31

104 5 0
                                    

"Kali ketiga, ya?" Ejek Lila.

"Sayang? Ketiga?" Krisna menatap tak percaya pada Lila.

"Iya, ini ketiga kalinya aku sama Joshua ketemu." Lila terkekeh. Joshua mengulum senyumnya.

"Sorry dan thank you." Joshua menyesap kopinya. "Aku faham dan sadar dengan apa yang udah aku lakukan ke kalian." Joshua menghela nafasnya dalam.

"Let say, aku kurang perhatian dan punya trauma di masa lalu dan salahnya aku semua itu aku limpahkan ke orang lain." Joshua melirik Krisna.

"Sorry Niel karena aku mengganggu kamu selama ini." Tatapan Joshua melembut.

"Lila, sorry ya dan thanks udah buka mata aku." Joshua terkekeh.

Lila menggenggam tangan Joshua.

"Josh, aku minta maaf karena melakukan itu ke kamu, mungkin aja kamu merasa jijik dan trauma sama apa yang kamu lihat." Lila mengusap lengan Joshua, Krisna menatap Lila dengan tatapan kagum.

"No, aku sangat menghargai usaha kalian untuk menyadarkan aku." Joshua balas menggenggam tangan Lila.

"Percaya sama aku Josh, aku dan Krisna gak pernah perduli dengan orientasi seksual seseorang, tapi aku dan Krisna juga berhak untuk membela diri, kan?" Lila menoleh pada Krisna yang sedang tersenyum.

Joshua mengangguk.

"Aku sudah buat pernyataan di saksikan pengacara papa ku dan pengacara mama mu." Joshua melirik Krisna.

"Doakan aku bisa bahagia ya." Joshua tersenyum pahit.

"Mau stay di Jakarta?" Tanya Krisna. Joshua menggeleng.

"Aku balik ke Inggris. Rumah ku dan duniaku sepertinya memang bukan di sini.  Aku udah ketemu psikiater yang bisa ku percaya di sana." Pria itu menepuk punggung tangan Lila karena gadis cantik itu mulai menangis.

"I'm totally okay, La. Don't worry, i can handle my self." Joshua mengangguk yakin.

"By the way, Nathaniel Krisna, may i hug you for the last time?" Joshua menatap Krisna. Krisna mengangguk yakin.

"Come in dude!!" Krisna memeluk Joshua erat. "Take care, i always be your best friend no matter what." Krisna mengusap puncak kepala Joshua dan Krisna tahu Joshua menahan tangisnya.

"I'm sorry Josh." Krisna menepuk punggung Joshua erat. Lila mengusap pundak Krisna dan Joshua.

Krisna merangkul Lila dan melambaikan tangannya pada Joshua yang menghilang seiring mobilnya berlalu dari lobby kantor Krisna.

"Lega?" Tanya Lila.

"Sangat!" Krisna mengecup pelipis Lila.

"Ck, ini di kantor dan aku adalah karyawan kamu." Lila mendelik sebal.

"I don't care!" Seru Krisna.

"By the way, kamu ada rekaman video kita yang di tonton Joshua?" Krisna mengerlingkan matanya.

"Ndassss mu!!!" Lila berlalu yang di ikuti gelak tawa Krisna.

Di sisi lain...

Joshua memejamkan matanya, ia betul-betul harus pergi dari hidup Krisna. Melupakan pria itu dan ia harus memulai hidup baru di Inggris.

"I'm home!" Joshua tiba di rumah papa nya.

"Josh.." suara seseorang membuat Joshua menoleh.

"Mama? Papa?" Joshua mematung melihat senyum mama dan papanya.

"Maafkan kami ya Josh, we always love you, son." Keduanya menghambur memeluk Joshua.

Hati Joshua menghangat, mungkin betul, inilah yang ia butuhkan untuk mengisi kekosongan jiwanya selama ini.

Perhatian dan cinta kasih dari orang tuanya.

Dua tahun berlalu....

"Cepetan yang udah kesiangan nanti panas!" Gerutu Lila. Ia memeluk seorang anak laki-laki yang baru berusia hampir dua tahun. Rubby Nathaniel Bagaskara namanya. Ia adalah putra pertama Krisna dan Lila.

"Iya yang." Krisna tergopoh keluar dari dalam rumahnya.

Ben dan Maria menggelengkan kepalanya.

Pusara di hadapan mereka terlihat sangat terawat.

Nathan Bagaskara

"Hai uncle Bagas, Rubby nengokin lagi nih
" Suara Krisna terdengar lucu mewakili Rubby yang masih kecil.

Lila terkekeh lalu mereka pun berdoa mendoakan Bagas yang sudah beristirahat dengan tenang.

"We love you, Gas." Bisik Maria. Pelukan putra putrinya membuat Maria selalu kuat menjalani hidupny tanpa Bagas.

"See you uncle, Rubby pulang dulu." Lila mengusap nisan Bagas.

Mereka berjalan beriringan, kini Rubby sudah pindah ke tangan Ben, pria itu sibuk menggoda Rubby yang menggemaskan.

"Thank you sayang. I love you." Bisik Krisna.

Lila tersenyum lalu mengecup bibir Krisna sekilas.

"Rubby, kayaknya kamu sebentar lagi akan punya adik deh!" Celetuk Ben.

"Muatamuuu!!" Lila memekik

Semua tergelak demikian juga dengan Rubby yang sebetulnya tak mengerti dengan apa yang di bicarakan orang-orang dewasa di sekelilingnya.

Tamat

TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang