25 (21+)

142 4 3
                                    

Katakanlah ini terlalu terburu-buru bagi Lila, mungkin saja. Namun kepercayaan yang tumbuh di batin Lila pada Krisna membuat Lila pada akhirnya pasrah pada hasrat dan bertekuk lutut pada gairah yang membumbung.

Krisna mungkin adalah sosok yang jarang mengumbar birahi nya dengan bercinta dengan sembarang wanita. Krisna bukan sosok polos dan suci, ia kehilangan keperjakaan nya tepat saat kuliah dulu dengan mantan kekasihnya yang berasal dari Philipina. Setelah itu, Krisna jarang sekali berlabuh di ranjang dengan wanita-wanita bayarang atau siapapun. Apalagi sejak ia sibuk dengan urusan Bagas dan perusahaan tentunya. Ketika ia merasa penat, ia akan pergi ke klub malam dan minum hingga mabuk lalu pulang ke apartemen di antar Ben. Ben adalah sosok yang tak pernah meninggalkan Krisna dalam kondisi apapun, ia tak ingin Krisna merusak citranya sendiri yang sudah di bangun dengan susah payah selama ini.

Pernah Krisna menyewa wanita panggilan itupun saat ia ada kunjungan kerja ke Amerika.

"Krishhhh.. Pelan.." Lila meringis mendapati Krisna menyesap leher jenjangnya hingga menimbulkan tanda kemerah-merahan di sana. Tangan Krisna tak tinggal diam, tangan kanannya meremas lembut dada Lila dan tangan kirinya menopang tubuhnya sendiri. Lila gelisah menikmati sentuhan Krisna yang mematikan. Lila juga bukan gadis polos yang tak pernah berciuman namun untuk sejauh ini, ia tak pernah melakukannya.

"Sayang..." Krisna mengerang ketika Lila membuka celana kerja Krisna sementara kemeja dirinya dan kemeja Lila sudah entah kemana. Lila menyambar leher Krisna lalu ia pun membuat tanda di sana. Krisna semakin gila tak kuasa menahan lagi gejolak dirinya.

Tak ada sehelai benang pun di tubuh mereka. Krisna menatap tubuh Lila yang luar biasa indah. Sangat sempurna di mata Krisna. Begitu juga dengan Lila yang takjub melihat junior Krisna yang berdiri tegak. Lila menggigit bibirnya ketika ia dan Krisna hanya saling pandang.

"Beautiful..." Krisna mengungkung tubuh Lila lalu kembali mengulum puting kenyal milik Lila tangan kanannya mengusap klitoris Lila dengan lembut, tak di pungkiri tangan Krisna pun bergetar.

"Eeeemhhh.. Kris .." Lila menjambak rambut Krisna pelan ketika ia merasakan perasaan yang utuh, telunjuk Krisna menelusup ke dalam vagina Lila dengan lembut. Inikah rasanya? Batin Lila.

Krisna memainkan klitoris Lila dengan jempolnya sementara telunjuknya terus keluar masuk dengan lembut. Begitu juga dengan mulut Krisna yang sibuk dengan puting Lila.

Lila memekik tubuhnya menegang dan Krisna merasakan vagina Lila menghisap telunjuknya. Bukannya berhenti, Krisna sengaja mempercepat gerakannya hingga Lila menjerit pelan dan menjepit tangan krisna dengan pahanya.

Krisna terkekeh.

"Mau lebih?" Bisiknya. Lila membuka matanya.

"Kalo hamil gimana?" Tanyanya dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Ya kita nikah!" Sahut Krisna.

Lila mengerjapkan matanya. Lila meringis ketika Krisna menggoda vaginanya yang masih sensitif.  Tangan kanan Lila perlahan mengusap penis Krisna lembut. Ia menunduk melihat benda tersebut. Ia mendorong tubuh Krisna hingga terlentang. Rambut gadis itu berantakan dan terlihat seksi.

Krisna menggigit bibirnya ketika Lila menelisik penisnya, ia membiarkan gadis itu melakukan apa yang ingin ia lakukan. Lila mengurut penis Krisna dengan lembut lalu memainkan kedua bola Krisna. Pria itu mendesah ketika Lila memasukan penisnya ke dalam mulutnya, jelas terlihat ragu namun Lila sanggup melakukannya. Tak berapa lama Lila sudah terbiasa dan wooow!! Kini penis Krisna di jadikan mainan di mulut Lila. Krisna blingsatan di buatnya ia meracau menyebutkan nama Lila. Gadis itu semakin semangat dan terus menghisap penis Krisna.

"Kocok, sayang! Aku mau keluar!" Krisna menarik rambut Lila pelan.

"Aaaahhhh... Shiiittt!!!" Krisna melihat bagaimana cairan putih itu menyembur ke wajah Lila hingga gadis itu memejamkan matanya.

Amazing!!!

Krisna meraih kotak tisue dan mengusap wajah Lila.

"Sorry sayang...." Krisna mengecup kening Lila. Ia membersihkan wajah Lila dan juga tangan Lila. Ia pun mengusap perutnya sendiri yang di banjiri spermanya.

TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang