Elias White tiba di McCarran International Airport, Las Vegas menggunakan pesawat pribadinya. Ia keluar dari pesawat dengan kaca mata hitam yang bertengger di wajahnya, menuruni anak tangga dan diikuti oleh beberapa pengawal pribadi yang selalu mendampinginya setiap saat, termasuk Preston—asisten sekaligus orang yang paling dipercayainya.
“Bawa serta pramugari bernama Regina Hudson. Aku rasa aku akan menghabiskan waktu bersamanya sampai malam tiba,” perintah Elias pada Preston yang berada satu tangga di atasnya.
Titah Elias adalah hal mutlak yang wajib Preston lakukan. Dengan sigap pria itu berbicara pada salah satu rekannya lewat panggilan suara yang tersambung melalui handsfree, meminta untuk membawa serta pramugari bernama Regina Hudson ke hotel tempat Elias menginap selama berada di Las Vegas.
Begitu keluar dari bandara, mobil yang akan Elias gunakan sudah menunggu di depan dengan sopirnya sekaligus. Pintu sudah terbuka untuknya lantas Elias segera masuk ke dalam, duduk di bagian belakang. Sedangkan Preston pun ikut bersamanya, tetapi mengambil duduk di samping sopir sambil tetap berkomunikasi dengan pengawal Elias lainnya yang berada di mobil yang berbeda.
Elias sudah menyewa suite di salah satu hotel di Las Vegas. Mobil dan sopir yang ia gunakan saat ini pun merupakan bagian dari fasilitas yang hotel berikan untuknya. Per malamnya, Elias harus merogoh kocek sekitar seratus ribu dolar. Dan Elias tidak merasa rugi karena ia memang suka hidup dengan kemewahan.
Setibanya di hotel, Elias disambut baik oleh pegawai di sana. Lantas satu orang pegawai mengarahkannya ke suite-nya. Tak lupa pula memberikan keycard sebagai akses untuk masuk ke dalam kamarnya dan menggunakan lift khusus.
Hal pertama yang Elias lakukan begitu berada di dalam kamarnya adalah melepas jasnya dan mengendurkan dasinya yang sepanjang hari ini terasa mencekik lehernya. Ia kemudian duduk di sofa, menghadap pada hiasan ikan hiu yang menggantung di sepanjang ruangan. Bir yang sudah disediakan untuknya pun diteguk untuk menghapus dahaga.
Elias hanya tinggal menunggu sampai Preston membawa Regina ke kamarnya. Seolah sudah menjadi ritual sebelum membantai musuhnya, Elias perlu melampiaskan nafsunya pada beberapa wanita pilihannya. Dan sore ini akan ia habiskan bersama pramugari yang sempat beberapa kali melakukan flirting secara terang-terangan padanya.
Sembari menunggu, Elias mengeluarkan ponselnya. Aplikasi Instagram menjadi hal pertama yang dibukanya. Elias bukan orang yang gemar berselancar di sosial media. Baru kali ini ia menggunakan aplikasi itu hanya untuk mengawasi gerak-gerik seorang gadis bernama Carly Lewis.
Gadis itu adalah mangsa utamanya. Sudah sejak lama ia ingin membawa gadis itu tinggal bersamanya. Semua itu ia lakukan karena dendamnya pada James Lewis di masa lalu. Ia akan benar-benar menghancurkan pria angkuh itu malam ini dengan menggunakan putri kesayangannya.
Untuk pertama kalinya, Elias tidak akan langsung membunuh musuhnya. Ia akan bermain secara perlahan, menggunakan Carly sebagai senjata yang pada akhirnya akan membunuh James dengan sendirinya. Dan Elias juga sudah mengetahui karakter Carly Lewis. Cukup mudah baginya untuk membuat gadis itu tunduk padanya.
Elias benar-benar tak sabar menyaksikan kehancuran James Lewis di depan matanya sendiri.
•••
Elias keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk yang melingkari pinggulnya. Tubuhnya masih sedikit basah. Tetesan air dari rambutnya meluncur sampai ke otot-otot perutnya yang membentuk six pack.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Owned by the Billionaire
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Elias White--billionaire berhati sedingin es, kejam, gila kontrol, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk Carly Lewis. "Mulai sekarang, kau adalah milikku," bisik Elias tepat di telinga Carly. Dan sejak...