Dabysitter

1K 128 39
                                    

Dabysitter
means to daddy and baby sitter.

•°•

Bosan.

Aku tipe orang yang cepat bosan, aku mengakui itu dengan jujur. Hampir lima tahun menyandang status budak corporate agaknya membuatku merasa jengah. Selain karena merasa lelah dan gak betah di dunia kerja yang mulai toxic, akhirnya aku resign.

Tahu gak apa yang orang sekitarku katakan begitu tahu aku resign, mereka bilang begini,

"Gila, lo beneran resign?!! Yang bener aja, masuk perusahaan itu tuh susah banget sekarang!"

"Sumpah lo gak nyesel resign dari perusahaan sebagus itu?"

Dan masih banyak lagi yang lainnya, tapi hampir semuanya sama. Aku paham banget perusahaan tempat aku kerja itu perusahaan maju yang mana banyak diincar pekerja, masuknya pun gak mudah, tergolong susah karena persyaratannya yang tinggi.

Ditanya nyesal atau engga, ya nyesel gak nyesel. Nyesel karena gak bisa terima gaji plus berbagai tunjangan lagi, tapi gak nyesel karena sekarang setelah resign aku justru merasa lebih hidup.

Gak seperti masih menyandang status budak corporate, berat badanku sekarang melonjak naik. Pokonya gitu deh, intinya sekarang aku bisa narik napas dengan lega.

"Mau kemana, cari kerja?" tanya Mama. Itu pertanyaan yang selalu Mama ajukan setiap kali melihatku dengan pakaian rapi.

"Enggak lah, masih menikmati status pengangguran. Aku mau shopping." jawabku santai.

Orang lain mungkin gak akan sebangga ini dengan status pengangguran, beda sama aku yang senang banget. Ya soalnya aku pengangguran tapi dompetnya tebal, hehehe.

"Buruan cari kerja deh kamu, gak capek apa nganggur terus?" cetus Mama. "Lagian udah dapet kerjaan bagus malah resign, gak ngerti lagi Mama tuh sama jalan pikiran kamu."

Mulai deh Mama dengan mulut bawelnya. Gara-gara itu aku mempercepat kegiatan memakai sepatu, rasanya mau cepat-cepat pergi dari sini soalnya kalau masih diam di sini Mama pasti akan mulai mengomel ini itu. Duh, jangan deh, moodku lagi bagus soalnya.

"Iya gampang deh," sahutku seadanya. "Aku pergi dulu Ma kalo gitu-"

"Jangan pulang terlalu malam!"

"Iya engga, cuma lihat-lihat kok!" balasku menyeru, lalu lanjut mendumal dengan suara pelan. "Apaan sih... masa anak lakik diatur-atur gak boleh pulang malem, Mama gak asik!"

Selesai pakai jaket aku segera pakai helm dan mengeluarkan motor matic kesayanganku dari garasi rumah.

Cuacanya pas banget, gak panas dan gersang seperti kemarin. Moodku makin meningkat dengan sendirinya kalo gini, buktinya dari tadi dibalik masker mulutku gak bisa berhenti senyum meskipun tahu gak ada orang yang bisa lihat senyumku.

•°•

Niat awalku pergi ke mall adalah memang untuk shopping tapi berhubung aku bukan orang yang hedon, aku cuma beli barang-barang yang aku mau dan benar-benar butuh. Di luar itu aku cuma menganggumi sebentar lalu lanjut lihat-lihat yang lain.

Sepanjang memutari salah satu mall terbesar di daerahku, aku banyak pas-pasan sama orang pacaran.

Aku tuh geli sendiri melihat gaya pacaran anak muda zaman sekarang. Gimana ya, mereka tuh gak ada malunya gandengan tangan, peluk-peluk, atau bahkan cium-cium. Yah meski cuma cium pipi, tetap aja ini kan muka publik.

Recyle : JikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang