XI. Infatuation (2)

2.7K 569 120
                                    


"Aku membencinya…"

"AKU MEMBENCINYA!! TIDAK USAH IKUT CAMPUR DENGAN KEBENCIANKU!"

Aku membencinya.

Aku membencinya.

Aku membencinya

Dia hilang, tepat didepanku.

Selagi membencinya, aku juga membenci diriku sendiri.

Aku membenci diriku yang terlahir didunia ini.

───

Andai saja Ray tahu jika ia terlahir dengan beban seperti ini, jika bisa, ia akan meminta Semesta untuk tidak terlahir.

Ray putus asa, putus asa akan beban yang ia emban tanpa pilihan.

Tubuh kecilnya tak sanggup.

Dia hanya anak yang baru berumur lima tahun! Apa yang Semesta harapkan padanya dengan memberinya kemampuan ingatan yang sempurna seperti ini!?

Dibanding anugerah… Ray menganggap ini sebagai kutukan…

Ah, Ray kesepian. Mimpi buruknya tidak pernah berakhir.

Walaupun ada Emma dan Norman disisinya, ia merasa tersisihkan karena kutukan ini.

Ia ingin menyendiri di suatu tempat yang bebas.

Menyendiri lalu berbaring menatap langit dengan awan yang berjalan.

Ia ingin menangis sebanyak yang ia bisa.

Ia ingin berteriak sekencang yang ia bisa.

Tapi jika ia melakukan itu, orang-orang akan bertanya,

'Mengapa kamu menangis?'

'Kenapa kamu berteriak?'

Ia ingin tertidur tanpa ada mimpi buruknya…

Mengapa Semesta seperti ini padanya?

Ditengah badai keputusasaan, Ray menemukan setitik harapan dari satu sosok.

Kakaknya, (Nama).

───

"Hari ini kita kedatangan saudara baru, namanya Lannion!"

Kala itu bermula saat Lannion pertama kali tiba di house.

Ray selalu melihat bayang sosok gadis kecil dibalik tubuh Isabella, ibunya.

Awalnya, Ray berpikir bahwa Isabella menganak-emaskan (Nama).

Bagaimana tidak? Pertama kali mengikuti tes harian, full score ia taklukkan, disusul Norman dengan mudahnya. Mereka berdua secara tidak langsung bersaing.

Diluar konteks, jarang Ray lihat gadis itu bermain diluar house, apalagi bermain bersama anak-anak perempuan sebayanya. Gadis itu hanya diam, mengekori Isabella dibalik bayang-bayang. Membuar Ray terpikir apakah gadis itu bisu.

Tapi suatu hari, secara tidak sengaja Ray menemukan sesuatu, dari celah yang tidak terlalu lebar dibalik pintu ruang Isabella.

Dialog itu bermula saat gadis itu bertanya, "Mama, kenapa dia selalu senyum?"

𝐀𝐑𝐔𝐓𝐀𝐋𝐀─ 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞𝐝 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang