Yang Jihoon tahu penghuni unit apartemen nomor 504 adalah seorang omega laki-laki. Meski unit mereka berhadap-hadapan, Jihoon belum pernah melihat langsung seperti apa wujud laki-laki itu. Tapi Jihoon cukup banyak mendengar rumor mengenai si penghuni unit nomor 504.
"Dia laki-laki, tapi seorang omega." suatu hari Bibi Yoon; wanita beta yang tinggal tepat di sebelah unit Jihoon dengan senang hati mendeskripsikan bagaimana rupa si penghuni 504. Saat itu Jihoon selesai membuang sampah ke lantai dasar, kepulangannya dicegat ketika Bibi Yoon yang entah sedang apa di depan unitnya sendiri.
Jihoon tidak terlalu peduli, sebenarnya, tapi mengingat ia tidak punya sesuatu yang perlu dikerjakan akhirnya ia menepi. Mendengarkan cerita wanita kepala empat tersebut. "Benarkah?" ia merespon seperlunya. Tidak bermaksud memperlihatkan ketidakpeduliannya dan berusaha terlihat penasaran.
"Ya, dia laki-laki yang tampan." ujar Bibi Yoon, tiba-tiba saja dia tampak begitu menggebu. "Rupa dan proporsi badannya begitu menjulang, siapapun akan menduga jika dia seorang alpha, tapi sebenarnya tidak. Dia adalah omega dengan pheromones termanis."
"Termanis?" Jihoon mengerut. "Apa Bibi Yoon pernah mencium pheromonesnya?"
"Tentu saja tidak," tepukan serta cubitan kecil Jihoon terima dari wanita itu. "Beta seperti kita tidak mungkin mencium pheromones."
Jihoon tertawa, ia sandarkan seluruh punggungnya pada daun pintu unitnya sendiri. "Lalu kenapa Bibi begitu yakin kalau dia punya pheromones paling manis?"
"Suami pernah sekali menciumnya, secara tidak sengaja."
"Mencium—"
"Mencium aromanya!" kali ini pukulan agak keras Bibi Yoon berikan untuk bujangan unit 509. "Jaga pikiranmu aduh! Dasar anak muda!"
Tawa Jihoon menggelegar kemudian. "Baik.. baikk.. lalu??"
"Kau tahu, Nak—"
"Tidak, Bi."
"Astaga jangan menyela!"
Masih terkekeh kecil Jihoon mengangguk setelah memberi gestur mengunci mulutnya.
"Pheromones manis itu begitu candu dan memabukkan." ucap Bibi Yoon. "Suamiku sampai terpancing rut, padahal kau tahu sendiri meski apartemen ini terbilang murah, yang perlu disyukuri adalah tempat ini terjaga ventilasi udaranya. Sangat menguntungkan bagi mereka yang punya secondary gender."
"Meski begitu pheromones manis itu tetap menyusup masuk ke unit kami." Bibi Yoon menatap satu-satunya si lawan bicara. "Apa bisa kau bayangkan, akan segila apa para alpha jika berada di satu ruangan yang sama dengannya?"
Jihoon tidak merespon. Tapi ia berpikir. Hal yang umum kalau pheromones merupakan kunci yang menjadi titik lemah bagi mereka yang punya secondary gender; alpha dan omega. Kecuali beta yang tidak sepeka dua jenis lainnya, pheromones sama seperti penentu karakteristik mereka. Seseorang yang digambarkan cool rata-rata punya pheromones yang beraroma sepeti wood atau musk, dan sesuatu yang berbau manis pasti dimilik oleh mereka para omega yang cantik dan manis. Semakin manis pheromones seorang omega, sedikit saja harumnya sampai ke penciuman alpha, mereka akan menggila dengan sendirinya. Pheromones adalah obat perangsang alami bagi libido alpha.
