22

62 5 1
                                    

"Niel.."

Sekali lagi suara itu terdengar dan ketiga nya menoleh ke asal suara. Mata Krisna membulat begitu juga dengan Ben.
Lila menatap Krisna dan seorang pria tampan yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Ada apa?" Tanya Krisna.

"Apa kabar?" Tanya pria itu. Wajah Ben dan Krisna terlihat mengeras karena kesal.

"Aku ada urusan," Krisna meraih tangan Lila dan pergi segera memasuki mobil dn meninggalkan pria tersebut. Lila sempat menoleh dan pria itu terlihat marah pada Lila.

Lila kembali mendongak menatap Krisna yang sedang menikmati makanannya. Begitu juga dengan Ben. Namun ada yang aneh dengan Ben dan Krisna, biasanya Ben banyak bicara dan menggoda Krisna namun kali ini ia diam hanya sesekali menatap Krisna.

Lila memilih tak bertanya apapun hingga jam kerja usai.

Lila baru saja tiba di apartemennya. Sebetulnya itu adalah apartemen Bagas yang tak pernah di tempati karena permintaan Maria dan Krisna akhirnya Lila tinggal di sana. Lila menghembuskan nafasnya karen lelah. Pikirannya masih di penuhi oleh pria yang tadi pagi bertemu dengannya di lobby. Kenapa Krisna terlihat begitu terganggu dengan kedatangan pria tersebut.

Ponsel Lila bergetar.

Krisna : La, sorry untuk siang tadi.

Lila tersenyum.

Alila : gak apa-apa Kris. Tapi kamu baik - baik aja, kan?

Krisna : aku gak tahu. Aku di lobby, boleh mampir?

Lila mengerjapkan matanya.

Alila : boleh. Sini naik, aku bikin nasi goreng.

Krisna : wait ya!

"Mau cerita?" Tanya Lila setelah mereka makan malam dengan nasi goreng dan daging goreng kesukaan Krisna. Entah sejak kapan Lila selalu membuat stok daging goreng di lemari es nya.

"Aku bingung sih mau cerita darimana. Dan aku juga gak tahu setelah ini kamu akan menganggap aku menjijikkan atau nggak." Krisna menghela nafasnya. Lila masih menunggu Krisna melanjutkan cerita nya.

"Tadi itu temanku waktu kuliah dulu. Joshua namanya." Krisna menatap Lila. Ada keraguan dan kekhawatiran di tatapan matanya.

"Joshua dan aku pernah---berciuman." Krisna memejamkan matanya. Lila terhenyak namun ia berusaha tenang mendengarkan cerita Krisna selanjutnya.

"Waktu itu kami mabuk, aku diambang frustasi karena Bagas tak juga membaik. Aku melampiaskan kesedihanku dengan pergi ke klub malam dengan Joshua karena dia salah satu teman baikku waktu di Singapura. Kami mabuk dan pulang ke apartemen Joshua, entah setan apa yang membuat kami berciuman. Ketika aku sadar kalo dia adalah Joshua, aku memint maaf dan segera kembali ke apartemenku. Namun sepertinya ciuman itu sudah di rencanakan oleh Joshua karena ternyata dia menyimpan perasaan lebih ke aku." Krisna kembali menghela nafasnya.

Tak mudah kembali membuka ingatan yang menyebalkan dan sudah terjadi hampir 10 tahun lalu.

"Dia seorang--penyuka sesama jenis?" Tanya Lila. Krisna mengangguk.

"Kamu---juga?" Tanya Lila dengan hati-hati.

"Nggak!!" Jawab Krisn dengan cepat. Lila bernafas lega.

"Kamu jijik sama aku?" Tanya Krisna. Lila tertawa pelan.

"Nggak lah, kenapa harus jijik? Karna kamu pernah ciumana sama Joshua?" Lila balik bertanya. Krisna mengangguk lemah.

"Tapi kamu menikmatinya?" Goda Lila. Krisna menggeleng cepat.

"Ah bohong!" Goda Lila. Gadis itu berusaha membuat Krisna tak larut dengan kekhawatiran nya.

"Ck, beneran!" Krisna meraup wajahnya dengan kasar. Lila terkekeh.

"Aku masih suka sama perempuan, La!" Terang Krisna. Lila tertawa.

"Iya Pak. Aku percaya." Lila mengusap bahu Krisna. Pria itu menoleh menatap manik mata Lila, gadis berambut panjang, berbibir tebal dan sangat menggoda.

Perlahan Krisna mendekati wajah Lila dan mengecup bibir gadis itu. Hanya sebuah kecupan lembut namun Krisna seakan tak puas jika hanya mengecupnya. Karen Lila tak menghindar maupun menampar nya, Krisna menarik tengkuk Lila dan melumat pelan bibir manis itu, Lila pun membuka celah bibirnya sehingga Krisna semakin menekan tengkuk gadis itu. Krisna menyesap lidah dan bibir Lila dengan penuh hasrat begitupun juga dengan Lila. Ciuman yang berbeda dengan yang di berikannya pada Bagas. Ciumn dengan Krisna terasa membangkitkan sisi nakal gadis itu. Perlahan Krisna mengakhiri ciumannya dan mengusap bibir Lila.

"I love you..." Bisik Krisna. Lila mengerjapkan matanya.

"I love you, Alila. Sejak pertama aku ketemu kamu, kamu udah berada di sini." Krisna menunjuk dadanya.

Lila tersenyum lalu menunduk.

"Why..." Bisik Krisna.

Lila mendongak. "Memang aku boleh suka sama kamu?" Tanya Lila. Krisna tersenyum.

"Kenapa gak boleh?" Krisna kembali mengecup bibir Lila.

"Aku suka sama kamu sejak masih SMA." Aku Lila pada Krisna.

"Sejak insiden pantry dan tukang galon." Lila terkekeh.

"I know." Sahut Krisna.

"Kamu milik aku sekarang." Krisna menjawil hidung Lila dengan gemas.

Krisna kembali menyambar bibir Lila, kali ini ciuman yang lebih dalam dan penuh hasrat, Krisna bahagia karena perasaannya pada Lila berbalas.

TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang