[Mini Series] Blue 9

1.6K 195 11
                                    

Junkyu tak mengerti. Sangat tak mengerti dengan sikap aneh kekasihnya itu.

Aneh bagaimana?

Jihoon tidak aneh sih, laki-laki itu menjadi Jihoon yang biasanya yang akan cerewet setiap kali Junkyu mengacau atau membuat apartment nya kotor dan berantakan. Atau Jihoon yang akan berubah sensitif dan sering mengomel kalau pekerjaannya diganggu.

Tapi bukan itu tingkah aneh Jihoon yang Junkyu maksud. Yang membuat Junkyu tak paham dengan isi kepala Jihoon adalah setiap kali mereka on fire laki-laki Park itu pasti selalu berhenti di tengah jalan.

Sekarang hubungan mereka telah berkembang pesat, sangat pesat karena rasanya tidak afdol kalau sehari saja bibir mereka tidak saling berpagut barang sedetik. Iya, skinship seperti kissing and cuddle kini menjadi sebuah keharusan.

Park Jihoon yang kalian kenal kini sudah sedikit banyak berubah.

"Eunghhh..," suara desahan pelan yang terkesan tertahan itu memenuhi ruang kamar. Pria yang berada di bawah kungkungan sang kekasih mengangkat dagunya membuat kepalanya mendongak sepenuhnya ke atas, seolah memberi akses lebih bagi sang kekasih untuk menjamah lehernya.

Matanya terpejam erat kala merasakan bibir lelakinya menghisap kuat kulit lehernya, rasanya geli tapi nikmat di saat yang bersamaan.

"Akh!" Ia agak memekik, kaget, saat lelaki itu meninggalkan satu gigitan kecil di atas permukaan bahu nya.

"Apa?" tanya Jihoon begitu sadar badannya di dorong agak menjauh lalu menemukan kekasihnya itu tengah menatap dengan kening mengernyit.

"Kenapa tiba-tiba menggigit?"

Jihoon mengangkat bahu acuh, "terjadi begitu saja." sahutnya santai. "Kenapa?"

"Tidak, hanya terkejut saja."

Jihoon menghela napas pelan. Gara-gara interupsi itu kesadarannya jadi kembali, alih-alih melanjutkan apa yang mereka geluti Jihoon justru menatapi pria yang sekarang berada di bawah kendalinya.

Bibir merah yang agak membengkak dan basah, mata yang menatapnya dengan sayu, leher dengan banyak tanda ruam kemerahan serta kaus putih polos kekasihnya yang sudah tak karuan, tersingkap di beberapa bagian hingga kulit badan Junkyu terekspos jelas.

Entah kenapa Jihoon justru merona, malu.

"Kenapa?" suara serak itu menyadarkannya, tatapan mata sayu Junkyu kini dibarengi dengan tatapan heran.

Jihoon menggeleng sebagai jawaban lalu dengan sengaja menenggelamkan kepalanya di atas dada kekasihnya.

"Kenapa sih?" tanya Junkyu lagi masih menuntut jawaban kenapa lelakinya itu kembali berhenti di tengah jalan. Padahal ia sudah terbawa suasana.

Gelengan kepala Jihoon membuat Junkyu refleks memejamkan mata dan mengigit bibir bagian dalamnya. Gara-gara lelaki itu dadanya jadi ikut berguncang pelan.

Set!

Tidak hanya itu Junkyu merasa Jihoon dengan sengaja menindih tubuhnya, menempatkan badan kokoh itu di atas badannya sendiri.

"Jihoon?" panggilnya pelan dengan elusan di belakang kepala Jihoon, sedang tangannya yang lain bermain di daun telinga sang kekasih. "Ada apa denganmu, hm?"

Hubungan mereka sudah jalan pada bulan ke enam, tidak terasa ya padahal mungkin baru terasa kemarin mereka saling meneriaki satu sama lain karena rasa kesal, tapi lihat sekarang. Tidak bisa tidak menempel.

"Akuㅡaku sepertinya sudah sangat menyukaimu," geraman tertahan itu mengudara samar, teredam oleh dada bidang Junkyu. "Dan aku takut.,"

Elusan tangan Junkyu pada rambut Jihoon berhenti. "Takut?" kening si Kim mengernyit heran. "Apa yang kau takutkan?"

Recyle : JikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang