Bab 31

12.9K 1K 144
                                    

Malamnya, Elias langsung bertandang ke rumah salah satu sahabatnya—Zac. Ia tidak ingin membuang-buang waktu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Dante dan Cassandra.

Zac adalah satu-satunya orang yang tahu tentang obsesinya pada Carly. Oleh sebab itu beberapa tahun silam, Zac sebagai CEO dari agensi model yang menaungi Carly memberi penawaran pada gadis itu. Semata-mata agar Carly bisa terus terpantau dalam pengawasan Elias.

Sejak awal, semuanya sudah diatur dengan rapi oleh Elias. Tanpa diketahui oleh siapa pun selain Zac. Jadi, tak heran jika Dante menghajarnya sampai sebegitunya karena ketidaktahuannya tentang rencana yang telah disusun oleh Elias.

Dante sangat dekat dengan Cassandra. Pria itu sudah menganggap wanita itu seperti adiknya sendiri. Rasanya wajar saja bila Dante sampai sebegitu murkanya pada Elias yang kelihatan seperti “membuang” Cassandra. Elias tak bisa mengelak.

“Tunggu sebentar, Tuan White. Tuan Walton sedang "mengurus sesuatu" di kamarnya.” Perkataan itu berasal dari Shelby—asisten pribadi Zachary Walton yang juga tinggal bersama di penthouse pria itu. Shelby juga menambahkan gerakan berupa tanda kutip untuk mendeskripsikan kesibukan yang dilakukan oleh Zac.

Elias hanya mengangguk singkat. Tanpa repot-repot bertanya tentang kesibukan Zac yang tidak jelas pada Shelby karena ia sudah mengetahuinya.

Setelah Shelby pergi, Elias disuguhkan champagne oleh asisten rumah tangga Zac, sebagai teman untuk menunggu Zac yang entah berapa lama lagi menghampirinya.

Dua puluh menit berlalu dan Elias sudah menghabiskan sebotol champagne, tetapi Zac tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Sahabatnya yang satu itu memang paling senang mengusik kesabarannya.

“Hai, El! Sudah menunggu dari tadi, ya?”

Pandangan Elias langsung bertaut pada asal suara, menemukan Zac yang menghampirinya hanya dengan kimono dan rambut yang basah. Juga segelas wine yang berada di tangan kanannya.

Elias melirik jam tangannya sekilas sebelum mengembalikan netranya pada Zac yang tampak santai dengan senyum setengahnya. “Aku tadi sempat bersumpah akan mematahkan lehermu kalau kau belum juga keluar dalam waktu lima menit.”

Bukannya takut akan ancaman Elias, Zac malah tertawa keras. Lalu, mengambil duduk di single sofa di samping Elias.

“Jadi, apa yang membuatmu mau kembali menginjakkan kakimu di penthouse-ku yang mahal ini?” tanya Zac, yang lantas menyesap wine-nya.

Elias tak bisa menahan diri untuk tak memutar kedua bola matanya. “Aku ingin membicarakan soal Carly.”

“Ah, itu!” Zac menegakkan duduknya sembari meletakkan gelas wine-nya ke atas meja. “Kau lihat wajahku ini,” Ia menunjukkan satu sisi wajahnya dengan telunjuknya. “Ini adalah bekas pukulan Dante karena dia tahu kalau aku ikut membantumu menyembunyikan Carly.”

“Aku tahu.”

“Kalau begitu kirimkan seratus ribu dolar ke rekeningku sebagai ganti rugi.”

Elias langsung melayangkan tatapan tajamnya pada Zac.

“Bercanda, El. Santai,” ucap Zac sambil cengengesan. “Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini? Mengembalikan Carly ke James Lewis dan kembali ke rencana awalmu?”

I Owned by the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang