26

90 4 0
                                    

Lila memeluk perut Krisna di ranjang. Ia sudah mengenakan kemeja Krisna karena kemeja nya sudah tak berbentuk.

Ia mendongak dan mendapati Krisna sedang menatapnya.
Gadis itu mengulum senyumnya yang sangat menggemaskan di mata Krisna.

"Apa?" Tanya Krisna. Ia mengusap pipi Lila dengan lembut.

"Kamu sayang sama aku?" Tanya gadis itu mengeratkan pelukannya.

Krisna menaikkan satu alisnya.

"Sayang banget! Kalo gak sayang aku gak akan nangis wakt----" Krisna mengatupkan bibirnya. Lila menatap Krisna meminta pria itu meneruskan ucapannya.

"Kris?" Lila bersuara ketika Krisna tak juga membuka mulutnya.

Pria itu terkekeh pelan.

"Aku pernah nangis waktu pergoki kamu ciuman sama Bagas." Krisna menatap Lila dengan lembut. "Aku egois gak sih?" Krisna mengeratkan pelukannya.

Mata Lila membulat sempurna.

"Berarti kamu selama ini nahan cemburu?" Lila mengusap perut Krisna.

"Lumayan lah, bikin aku kelimpungan dan uring-uringan. Kalo kata Ben sih kayak perempuan mau datang bulan." Krisna tertawa pelan.

"Bagas tahu kalo kamu suka sama aku? Dari awal?" Tanya Lila lagi. Krisna mengangguk.

"Di akhir hidupnya, dia meminta aku untuk menjaga kamu." Krisna mengecup bibir Lila. "Tanpa di minta Bagas pun, aku akan selalu menjaga kamu, Alila."

Lila terenyuh mendapati dirinya sangat di sayangi oleh Bagas dan Krisna.

" I love you, Kris." Lila menyambar bibir Krisna.

Ciuman itu semakin dalam hingga Lila sudah berada di bawah Kungkungan Krisna. Mereka kembali di landa gairah yang mendalam. Ciuman yang saling mendamba satu sama lain, ciuman yang tak menuntut namun bergairah.

Krisna tahu jika apa yang akan di lakukannya pada Lila mungkin terburu-buru, persetan dengan hal itu. Ia hanya ingin memiliki Lila seutuhnya.

"Krissshhhh..." Lila merapatkan pahanya ketika Krisna kembali menyiksa area vaginanya dengan lidah dan jarinya.

"La, aku gak bisa berhenti...." Bisik Krisna.

"You don't need to stop, Kris." Suara Lila membuat Krisna tersenyum. Ia mengarahkan juniornya ke arah vagina Lila perlahan dia menekan benda keras dan kenyal itu dengan lembut. Lila meringis merasakan sesuatu menyeruak ke dalam inti tubuhnya.

"Akkkkhhhh Krissnaaa!!" Lila menggigit bahu Krisna yang ia yakini pasti berdarah. Krisna menggeram di ceruk leher Lila merasakan kenikmatan sekaligus ngilu di ujung penisnya. Perlahan nafas Lila kembali teratur dan Krisna mulai bergerak perlahan hingga Lila merasa nyaman.

Krisna melumat dada Lila dengan rakus dan penuh gairah, ia bahagia sangat bahagia akhirnya ia sendiri yang mendapat Lila seutuhnya.

"Sayaaaang!!!!!" Krisna mempercepat temponya setelah merasakan penisnya akan menyerah. Ia menarik penisnya dan menumpahkan spermanya di paha Lila.

Nafasnya keduanya memburu. Tenggorokan mereka tercekat akibat berburu oksigen.

"I love you!!!" Pekik Krisna. Lila memukul punggung Krisna pelan.

"Sakit?" Tanya Krisna. Lila mengangguk. Pria itu mengecup kening Lila lembut.

"Nikah yuk.." Bisik Krisna. Lila mengerjapkan matanya lalu mengangguk.

***

Deringan ponsel Krisna membuat Lila terusik. Pukul 3 dini hari.

Lila meraih ponsel Krisna dan tertera nama Joshua di sana. Lila mengernyitkan keningnya.

"Halo.." Lila berusaha menajamkan pendengarannya karena terdengar suara berisik khas klub malam.

"Nieelll... Ke sini dong aku kangeeeen.. Nathanieelllll... Hikss... Hikssss...." Suara Joshua menyatu dengan suara dentuman musik membuat Lila memijat pelipisnya.

"Dasar sinting!" Gerutu Lila lalu mematikan daya ponsel Krisna.

"Kenapa saingan gue harus Joshua sih?" Lila terkekeh sendiri.

Di tempat lain, Joshua yang mabuk di salah satu klub malam terlihat sangat menyedihkan dengan isak tangis yang pilu bak perawan yang putus cinta, ia mengirim video dirinya tengah berciuman dengan Krisna pada salah satu kontak di ponselnya, satu nama yang ia pikir akan dapat membantunya mendapatkan Krisna. Dia adalah Maria, ibunda Krisna.

***

Maria baru saja bangun tidur dan mengecek ponselnya. Ada pesan dari Krisna yang bilang malam ini ia pulang ke apartemen.

"Ck, ini anak. Apartemen sendiri atau apartemen anak gadis?" Maria menggeleng samar.

Ia mengernyitkan keningny ketika ia mendapat kiriman video dari nomor tak di kenal. Ia membelalakkan matanya ketika melihat isi video tersebut. Nampak putranya dalam keadaan terpejam namun ia berciuman dengan seorang pria yang Maria tahu itu adalah temannya waktu kuliah. Joshua.

Maria limbung. Ia berusaha menghubungi Krisna namun ponselnya tak bisa di hubungi.

Ia menghubungi Lila namun belum juga di angkat.

Ia marah, sungguh marah!!



TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang