Bab 17

14.3K 1.2K 53
                                    

Heyoo! Ketemu lagi hari ini😍

Btw, aku udah update tiap hari, tapi masa kolom komentarnya sepi banget. Kan aku jadi sedih dan tydac semangat😭😭

Ayo dong diramekan😭

•••

Detak jantung Carly meningkat. Kedua matanya melotot. Pikirannya campur aduk. Tubuhnya pun tak bisa digerakkan dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, setelah Elias kembali memberi jarak di antara mereka, Carly masih bergelut dengan kekagetannya.

Satu per satu kebingungan Carly tentang dirinya yang dijadikan sebagai seorang tawanan oleh Elias mulai menampakkan titik terang. Semuanya masih saling berkaitan.

Elias rupanya sudah mengenalnya jauh sebelum pria itu membawanya ke sini. Dan Carly juga masih mengingat memorinya bersama pemuda yang pernah ditolongnya beberapa tahun lalu, yang tak lain adalah seorang Elias White.

Hanya tersisa satu hal lagi yang kini sangat mengusik rasa penasaran Carly, yaitu tentang keterlibatan ayahnya di kehidupan Elias. Sebab, Elias dengan jelas menyebut bahwa James Lewis adalah musuhnya dan akan melakukan balas dendam.

Tidak akan pernah ada balas dendam kalau James Lewis tak pernah berbuat apa pun pada Elias. Degup jantung Carly kian kencang saat otaknya membuat spekulasi jika ayahnya juga terlibat dalam pembantaian keluarga White.

Semuanya jadi terasa masuk akal sekarang.

Tentang Elias yang mencoba menghancurkan James Lewis.

Tentang Elias yang menjadikan Carly sebagai tawanannya.

Benang merah yang semula kusut, kini mulai terurai sedikit demi sedikit.

Namun, entah kenapa Carly tak bisa menerima fakta tersebut. Memikirkan ayahnya yang pernah melakukan hal sekeji itu membuatnya merasa tak berdaya seketika.

Carly mundur selangkah sambil memegang dadanya dengan satu tangannya yang mengepal. Tumitnya tanpa sengaja mengenai kaki ranjang, membuatnya sedikit oleng dan tahu-tahu sudah jatuh terduduk di atas ranjang.

“Aku sudah menunggu selama beberapa tahun untuk membawamu ke sini, dan aku senang saat akhirnya kau mengingatku.”

Lamunan Carly terputus ketika mendengar suara Elias. Entah kapan pria itu sudah mengambil posisi bersimpuh di hadapannya, menarik satu tangan Carly untuk dibawa ke dalam genggamannya.

Carly mengedipkan kedua matanya beberapa kali, memastikan jika yang baru saja berucap dengan lembut adalah seorang Elias White.

“Aku sangat ingin menghancurkan James Lewis, tetapi aku tidak ingin menyakitimu,” tambah Elias, yang masih mempertahankan kelembutan dalam suaranya. “Untuk itu aku membawamu ke sini.”

Carly kembali mengerjap. Tangannya yang tadinya berada di dada, kini sudah jatuh di sisi tubuhnya.

Perkataan Elias barusan menjawab pertanyaannya selama ini, tentang alasan pria itu yang menjadikannya seorang tawanan. Dan itu sungguh mengejutkan.

Elias tidak ingin menyakitinya.

Padahal, selama ini Carly berpikir jika ia akan dijadikan santapan black mamba peliharaan pria itu.

“Sebenarnya ... a-apa yang sudah ayahku lakukan padamu?” tanya Carly, dengan suara yang tersendat-sendat sebab masih bingung dengan serangkaian kejadian yang menimpanya.

“Ayahmu,” Elias memberi jeda sejenak hanya untuk menggeram, mengingat betapa liciknya James Lewis. “dia membunuh keluargaku dan mengambil seluruh harta keluargaku.”

I Owned by the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang