Bab 12

15.7K 1.2K 32
                                    

HAI!

Sebelumnya aku udah pernah upload cerita ini sampe Bab 14, tapi karena alurnya mau aku ubah, jadi mulai dari Bab 12 sampai bab yang pernah aku upload di wattpad, isinya berubah ya.

Bagi kalian yang udah ngikutin cerita ini sejak pertama kali diupload, ini adalah bab baru, fresh from the oven😁😁

Doakan aja aku bisa lebih rajin upload cerita ini biar gak mandek kayak yang lalu-lalu😭

Happy reading💃

•••

Aku lebih menyukai Carly White daripada Carly Lewis.

Kalimat itu terus terngiang dalam benak Carly, membuat tidurnya jadi tak tenang tadi malam. Bahkan, sampai pagi ini pun pikirannya masih terus memutar perkataan Elias yang satu itu bagai kaset rusak.

Untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu minggu lebih Carly berada di bawah atap yang sama dengan Elias, pria itu menunjukkan sisi lain dirinya. Elias memperlakukannya dengan lembut, baik kata maupun sikap. Seakan-akan sosok Elias yang dingin dan kejam telah bertukar peran dengan yang baru.

Dan untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu minggu lebih ini, Carly memutuskan untuk keluar rumah. Bukan kabur, melainkan kembali ke aktivitasnya seperti yang selama ini ia lakukan sebelum terjebak bersama Elias. Toh, pria itu juga mengizinkannya.

Carly sudah meninggalkan beberapa pekerjaannya. Ia yakin Travis—manajernya—akan berteriak histeris dan tak akan berhenti mengomelinya selama satu minggu penuh. Bagaimana tidak, Carly memiliki kontrak kerja dengan beberapa brand.

Kalau saja Travis tak berhasil membujuk brand-brand tersebut untuk mengubah jadwal pemotretannya, maka Carly dan agensinya harus menanggung biaya ganti rugi yang tak bisa dibilang kecil. Jika hal itu benar-benar terjadi, Carly akan langsung didepak dari agensinya dan membayar ganti rugi tersebut dengan uang pribadinya.

Oh, sial! Pagi baru saja dimulai, tetapi pikiran Carly benar-benar tak diberi waktu untuk tenang barang sedetik pun.

Satu-satunya orang yang patut disalahkan dalam insiden ini tentu saja Elias. Kalau Carly sampai harus merogoh kocek pribadi untuk membayar ganti rugi, maka ia akan memalak Elias.

Tetapi ... apa ia berani?

Carly menggeleng pelan. Hal itu akan dipikirkan nanti saja. Untuk saat ini, ia hanya berharap Travis berhasil membujuk brand yang sudah bekerja sama dengannya sehingga ia tak perlu membayar ganti rugi apa pun.

Carly sudah selesai berdandan seadanya. Wajahnya hanya dilapisi bedak tipis-tipis dan lipstik tanpa riasan mata sama sekali. Jeans biru muda membungkus kedua kakinya dengan ketat. Sedangkan atasan yang dikenakannya hanya berupa kaus putih lengan pendek yang dipadukan dengan blazer hitam.

Tas tangan sudah berada dalam genggamannya, berisi barang-barang penting yang harus dibawa ke mana pun. Termasuk kunci mobil yang Elias berikan padanya, yang sampai detik ini masih tidak ia ketahui mobil jenis apa yang pria itu berikan untuknya.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi lewat lima belas menit saat Carly keluar dari kamarnya. Sebelum berjalan menuju lift, ia merapalkan doa di dalam hati agar tidak bertemu dengan Elias. Hari sudah cukup siang untuk menemukan keberadaan Elias di sini. Ia yakin pria itu sudah berangkat ke kantor saat ini.

I Owned by the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang