Seharusnya Carly masih punya beberapa hari lagi sampai cutinya selesai. Ia sengaja meminta libur beberapa hari untuk menghabiskan waktu bersama sang ayah. Namun, baru sehari ia berada di Las Vegas, sosok Elias White datang dan merusak segala agendanya. Mungkin pria itu juga akan menghancurkan hidupnya setelah ini.
Memikirkan itu saja membuat kepala Carly diserang rasa pusing yang berlebihan.
Tak ada yang bisa Carly lakukan. Ia tahu betul ayahnya hampir bangkrut belakangan ini. Tak ada kekuatan yang ayahnya miliki untuk bisa membebaskannya dari Elias. Carly hanya bisa pasrah, menunggu sampai malaikat maut datang mencabut nyawanya. Atau mungkin ia sudah bertemu dengan malaikat maut itu sendiri, yaitu Elias White.
Pria itu sudah pergi beberapa jam yang lalu, memberi napas pada Carly yang ditinggal seorang diri. Carly lantas mandi, membersihkan tubuhnya yang terasa cukup lelah dengan cara berendam di air hangat. Ia masih tak percaya jika Elias benar-benar memperbolehkannya menikmati kemewahan di mansion-nya.
Ada pula hal lain yang mengejutkannya. Carly pikir ia akan tetap mengenakan piyamanya sepanjang hari ini sampai ia mendapatkan baju baru, tetapi ketika iseng membuka walk in closet, ia malah menemukan berbagai macam pakaian wanita di sana.
Carly tak tahu pakaian-pakaian itu memang sengaja Elias berikan untuknya atau mungkin sebelumnya ada seorang wanita yang tinggal di sini. Tetapi persetan dengan itu, Carly memilih untuk mengganti piyamanya dengan sebuah dress bermotif bunga. Ia hanya berharap Elias tak akan marah padanya karena telah lancang menggunakan pakaian tersebut.
Selesai dengan pakaiannya, Carly tak tahu apa yang harus dilakukannya setelah ini. Hari sudah semakin siang. Mansion Elias White terasa begitu asing baginya. Ditambah lagi dengan suasana yang sangat sepi, membuat Carly semakin tidak betah.
Saat Carly memutuskan untuk tidur, pintu kamarnya tiba-tiba saja diketuk. Ia yang baru saja membaringkan tubuhnya di atas ranjang queen size yang empuk, seketika terperanjat kaget dan segera bangkit dari posisinya.
“Nona Lewis? Apa kau di dalam?”
Carly menarik napas panjang seraya menyentuh dadanya. Dirasakannya detak jantungnya yang bertalu kuat di dalam sana. Begitu kaget dengan ketukan yang datang tiba-tiba. Ia pikir itu adalah Elias, tetapi setelah mendengar suara seorang perempuan dari luar sana, Carly menjadi sedikit lega.
Entah milik siapa suara tersebut, tetapi Carly buru-buru turun dari ranjangnya. Ia membuka pintu dan mendapati seorang wanita setengah baya di sana, berpakaian rapi dengan senyum ramah di wajahnya yang sedikit keriput.
“Saya Carol, ketua pelayan di sini. Dan Tuan White meminta saya untuk melayani Anda.”
Mulut Carly melongo. Tak percaya dengan apa yang wanita itu katakan. Ia pikir Elias akan mengurungnya di dalam kamar sampai pria itu kembali, tetapi ia malah mendapat perlakuan sebaik ini.
Sebenarnya apa yang sedang Elias rencanakan?
“Anda ingin makan di bawah atau membawa makananmu ke sini, Nona?”
Carly mengerjap sebanyak dua kali. Mulai fokus pada Carol yang sejak tadi tak berhenti bersikap santun padanya.
“A-aku akan ke bawah saja.”
“Baik, Nona. Mari saya antar.” Dengan lembut Carol mengajaknya pergi ke ruang makan.
Carly pun mengikutinya dengan air muka yang masih menampilkan kebingungan. Berjalan seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Owned by the Billionaire
Romansa[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Elias White--billionaire berhati sedingin es, kejam, gila kontrol, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk Carly Lewis. "Mulai sekarang, kau adalah milikku," bisik Elias tepat di telinga Carly. Dan sejak...