Bersama tatap yang tertuju pada pintu coklat di sebrangnya, ia kemudian mengingat satu hal. Kalau terkadang, dalam masa/periode tertentu ia kerap kali mendengar bunyi ribut dari unit seberang. Meski kedap aroma karena terjaga ventilasinya, gedung apartemen ini sama sekali tidak kedap suara. Bunyi derap langkah di koridor saja terkadang masih bisa didengar sampai ke dalam unit, dan jika bunyi ributnya sampai sejelas itu Jihoon dengar bukankah bunyinya sangat keras? Ini mungkin terdengar tidak masuk akal dengan topik pembahasan mereka, tapi mungkin bisa sedikit menggambarkan segila apa para alpha di depan omega dengan pheromones paling manis.
"Memangnya, menurut Bibi, seperti apa orang itu?" tanya Jihoon akhirnya.
"Dia?" Jihoon mengangguk ketika tatap Bibi Yoon menunjuk pada pintu unit 504. "Aku tidak mau berpikiran buruk, tapi aku menyadari, jika dia terlalu sering membawa pulang orang yang berbeda-beda. Aku tahu dia omega dengan pheromones paling manis—dia bisa dengan mudah menaklukkan para alpha, tapi... aku tidak suka dengan fakta dia yang terlalu sering berganti-ganti pasangan."
Bibi Yoon itu bukan tipikal wanita yang suka bergosip. Seperti halnya Jihoon yang hanya bertukar sapa seperlunya saja dengan penghuni lain, Bibi Yoon pun begitu. Hubungan antar penghuni di sini tidak buruk tapi juga tidak bisa dikatakan terlalu bagus—atau dekat. Nyatanya, terkadang satu sama lain kerap kali membicarakan yang lain secara diam-diam. Seperti apa yang tengah Jihoon lakukan.
Merasa sudah tahu terlalu banyak, Jihoon ingin menyudahi obrolan mereka siang itu. Tapi apa yang dikatakan Bibi Yoon selanjutnya membuat Jihoon bertahan di tempat.
"Kupikir aku tahu namanya, dia pernah sekali memperkenalkan dirinya. Marganya adalah Kim, tunggu... aku tidak yakin namanya siapa tapi awalannya adalah Jun. Dia bilang berasal dari Chungju. Jun... ah! Junkyu! Namanya adalah Kim Junkyu."
"Kim.. Junkyu? Apa.. Bibi yakin?"
Bibi Yoon mengangguk pasti. Binar matanya begitu terlihat yakin. "100% yakin."
Jihoon tidak yakin apa yang tergambar di kepala begitu nama Kim Junkyu disebut apakah akan sama dengan rupa Kim Junkyu si penghuni 504. Ada banyak laki-laki bermarga Kim yang berasal dari Chungju, dan yang terlahir dengan nama Junkyu pun bukan hanya satu dua orang. Jihoon tidak yakin jika tetangga seberangnya itu adalah sosok Kim Junkyu yang pernah ia kenal sebelumnya.
Tapi ternyata, itu sungguh Kim Junkyu yang Jihoon kenal.
Rupa wajahnya tidak jauh berbeda dari apa yang Jihoon lihat terakhir kali. Hampir 8 tahun berlalu, Jihoon menyadari jika laki-laki itu tumbuh dewasa ketika rahangnya begitu tegas.
Proporsi badannya pun serupa dengan apa yang Bibi Yoon katakan. Junkyu yang ia kenal kini begitu menjulang—berdiri kikuk ketika mereka akhirnya kembali bertukar sapa, setelah lama tidak pernah bersua.
"Kau... masih ingat aku?"
Laki-laki itu mengangguk kecil. "Jihoon, kan?"
"Ya. Benar. Aku Jihoon, Park Jihoon."
"Senang bertemu denganmu lagi, Jihoon-ssi?"
Ya. Benar.
Sangat senang sekali bertemu lagi denganmu, Kim Junkyu.
.
Iseng-iseng edit poster seadanya... malah baper sendiri 🤧🤧
test ombak dulu siapa yang suka genre abo gini??
KAMU SEDANG MEMBACA
Recyle : Jikyu
Fiksi Penggemartrash of Jikyu fict, from senofyou - penggalan kisah yang tak lengkap. - random fic