[Mini Series] Blue 6

1.4K 197 26
                                    

Satu bulan pasca Kim Junkyu setuju menjadi kekasih seorang Park Jihoon, pria itu pagi-pagi sekali sudah rapi dengan celana jeans serta kaus polos warna putih yang dilapisi kemeja biru langit yang dibiarkan tidak terkancing.

Junkyu keluar dari kamar sambil menguap lebar ketika Jihoon sedang menyisir rambutnya.

"Kau mau pergi?" tanya Junkyu sambil lalu, dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. "Oohh... hangout dengan Yoshi, Hyunjin, dan Yoonbin—"

"Bukan," sela Jihoon. Pemuda itu menghampiri prianya. Junkyu mendelik bingung saat Jihoon telah berdiri tepat di depannya.

"Lalu kenapa pagi-pagi begini sudah rapi?"

Jihoon merebut gelas di tangan Junkyu lalu menghabiskan sisa air di dalam gelas itu. "Hari ini kita pergi kencan,"

"Kencan? Siapa? Aku dan kau?"

Tangan Jihoon mencubit kedua pipi Junkyu karena gemas. "Siapa lagi?? Kau kan pacarku, masa aku pergi kencan dengan Yoshi?"

"Tapi kenapa tiba-tiba sih?" Junkyu menepis tangan Jihoon kesal. "Harusnya kalau mengajak pergi kencan kau bisa katakan semalam—"

"Kau kan tidur duluan," potong Jihoon. "Bagaimana bisa aku memberitahu???"

"Ya tapi kan—"

"Sudah, sekarang pergilah mandi." Jihoon segera mendorong pria itu masuk ke dalam kamar mandi lalu menutup pintunya rapat-rapat setelah Junkyu masuk. "Jangan mandi terlalu lama!"

"Aish! Park Jihoon!" teriak Junkyu dari kamar mandi.

Jihoon hanya merespon dengan mengangkat bahu acuh.



•°•






Junkyu lupa kapan terakhir kali ia keluar rumah dan bisa merasa sebebas ini. Dulu ia hanya bisa berdiam diri di dalam rumah, keluar pun hanya ketika perlu saja misalnya belanja kebutuhan bulanan dan selebihnya ia benar-benar tidak pernah keluar rumah.

Dulu Junkyu bagaikan seekor burung dalam sangkar.

Dan sepertinya Junkyu harus bersyukur dan sangat berterimakasih pada Park Jihoon, berkat laki-laki itu ia bisa melakukan hal-hal yang dulu tidak bisa dilakukan.

Salah satunya mengunjungi taman hiburan.

"Ayo naik itu!" Junkyu meloncat-loncat heboh, satu tangannya menggenggam tangan Jihoon dan tangan lainnya menunjuk ke arah wahana rollercoaster.

Jihoon menelan salivanya kasar. Melihat rollercoaster yang bergerak sangat cepat itu membuat keringat dinginnya keluar.

Jujur saja Jihoon sebenarnya tidak bisa menaiki wahana seperti itu.

"Na-naik yang lain saja," ucap Jihoon.

Junkyu mendelik, dia berhenti loncat-loncat dan beralih menatap Jihoon bingung. "Kenapa? Kau takut?"

Kepala Jihoon nyaris mengangguk. "Tidak takut," kepalanya berpikir sangat keras untuk mencari alasan yang tepat. "Antriannya panjang, cari yang lain saja—"

"Yasudah naik yang itu saja!"

Tanpa mendengar respon dari Jihoon, Junkyu menarik Jihoon ke arah wahana yang lebih eksrem dari rollercoaster dengan antrian yang sedikit.

Jihoon panik. Ya jelas antriannya sedikit, siapa juga yang mau naik wahana seseram itu????

Semua berjalan terlalu cepat sehingga ketika Jihoon sadar dirinya telah duduk di atas bangku wahana, sabuk pengaman wahana itu pun sudah terpasang erat.

Recyle : JikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang