"Halo Mr. Perfect!"
Jihoon otomatis mengernyitkan dahi ketika suara riang Junkyu menyambutnya dari seberang panggilan telepon. "Ada apa nih, kamu mau minta sesuatu lagi?" tanya Jihoon penuh rasa curiga.
Dan Junkyu bisa paham hanya dengan sekali dengar, pria yang lebih dulu menghubungi itu lantas tertawa kencang-sepertinya menertawakan dirinya sendiri yang terlalu kentara hingga niatnya bisa langsung dipahami Jihoon dengan mudah. Padahal mulutnya baru mengucap kata sapaan, sama sekali belum menjelaskan.
"Ketawa, berarti bener nih mau minta sesuatu." cetus Jihoon, ia mengabaikan sejenak layar komputer dan beberapa lembar kertas di atas meja. "Pantes aja perasaanku udah gak enak begitu lihat display name kamu waktu terima telepon," seloroh Jihoon seraya bersandar pada kursi kerja Jihoon melirik jam, pukul sebelas empat puluh lima menit. Junkyu akan meminta makan siang bersama kah? tanyanya dalam hati.
Durasi suara tawa Junkyu bertambah. Pria Kim itu kalau tertawa suaranya nyaring bisa membuat telinga siapa pun pengang, Jihoon kadang memprotes tapi jauh di dalam hatinya tidak ada suara tawa yang bisa menyaingi indahnya suara tawa Junkyu. Dan kali ini Jihoon sama sekali tidak menjauhkan gawainya dari telinga, memilih menikmati bagaimana puasnya Junkyu tertawa di seberang sanaㅡyah, meskipun tidak dipungkiri, suara keras itu sedikit membuat gendang telinganya sakit.
"Mau makan siang bareng?" tanya Junkyu akhirnya setelah puas melepas tawa.
Sudut bibir Jihoon berkedut. "Boleh,"
"Aku ke kantormu aja deh sambil bawa makan, kamu mau apa?"
Kali ini senyum miring Jihoon tercetak jelas. "Mau kamu aja, gimana?"
Jihoon tidak terlalu yakin tapi ia menduga sekarang Junkyu tengah memutar bola matanya malas. "Kepalamu aku pukul pake sepatu dulu, mau?"
"Dipukul sepatu doang, gak masalah sih sebenernya-"
"Awas ya, begitu sampe kantor siap-siap aja kamu aku pukul pake sepatu!"
"Gak masalah. Tapi aku tetep dapet apa yang aku mau kan?"
"..."
Ada hening yang mengudara, tapi samar-samar Jihoon bisa mendengar helaan nafas panjang milik pria di seberang telepon. Jihoon terkekeh, agaknya Junkyu menganggap serius candaannya.
"Aku bercanda-"
"Yaudah nanti kita bicarain soal ini kalau aku udah sampai di kantor," Jihoon tersenyum lebar. Sengaja menjauhkan ponselnya dari kepala lalu sedikit memekik kesenangan. Ayolah siapa yang tidak senang jika candaanmu yang agak menjurus kesana dianggap serius-maksudnya dalam konteks yang Jihoon maksud, dan agaknya respon Junkyu terdengar positif. "Gak usah mekik kesenangan kamu! Hari ini kamu yang traktir, gak mau tahu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Recyle : Jikyu
Fanfictiontrash of Jikyu fict, from senofyou - penggalan kisah yang tak lengkap. - random fic