"Gas, ini pasti mahal ya?" Bisik Lila.
"Gak sampe jual rumah lah!" Sahut Bagas. Lila mengerucutkan bibirnya.
"Kamu kerja atau kuliah?" Tanya Lila.
"Pengangguran." Bagas mengedikkan bahunya.
"Kamu pasti tiap malam begadang ya?" Tuduh Lila.
"Nggak!" Bagas menggeleng yakin.
"Oh berarti kamu yang keliling?" Tanya Lila lagi.
"Ngapain?" Tanya Bagas.
"Ngepet!" Jawab Lila. Mereka pun tergelak.
***
"Nyonya, tuan muda sedang makan malam di temani teman wanitanya."
Maria menghela nafasnya dalam membaca pesan dari asisten pribadinya.
"Belum mau pulang juga?" Tanya seorang pria yang berusia sekitar 30 tahun an.
"Mama sampe bingung lho sama adek kamu itu. Kalo ngambek gak tanggung-tanggung, dua bulan belum mau pulang." Maria memijat pelipisnya.
"Sabar ya mah. Aku coba bujuk lagi deh." Pria tampan itu mengusap pundak ibunya.
"Lagian mama juga sih, mau jodohin Bagas sama Alana, perempuan aneh begitu." Gerutu pria itu lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
"Ck, kamu ini! Ya kan mama juga gak tahu kalo Alana kayak gitu." Maria mendelik pada putra sulungnya yang bernama Krisna.
"Oh ya Kris. Apa kita samperin aja ke kostnya Bagas?" Maria memberi saran.
"Yang ada dia makin kabur mah." Krisna menggeleng pelan.
Maria Laura namanya. Seorang pengusaha wanita yang memiliki dua orang anak laki-laki yang sama-sama tampan. Putranya sulung nya bernama Nathaniel Krisna dan yang kedua bernama Nathan Bagaskara. Usia mereka terpaut lima tahun saja. Bagas dan Krisna memiliki karakter yang berbeda. Krisna yang dewasa dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan Bagas yang energik dan tak bisa diam. Bagas sendiri baru saja menyelesaikan kuliahnya di Singapura sementara Krisna sudah di dapuk sang bunda untuk mengurus perusahaan peninggalan sang ayah. Keluarga mereka sendiri memiliki beberapa pusat belanja dan beberapa pabrik di daerah pusat industri. Usaha mereka yang maju pesat di tangan krisna dan Maria tentu saja menjadikan keluarga mereka di perhitungkan di dunia bisnis Indonesia.
Krisna sendiri memegang kendali untuk mengurus 10 pusat belanja yang tersebar di Jakarta dan beberapa kota di luar pulau Jawa.
Bagaimana dengan Bagas? Tentu saja Bagas menolak ketika ia di dapuk Maria untuk mengurus semua pabrik yang mereka punya. Maria sendiri sedang fokus pada bisnis properti milik mereka juga.
"Ayolah nak, kamu pasti bisa." Bujuk Maria pada putra bungsu nya.
Bagas menggeleng. "Mah, Bagas masih mau bebas. Kemarin kan baru aja selesai kuliah, masa harus langsung kerja." Seperti biasa Bagas menolak.
Sudah ke sekian kali Bagas menolak hingga Maria menjadi jengkel di buatnya.
"Ya sudah, mama akan jodohkan kamu dengan anak teman mama supaya kalian cepat menikah!" Ancam Maria.
Singkat cerita, Bagas dan Alana bertemu hingga Alana tergila-gila pada Bagas namun sayangnya Alana sifat Alana yang sangat overprotektif membuat Bagas jengah. Beberapa kali Alana mencelakakan wanita yang dekat dengan Bagas. Entah itu teman atau pun hanya sekedar kenalan Bagas. Akhirnya Bagas menolak perjodohan ini dan memutuskan Alana hingga akhirnya Alana selalu menteror Bagas dan mengancam akan bunuh diri. Bagas lelah akhirnya ia kabur dari rumah karena marah dengan perjodohan ini.
Sebetulnya Maria tak lagi memaksa tentang siapa wanita yang akan di dekati Bagas toh pada akhirnya Bagas akan memberontak dan kabur jika ia memaksa untuk di jodohkan.
Bagas adalah putranya bungsunya yang amat ia sayang. Begitu juga dengan Krisna yang sangat menyayangi adiknya tersebut. Semua itu bukan tanpa alasan tentunya.
Krisna sendiri belum berniat untuk mencari pasangan walaupun wanita mana yang akan menolak pesona Krisna. Tampan, kaya, cerdas dan mempunyai kharisma yang menjadi impian setiap wanita.
Krisna berjalan memasuki kost adiknya yang sudah ia ketahui sejak lama. Ia di temani oleh asisten nya dan beberapa orang kepercayaan nya. Niatnya tentu saja untuk bernegosiasi dengan adiknya supaya pulang.
Di sisi lain, sore itu Lila nampak baru saja turun dari angkutan kota yang membawanya dari pabrik dimana ia bekerja. Ia menoleh pada mobil Bagas yang terparkir di garasi rumah kost tersebut. Ia melangkah menaiki tangga sambil bernyanyi pelan.
Ia membelalakkan matanya ketika melihat Bagas tengah tarik menarik dengan seorang pria berbadan tegap dan tak hanya 1 orang, Bagas kini di kerumuni oleh hampir 5 orang.
"Hei stop!!!" Lila berteriak kencang.
Gadis itu menenteng balok kayu dan jalan dengan cepat tak lupa ia mengacungkan balok itu pada pria-pria yang berada di hadapannya. Krisna mengernyitkan keningnya.
"Jangan beraninya keroyokan ya!! Najis!! Pergi gak atau gue teriakin rampok nih?!" Ancam Lila. Ia menarik tangan Bagas dan menyembunyikan pria yang jelas lebih tinggi dari dirinya itu di balik punggungnya.
"Tenang Gas, ada aku!" Bisik nya tanpa mengalihkan pandangannya dari pria-pria yang menatap aneh pada dirinya. Bagas mengangguk setuju.
"Ayo buruan pergi!! Atau gue teriakin nih biar di pukulin sama orang sekampung!" Ancam Lila lagi. Salah satu pria ingin mendekat namun di tahan Krisna.
Mereka segera berlalu dari hadapan Bagas dan Lila.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA WAKTU
RomanceAlila terkejut ketika mendapati tetangga kos nya yang jarang pulang tiba-tiba ambruk di hadapannya. Nathan Bagaskara nama si tetangga kos yang aneh dan nyentrik.