Bab 9

19.6K 1.6K 87
                                    

HAI!

Coba sini absen dulu siapa yang kangen sama cerita ini?🥳

Akhirnya aku update bab baru cerita ini setelah sekian lama dianggurin😭 Bantu vote dan komen ya biar cerita ini nggak aku anak tirikan lagi wkwk. Tapi aku bakal usahain tetep update sampe tamat kok🥰

Selamat membaca teman-teman❤

•••

Tepat satu minggu Carly menjadi tawanan seorang Elias White, masih banyak hal-hal janggal yang membuat otaknya terus bekerja mencari penjelasan. Sulit menemukan jawaban atas beberapa kejadian yang menimpanya dalam waktu seminggu ini.

Kepala Carly nyaris pecah.

Hatinya tak pernah bisa tenang.

Kegelisahan mendominasi. Apalagi sejak kedatangan ayahnya ke sini.

Carly seakan tak memiliki harapan apa pun lagi untuk bisa keluar dari penjara Elias. Ayahnya yang sangat ia percayai bisa membebaskannya dari belenggu ini malah balik menyerangnya.

Carly hanya bisa pasrah. Barangkali mengikuti permainan Elias adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Sedikit demi sedikit ia akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hidupnya.

Kedua kaki Carly baru saja berpijak keluar dari lift, berada di lantai dasar dengan langkah yang kemudian berjalan menuju dapur. Berniat untuk mencari Carol yang ia yakini sedang berada di sana.

“Ada yang bisa saya bantu, Nona?”

Beth menjadi orang pertama yang Carly temui. Menyapanya dengan sopan seperti biasa.

“Di mana Mr. White?” Carly langsung to the point. Sudah terlalu lelah untuk sekadar berbasa-basi. Bahkan, untuk mengukir senyum saja rasanya sulit.

“Tuan White sedang ada di ruang kerjanya, Nona.”

“Bisa tolong antar aku ke sana?”

Meski sudah satu minggu menempati hunian megah ini, Carly tidak tahu-menahu tata letak ruangan di sini. Area yang sering didatanginya hanyalah bolak-balik antara ruang makan dan kamar.

“Mari, Nona.” Beth menjulurkan tangannya ke depan saat melangkah melewati Carly, lantas memandunya untuk tiba di ruang kerja Elias.

Carly berada di dalam lift yang sedang membawanya ke lantai tiga. Beth masih terus membimbingnya, berjalan di depannya begitu mereka sampai.

Sementara Carly sibuk mengedarkan pandangannya ke tiap-tiap sudut ruangan. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di lantai tiga di mansion Elias White.

Banyak lukisan-lukisan bergambar siluet wanita yang dipajang di sepanjang dinding. Juga ada makhluk-makhluk mitologi seperti putri duyung. Carly mengakui jika selera Elias terhadap seni lukis bisa dibilang cukup bagus.

“Ini ruang kerja Tuan White, Nona.”

Carly menghentikan langkahnya saat Beth berhenti tepat di depan sebuah pintu ganda berwarna cokelat dengan ornamen-ornamen berbentuk abstrak.

“Terima kasih. Kau boleh pergi.” Carly melemparkan senyum tipisnya pada Beth, menggeser posisinya menjadi berdiri tepat di depan pintu ruang kerja Elias

I Owned by the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang