akan membuatmu kejatuhan uang dari langit, bocah, cepat ambil posisimu."

Yorka akhirnya berdiri dengan postur yang terkesan ogah-ogahan, "dasar galak," gumamnya.

(Nama) yang mendengar gumaman Yorka turut menyahut dengan bergumam, "tidak, dia itu sinting."

"Ah, kalau yang itu 99% benar."

"CK, AH, DASAR BOCAH-BOCAH MENYEBALKAN!!" professor itu akhirnya menjerit histeris, saking emosinya.

Yorka terkikik, "Habisnya professor tidak jelas, tiba-tiba menyuruh kami memakai pakaian longgar seperti ini, pakaian piyama yang biasa kami kenakan jelas jauh berbeda dengan kemeja ini."

(Nama) menggaruk tengkuknya, "kau memotret kami seolah kami ini narapidana saja,

Tapi masuk akal kalau labelnya 'ternak' dan bukannya 'narapidana'," ujarnya dengan sarkas diakhir kalimat.

Yorka membulatkan mulutnya, "hoo... benar juga," tangannya menarik tangan (Nama) yang tengah menggaruk tengkuknya, "Nanti lehernya luka lagi, bodoh."

Ckrek!

""Huh?"" Kedua anak itu menoleh pada kamera, dan sekali lagi,

Ckrek!

(Nama) mendelik pada Gloriem, sementara Yorka mengerutkan dahinya.

Kedua anak itu tadinya ingin menyuarakan protes walau tidak sempat karena Gloriem yang meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.

"Satu, anggap saja ini peringatan satu bulan kalian berada di sini sebagai salah satu alasan kenapa aku memotret kalian."

Gloriem mendengus, "dan yang kedua, cukup dengan pikiran sebagai ternak itu, tujuan kalian jauh lebih besar daripada menjadi ternak."

"Dengar, fakta kalian yang terlahir sebagai produk lambda memang tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi──

𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang