Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-oOo-
"Oh, jadi ini yang namanya Joanna Zoeralda. Cantik sih... tapi buat apa kalo centil dan suka godain cowok orang?!"
Joanna Zoeralda, karena merasa terpanggil gadis dengan rambut panjang menjuntai itu mengalihkan tatap. Cukup terkejut mendapati empat orang cewek asing yang tidak ia kenal, berdiri berkaca pinggang di sebelah meja cafe yang ia tempati.
Dengan ragu Joanna menunjuk dirinya sendiri, "maaf, tapi kamu bicara sama aku?" tanyanya pelan.
"Hah," cewek yang berdiri paling depan berdecak kencang, Joanna jadi cemas; jujur saja merasa terintimidasi karena tatap tajam dan apparance si cewek yang dirasa memang sengaja membuat Joanna terpojok. "Nama lo Joanna Zoeralda apa bukan?!!"
Cewek itu berseru, Joanna refleks membuang wajah dan menutup mata rapat. Mendapat reaksi seperti itu membuat lawan bicaranya justru tersulut—BANG! Meja dimana laptop serta barang-barang Joanna berada tiba-tiba digebrak.
Tak ayal bunyi keras itu langsung menarik perhatian pengunjung lain.
"Kalo diajak ngobrol tuh minimal liat orangnya dong, dasar jablay!"
Merasa takut tapi juga marah karena disebut dengan panggilan tak pantas, Joanna akhirnya menatap sang lawan bicara. "Jablay? Sorry to say, sebenarnya kamu bicara sama aku atau bukan?"
"Aku punya nama, jangan seenaknya manggil orang dengan panggilan gak pantas begitu." imbuh Joanna.
Tidak ada yang salah dengan nada bicara Joanna; gadis itu tetap mempertahankan intonasi lembutnya, tapi sang lawan bicara justru makin tersulut.
"Gak usah sok kemayu gitu lo ya anjing! Gak sinkron sama kelakuan lo yang kegatelan sama cowok orang!"
"Sok polos tuh dia, biar cowok banyak yang naksir, dasar muka dua!"
"Munafik!! Sikat aja sih Sar, kasih pelajaran biar kapok!!"
Joanna belum selesai menilai situasi tapi rambut panjangnya sudah lebih dulu ditarik; ia dijambak dan ditarik keluar dari cafe dengan paksa. Tentu Joanna memberontak, tapi rontakannya masih kalah ketika ada tiga orang yang mengekang seluruh gerakan.
Dan Joanna berakhir seperti kambing yang diseret untuk disembelih.
DAK!
Joanna dibawa ke tempat yang baru ia lihat. Belum segenap ia berstatus mahasiswa membuatnya masih belum banyak mengetahui seluk-beluk daerah kampus, apalagi Joanna bukan tipikal yang suka explore wilayah, ia hanya mendatangi tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan kegiatan akademis saja.
