1

213 4 0
                                    

"Udah dapet kerja baru ya?" Tanya Fosa menatap sahabatnya yang terlihat lebih bersemangat hari ini.

"Iyes!" Sahut Lila dengan sumringah.

"Tapi aku harus pindah kos nih, soalnya tempat kerjaku jauh dari sini." Lila kembali mencomot martabak keju kesukaannya.

"Ya gak apa-apa lah La, dari pada gaji kamu habis untuk ongkos doang." Sahut Fosa.

Fosa dan Alila adalah sahabat sejak SMA, nasib Fosa lebih beruntung karena terlahir dari keluarga berada. Beda dengan Lila yang terlahir dari keluarga yang berantakan. Ayah dan ibu Lila bercerai. Ayah Lila yang hancur karena judi kini tak tahu berada dimana. Sedangkan sang ibu kini hidup di kampung bersama nenek Lila. Gadis cantik itu harus membiayai dirinya sendiri dari sejak SMP hingga sekarang. Ia pun tak patah semangat, ia mendaftar di universitas yang bisa menyesuaikan dengan jam kerjanya sebagai karyawan swasta dan di sinilah ia sekarang kuliah di kelas karyawan. Sebentar lagi Lila wisuda dan dua hari lalu ia di terima bekerja di sebuah pabrik sepatu di kawasan industri padat penduduk itu.

Lila menatap bangunan kos yang lumayan rapi dan bersih. Dengan tabungan yang ia sisihkan dari pekerjaan sebelumnya sebagai pramuniaga di sebuah swalayan.

"Cari siapa, mbak?" Sapa seorang pria yang Lila taksir berusia 35 tahun.

"Oh ini mau ketemu ibu kos, saya yang mau kos. Kemarin sudah telpon pemilik kos." Beritahu Lila pada pria itu.

"Oh mbak Lila ya?" Tanya nya.

"Iya mas." Sahut Lila.

"Sini masuk mbak, kamarnya di lantai 2, baru aja saya bersihkan." Pria tersebut mempersilakan Lila untuk masuk.

Ada sekita 4 kamar kos di lantai bawah dan 3 kamar kos di lantai atas. Lila bersyukur kos tersebut tak terlalu ramai.
Setelah berbincang akhirnya Lila menutup pintu dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi yang lumayan bagus dan bersih. Lila menghidupkan kipas angin yang lumayan memberi hawa di tengah teriknya kota ini.

Sore hari Lila terbangun dari tidurnya. Ia merasakan perut nya keroncongan minta di isi. Tadi siang dia melewatkan makan siangnya karena asik berbenah di kamar yang sekarang sudah rapih.

Lila membuka pintu, suasana kos yang hening membuat Lila merasa nyaman. Menurut mas Oki (penjaga kos) kamar yang di atas di huni oleh seorang wanita yang bernama Berlian dan satu orang pria yang bernama Bagas. Tapi pria itu jarang pulang ke kos. Kalo Berlian paling dua hari sekali pulang karena ia lebih sering menginap di tempat kakaknya. Itu cerita yang di sampaikan mas Oki pada Lila tadi siang.

Lila kembali ke kos nya setelah membeli nasi bungkus dan juga sebotol air mineral. Ia belum membeli galon air mungkin besok ia baru berbelanja kebutuhan untuk di kos nya.

Lila menatap punggung laki-laki yang sedang berdiri di balkon dan menatap ke arah jalan tol yang membentang di depan sana. Lila tak tahu siapa pria ini. Pria dengan kaos oblong dan celana jeans juga sepatu kets itu tak juga menoleh meskipun mendengar langkah kaki Lila.

Lila memilih tak menegur pria itu namun ia tetap waspada.

"Baru pindah?" Suara pria itu membuat Lila hampir saja menjerit. Gadis itu menoleh cepat dan mengangguk. Pria tersebut sedang menyandarkan punggungnya di balkon dengan kedua sikutnya menumpu di pembatas balkon yang setinggi pinggang.

"Saya masuk dulu ya." Pamit Lila dengan senyum yang manis.

"Iya." Sahut si pria.

Lila mengusap dadanya ketika ia sudah berada di dalam kamarnya. Terdengar suara pria tersebut masuk ke dalam kamarnya dan suasana kembali hening.

TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang