Bab 29

11.4K 1K 56
                                    

HAI!

Berhubung bab kemaren komennya lumayan rame, jadi hari ini aku update lagi walaupun sejujurnya ini baru banget pulang kerja. Masih capek dan muka masih berdebu🥲

Pokoknya terus ramein kolom komentarnya biar jadi pemicu semangatku😙😙

Met baca, guys❤

•••

Sialan!

Elias kecolongan.

Dalam pandangan matanya yang membulat lebar, tampak Carly yang kini tengah dijambak oleh Cassandra. Amarah bercampur menjadi satu dalam darahnya yang menggelegak. Terutama pada pihak keamanan di rumahnya yang membiarkan Cassandra menginjakkan kakinya di sini.

Langkahnya bergerak panjang, segera menghampiri Carly yang berteriak kesakitan. Tangannya langsung memegang kedua lengan Cassandra, menarik adiknya sekuat tenaga sebelum mendorongnya ke belakang setelah jambakannya di rambut Carly terlepas.

Elias sudah tidak peduli dengan Cassandra yang kini terperosok di atas lantai akibat dorongannya yang cukup kuat. Perhatiannya langsung tertuju pada Carly.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Elias dengan cepat. Kedua tangannya memegang pundak Carly dengan penuh kecemasan.

Napas Carly terdengar terengah-engah. Rambutnya acak-acakan dan hampir menutupi sebagian wajahnya, tetapi ia masih bisa melihat Elias yang memandangnya dalam jarak yang cukup dekat.

Carly menggeleng lemah, memberi jawaban atas pertanyaan Elias lewat gestur tubuhnya. Mulutnya serasa kelu, tak sanggup berbicara untuk sesaat. Masih shock dengan kejadian barusan yang sangat tiba-tiba.

Elias mendesah panjang sembari mengangkat sebelah lengannya menuju kepala Carly untuk membetulkan rambut gadis itu yang tampak berantakan. Menyibak helaian rambut panjang Carly yang menempel di kening dan sebagian wajahnya.

Belum sepenuhnya Elias merapikan rambut Carly, tubuhnya ditarik paksa dari arah belakang. Kekuatannya tidak seperti milik seorang perempuan dan Elias yakin jika yang sedang menariknya saat ini bukanlah Cassandra.

Elias mencoba membuat pertahanan, tetapi kalah cepat dengan sosok yang menariknya, yang sudah lebih dulu memutar tubuhnya dan tanpa aba-aba langsung memberi bogeman mentah di wajahnya. Bukan hanya sekali, melainkan empat kali dan dilakukan secara berturut-turut tanpa jeda.

Kembali terdengar jeritan dari mulut Carly. Kali ini dikarenakan Elias yang menerima beberapa pukulan hingga tubuhnya sedikit limbung dan hampir jatuh kalau Carly tidak cepat-cepat menahannya.

Elias meringis, merasakan nyeri di tulang rahangnya. Situasi yang tidak terduga membuatnya harus merelakan wajahnya menjadi sasaran tinju sesosok lelaki yang masih kelihatan samar dalam tatapannya.

Elias tidak butuh waktu lebih dari satu menit untuk memulihkan energinya. Kini ia sudah bisa berdiri dengan tegak dan lagi-lagi dibuat terkejut saat mengetahui jika sosok lelaki yang baru saja melayangkan tinju padanya adalah Dante—salah satu sahabatnya.

“Apa yang terjadi denganmu, El?!” Dante berteriak pada Elias. Wajahnya memerah dengan kedua tangan yang mengepal di sisi tubuhnya. “Kenapa kau memperlakukan adikmu seperti itu!” Dante mengarahkan telunjuknya ke belakang, menunjuk Cassandra yang masih terduduk di lantai dengan rembesan air mata yang membasahi wajahnya.

I Owned by the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang