24

63 5 0
                                    

"Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya intimidasi gue!" Gerutu Lila setibanya di apartemen. Ia pamit pulang setelah tersenyum melihat bagaimana Joshua terdiam menahan kesal.

Lila merebahkan tubuhnya di sofa, ia masih kesal dengan Joshua yang mencoba meracuni pikiran nya.

"Kalo cewek udah gue jambak rambutnya! Sayang aja gue harus lebih sabar hadapi mahluk jenis ini." Gerutu nya lagi.

Ia sama sekali tak menyadari jika sedari tadi seseorang sedang memperhatikan tingkahnya. Seorang pria tampan yang sedang menyandarkan tubuhnya di pintu kamar si gadis

Nampak Lila mengubungi seseorang. Pria itu mengurungkan niatnya untuk memberitahu keberadaanya.

"Halo, Ucup! Kamu lagi dimana?"

Lila terlihat mengangguk.

"Gini Cup, cara kita ngetes cowok itu normal apa nggak gimana sih?"

Krisna menaikkan satu alisnya mendengar pertanyaan Lila pada sahabatnya.
Iya, pria itu Krisna yang mendadak pulang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya. Kalau kata Ben sih, Krisna lagi kena sindrom bucin. Whatever Ben!

"Oh gitu, tapi misalnya kebablasan gimana?" Tanya Lila setelah mendengarkan instruksi Ucup dari seberang sana.

"Hah? Aku kan belum pernah Cup!" Pipi Lila memanas mendengar saran Ucup, sahabat durjananya.

"Oke Cup, aku coba deh. Makasih ya Cup sarannya." Lila terkekeh.

"ASTAGAAAAAA!!!!!!" Lila memekik ketika ia ekor matanya menangkap kehadiran Krisna.

"Kamu gila ya????" Lila berkacak pinggang dengan rambut yang sedikit berantakan dan yang lebih membuatnya terlihat sedikit menggemaskan dan seksi adalah karena tiga kancing kemejanya sudah di buka hingga bra berwarna hitamnya nampak jelas terlihat.

Krisna terkekeh melihat reaksi Lila.

"Kenapa sih? Gak kangen seharian gak ketemu?" Krisna mendekat. Lila menghela nafasnya dalam, ia sadar sudah berbicara kasar pada Krisna.

"Maaf ya.. aku kaget habisnya." Lila menatap Krisna dengan tatapan menyesal. Ia mendekati Krisna dan langsung menelusupkan dirinya ke tubuh Krisna.

"It's okay. Aku yang salah ngagetin kamu." Krisna memeluk erat tubuh ramping Lila.

"Kok kamu pulang hari ini?" Lila mendongak.

"Because i really miss you!" Krisna mengecup bibir Lila lembut. Gadis itu menegang mengingat bagaimana saran Ucup yang di sampaikannya beberapa waktu lalu.

Lila meremas pinggang Krisna. Pria itu kembali melumat bibir Lila kali ini ia menekan punggung Lila hingga tubuh mereka saling menepel dengan sempurna. Lila membuka celah bibirnya hingga Krisna dengan leluasa menyerang bibir dan mulutnya dengan lidahnya.

Lila menarik kemeja Krisna hingga bagian belakang kemeja tersebut bebas dari ikat pinggang Krisna. Pria itu mengerang ketika tangan lentik Lila merayap mengusap punggung Krisna tanpa penghalang.

'shit!!' umpat Krisna dalam hatinya ketika ia merasakan celananya sempit pertanda sesuatu mengeras di bawah sana.

Krisna menatap sayu manik mata Lila. Bibir gadis itu membengkak merah karena permainan Krisna.

"Mau bukti kalo aku masih normal, hmm?" Goda Krisna. Lila menggigit bibirnya.

"Listen to me, La. Sesuatu di sana masih menegang dan bangun dengan cepat berarti aku masih tergoda dengan sentuhan kamu. Krisna menarik tangan kanan Lila dengan lembut ia mengarahkan telapak tangan gadis itu menuju selangkangannya. Tatapan mata Krisna membius Lila hingga gadis itu mengerjapkan matanya ketika tangannya menyentuh benda kenyal dan keras di balik celana Krisna.

"Hmmmm..... " Krisna mendongak ketika Lila mengusap pelan junior Krisna.

"Apa ini masih berfungsi?" Tanya Lila yang langsung menyesali ucapannya. Krisna membuka matanya dan tersenyum miring.

"Let's try, Sayang." Krisna mengusap pipi Lila yang sudah merona karena malu.

Krisna menyambar bibir Lila kali ini lumatan yang ia ciptakan sangat panas sehingga Lila pun terpancing dan ia sudah melenguh pelan ketika Krisna pelan-pelan mengusap dadanya. Tangan kanan Krisna masuk ke dalam kemeja Lila karena kancingnya sudah terbuka.

"Kris..." Lila mengerang ketika Krisna bermain di putingnya yang masih tertutup bra.

"Mau coba?" Krisna menjauhkan wajah nya sehingga ia bisa menatap Lila dengan Jelas. Senyum Lila dan kerlingan mata gadis itu adalah jawaban dari pertanyaan Krisna.

TANPA WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang