Besok, lusa atau di masa depan nanti mereka sudah memutuskan untuk terus bersama.
Ah, mungkin kata selamanya pun terdengar tidak akan pernah cukup.
- Tomorrow with you
.
"Mas, love language lo apaan deh?"
Jari-jari tangan Jihoon yang bergerak lincah di atas keyboard seketika terhenti sejenak untuk menoleh dan memberi tatap bingung pada salah satu anak buahnya yang entah sejak kapan sudah tarik bangku dan duduk merapat di depan mejanya. Satu hal yang menggangu Jihoon adalah tatap antusias Doyoung, agak membuatnya risih ternyata.
"Love language?" tanya Jihoon balik.
"Love language, Mas. Bahasa cinta."
Jihoon berdecak pelan. "Gue juga tahu love language artinya bahasa cinta, lo pikir gue sebego itu sama bahasa inggris?"
Tak disangka kalimat yang nyerempet sarkasme itu justru direspon tawa renyah oleh yang lebih muda. Seketika sebelah alis Jihoon terangkat tinggi, agak tidak menyangka kalau yang paling muda di antara timnya ini merespon dengan tawa sementara jelas sekali ada jenjang tinggi tak kasat mata di sini.
Yah, Jihoon bukannya gila hormat kalau mengingat ia yang berperan besar dalam mengatur tim ini. Ia hanya kaget karena di saat yang lain cenderung sungkan padanya, bocah bau kencur ini justru tampak santai.
"Lagian ngapain sih lo tiba-tiba nanya gituan?" tanya Jihoon lagi, ia biarkan Doyoung yang masih antusias sementara jarinya kembali bergerak di atas keyboard. Mau bagaimanapun rancangan anggaran ini harus selesai malam ini juga.
"Kepo aja Mas, soalnya gue lihat-lihat nih daripada yang lain cuma Mas Jihoon yang gak pernah kelihatan drama rumah tangganya."
Well, atas ucapan Doyoung barusan kali ini Jihoon benar-benar mengabaikan rancangan anggaran untuk event penting yang melibatkan banyak tokoh negara di dalamnya. Laptop dengan logo gigitan apel di tengah itu bahkan digeser ke samping.
"Ngapain lo kepo sama urusan rumah tangga gue?" semprot Jihoon tanpa sadar.
"Duh Mas, gue tuh kepo sama tips and tricknya." setelah puas menggeleng sebab kesalahpahaman si manajer, Doyoung tiba-tiba sengaja mencondongkan wajahnya. "Spill dong Mas, tips menjaga hubungan dengan pasangan."
Gak pakai lama muka Doyoung; yang tidak lebih besar dari telapak tangan Jihoon, langsung terdorong. "Bocah bau kencur, gak usah nanya-nanya hal aneh. Sana balik kerja, emangnya design poster sama voucher udah selesai di revisi hah?"
Diusir dengan alasan pekerjaan membuat Doyoung mendumal serta wajah ditekuk. "Galak banget sih, Mas."
Jihoon bersedekap dengan kepala yang miring sedikit, "terus kenapa?"
Yang ditatap kelewat intens seketika langsung menyengir lebar dengan dua tangan melambai panik. "Gak apa-apa Mas, bercanda doang peace." sahut Doyoung sebelum akhirnya ngacir balik ke meja kerjanya.
"Dasar bocah gak jelas," cetus Jihoon seraya menarik kembali MacBook miliknya, berniat meneruskan pekerjaan yang tertunda tapi karena fokus yang terlanjur terpecah membuatnya beralih pada safari mengetikkan sebuah kalimat di kolom search bar browser tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recyle : Jikyu
Fanfictrash of Jikyu fict, from senofyou - penggalan kisah yang tak lengkap. - random fic